Erling Braut Haaland: Idola di Dua Dunia

Dalam dunia olahraga, termasuk sepakbola, regenerasi adalah hal yang absolut. Para pesepakbola veteran yang pensiun, tergantikan oleh bakat-bakat muda nan potensial. Selama beberapa bulan terakhir, ada satu pesepakbola belia yang namanya makin harum dibicarakan publik, dialah Erling Braut Haaland. Pemuda Norwegia berusia 19 tahun yang kini memperkuat Borussia Dortmund.

Haaland berasal dari keluarga yang menggilai olahraga. Ayahnya adalah Alf-Inge Rasdal Haaland, seorang pesepakbola yang malang melintang berkiprah di Liga Primer Inggris dengan membela Nottingham Forest, Leeds United, dan Manchester City. Sedangkan sang ibu, Gry Marita, adalah juara nasional heptathlon.

Bila kalian lupa siapa ayah Haaland, dialah figur yang mendapat tekel keras dari Roy Keane saat City berjumpa Manchester United pada April 2001. Tebasan Keane bikin lutut kanannya bermasalah. Hal ini memperburuk kondisi fisiknya sebab lutut kiri Alf-Inge juga tidak dalam kondisi prima.

Dua lutut yang sama-sama mengalami cedera ini bikin Alf-Inge kesulitan untuk sembuh total. Hari-harinya dihabiskan buat melakoni banyak terapi pemulihan. Sayangnya, hal itu tak membuahkan hasil memuaskan. Alf-Inge akhirnya memilih pensiun usai tak mampu mengembalikan kebugarannya seperti sedia kala. Sang ayah pun mewariskan tongkat estafet karier sepakbolanya kepada sang putra.

Awal kariernya, Haaland mengikuti jejak sang ayah dengan memulai karier di klub lokal Norwegia. Sedari belia, pemain yang satu ini langsung memamerkan kemampuan. Anugerah berupa bakat yang menonjol dari Haaland, benar-benar diasah di tim junior Bryne. Terbukti dengan 18 gol dari 14 pertandingan yang mereka lakoni. Performa ciamik di tim junior itu membuat Haaland naik ke tim senior Bryne pada tahun 2016 dalam usia 15 tahun.

Salah satu klub papan atas Norwegia, Molde, pun kepincut dengan aksi-aksi Haaland dan memutuskan untuk memboyongnya di musim 2017. Bareng Molde yang saat itu jadi salah satu kekuatan utama, ketajaman pemain berambut pirang ini terus mengganas. Di bawah arahan pelatih Manchester United saat ini, Ole Gunnar Solkjaer, Haaland menemukan sentuhannya. Dalam rentang dua musim, ia sanggup menorehkan 20 gol bagi Molde dan mendapat gelar individu Eliteserien Breakthrough of The Year 2018. Melalui sebuah wawancara, Haaland mengakui bahwa Solskjaer memberi pengaruh luar biasa dalam kariernya.

BACA JUGA:  Perlukah Italia Menaturalisasi Joao Pedro?

Impresifnya Haaland di atas lapangan bikin beberapa klub elite Eropa menginginkannya. Namun Haaland justru memilih kesebelasan Austria, Red Bull Salzburg, sebagai destinasi anyarnya per Januari 2019. Sensasi pemain setinggi 194 sentimeter itu rupanya berlanjut di sana walau di musim perdananya cuma merumput di lima laga dan mengoleksi sebiji gol.

Namun di musim 2019/2020, Haaland menghentak dengan gagahnya. Senantiasa jadi andalan di sektor depan, ia begitu rajin mencetak gol. Selama separuh musim, striker Norwegia itu bermain di 22 partai dari seluruh ajang dan mengemas 28 gol! Khusus di ajang Liga Champions, Haaland bahkan mampu menyejajarkan dirinya dengan Alessandro Del Piero, Robert Lewandowski, Neymar, Serhiy Rebrov, dan Cristiano Ronaldo sebagai pemain yang berhasil mengukir namanya di papan skor pada lima pertandingan awal secara beruntun. Catatan itu membuat namanya semakin melambung sebagai wonderkid dan masuk ke dalam daftar buruan klub-klub mapan Benua Biru.

Mujur bagi Dortmund, merekalah yang akhirnya sukses mendapat tanda tangan Haaland pada Januari 2020 kemarin. Biaya yang mesti digelontorkan Die Schwarzgelben mencapai 20 juta euro dan sang pemain meneken kontrak selama empat setengah musim.

Berbeda dengan pemain lain yang umumnya butuh waktu lama dalam beradaptasi, Haaland malah sebaliknya. Debutnya mengenakan kostum Dortmund langsung dihiasi trigol ke gawang Augsburg pada 18 Januari 2020 kemarin. Padahal, saat itu dirinya turun sebagai pemain pengganti. Haaland pun berhak berdiri sejajar dengan Pierre-Emerick Aubameyang sebagai gacoan Dortmund yang bikin tiga gol di partai debutnya. Namanya pun langsung jadi idola baru publik Stadion Signal Iduna Park.

Aksi menawan dari laga tersebut merupakan prolog dari kisah lanjutan yang tak kalah luar biasa. Misalnya saja status pemain Bundesliga pertama yang bisa mengemas lima gol dalam dua pertandingan awalnya. Lalu jadi pemain asal Norwegia pertama yang membukukan 10 gol di Liga Champions hanya dalam tempo tujuh pertandingan (8 gol bersama Salzburg dan 2 gol bersama Dortmund).

BACA JUGA:  Analisis Pertandingan Borussia Monchengladbach (3-1) Bayern Munchen: Keberanian Andre Schubert Tampil Proaktif Berhasil Kalahkan Pep Guardiola

Sayangnya, kampanye Die Schwarzgelben di ajang Liga Champions harus berakhir dini hari tadi (12/3) usai takluk di tangan Paris Saint-Germain di leg kedua babak 16 besar (secara keseluruhan kalah agregat 3-2). Ambisinya buat menambah pundi-pundi golnya pun selesai sampai di sini.

Kendati demikian, Haaland masih dapat berjuang meraih titel kampiun di kompetisi Bundesliga. Pasalnya, Dortmund sedang terlibat persaingan ketat dengan Bayern Muenchen dan RB Leipzig di tiga besar klasemen sementara.

Melihat penyerang muda itu memamerkan kebolehannya secara konsisten adalah hal yang ditunggu-tunggu fans Dortmund maupun mereka yang gemar memperhatikan para bintang muda. Namun situasi berbeda tentu dirasakan oleh penggemar gim Football Manager (FM). Sudah jadi rahasia umum kalau Haaland adalah idola dan selalu jadi buruan utama guna mengisi lini depan. Atribut Haaland dalam permainan sejuta umat itu memang sangat eksepsional.

Jika dalam permainan Winning Eleven kita seringkali bergantung pada nama-nama semisal Adriano dan Roberto Carlos, maka di ranah FM, Haaland mulai mematri namanya sebagai legenda. Sebuah hal yang semoga saja bisa ia implementasikan di dunia nyata.

Mengutip lagu kepunyaan Superman Is Dead (SID) yang berjudul Jika Kami Bersama, Haaland adalah perwujudan nyata sosok yang dibicarakan band asal Bali di dalam lagu itu. Salah satu liriknya berbunyi “…muda beda dan berbahaya”. Sebuah penggambaran yang cocok bagi Haaland. Di usianya yang masih muda, dirinya telah menjelma layaknya figur brilian di kancah sepakbola. Wajar kalau akhirnya Haaland menjadi idola di dunia nyata maupun dunia maya.

https://twitter.com/Squawka/status/1237896587759816704?s=19

 

Komentar
Fans sejak kecil Chelsea FC dan pendukung klub lokal Persiba Bantul. Suka nasi goreng. Banyak omong soal Chelsea di akun @farras_iz.