Apa Salah Menghujat dalam Sepak Bola?

Budaya Timur, konon, mutlak tentang kesopanan dan keramah tamahan. Berulang kali menonton televisi, membaca koran, membaca tulisan di blog orang, hingga akhirnya penulis kenyang dengan kata-kata template pujian orang barat terhadap orang timur seperti bangsa kita. Anda tahu jawaban klise bule-bule tersebut saat ditanya tentang pendapatnya terkait orang Indonesia? Ramah. Ya. Orang Indonesia dikenal ramah dan bersahabat. Penuh sopan santun dan tata krama yang baik.

Remy Sylado, seorang sastrawan dikenal memiliki bakat bermusik, teater, menulis puisi dan masih banyak lagi. Opa Remy adalah segelintir sastrawan Indonesia yang mbeling. Beliau mendobrak khazanah sastra Indonesia dan menggelitik orang dengan puisi-puisinya yang cerdas dan kritis. Baginya, sastra tidak memiliki batasan. Tidak ada aturan. Dengan berangkat dari pemikiran tersebut, muncullah puisi-puisi seperti “Anjing”, “Menyingkat Kata”, dan tentu saja puisi ‘Telor-Telor” yang mahsyur itu.

Beberapa saat yang lalu penulis menyempatkan mengunjungi blog-blog penggemar klub bola tertentu dan memandangi apa-apa saja yang mereka resahkan dan obrolkan dalam forum. Kebanyakan berisi tentang analisis hasil pengamatan pribadi, opini, pandangan taktikal, dan transfer pemain. Jenius sekali fans-fans sepak bola saat ini, terima kasih terbesar harus kita ucapkan ke Football Manager atas sumbangsihnya membentuk pegiat bola yang sok tahu, termasuk penulis sendiri.

Namun, selain memperbincangkan klub sepak bola kesayangan, tidak sedikit di blog-blog tersebut berisi hujatan dan kritikan penuh sarkasme yang mereka khususkan untuk mengolok-olok kebijakan transfer klub bersangkutan atau proses taktik pelatih dan tidak jarang salah satu di antara obrolan forum tersebut ada yang bernafaskan ejekan-ejekan verbal terhadap klub-klub sepak bola rival.

Lantas, apakah salah menghujat dan mengolok-olok dalam sepak bola?

BACA JUGA:  Jalan Berliku Si Kurus

Tentu saja tidak. Tidak ada aturan tertulis tentang itu. Yang dilarang adalah rasialisme, vandalisme, dan isu-isu politik yang dibawa ke stadion. Selebihnya, bebas. Tidak ada larangan mengejek klub sepak bola tertentu yang kalian benci. Jadi, misal kemarin Manchester United kalah oleh Swansea City dan kemudian para haters bersuka cita mengolok-olok United, itu adalah salah satu indahnya hidup ber-sepak bola, sungguh.

Minggu ini saja banyak tim papan atas yang tumbang. Chelsea, Liverpool, Manchester United dan Juventus. Momentum seperti inilah yang membuat sepak bola hidup dan menarik. Footbal banter adalah soal kecerdasan kita mengolah kata ejekan untuk menari di atas kekalahan klub sepak bola tertentu yang tidak kita sukai. Schadenfreude.

Lagipula, kultur sepak bola kita tidak sopan-sopan amat, bukan? Ada rivalitas panjang yang menyertai sepakbola kita. Persib-Persija dan Persebaya-Arema adalah contoh paling mudah. Tentu menyenangkan saling mengolok dan mengejek satu sama lain selama masih dalam koridor batas yang dihargai dan dihormati bersama.

Mencintai tidak berarti akan selalu berperilaku baik dan menerima begitu saja hal yang kita cintai. Kita mencintai sepak bola, tapi tidak berani mengkritik sepak bola yang semakin kapitalis, sama saja kita tidak siap menerima perubahan dari suatu hal yang kita cintai. Kritikan dan hujatan kemudian masuk menjadi bagian terpenting dalam mencintai.

Konteks yang sama terjadi dalam kecintaan kita terhadap klub sepak bola atau pemain sepak bola tertentu yang kita dukung. Ketika Wayne Rooney, Mesut Ozil dan Eden Hazard bermain buruk lalu kita hanya berusaha maklum dan maklum hingga berminggu-minggu, apa beda kita dengan orang yang mencintai dengan buta? Hujatan itu perlu, apalagi dengan media sosial dan segala kemajuan zaman yang sedemikian mentereng, makin gampang kita mengirimkan hujatan ke klub sepak bola atau pemain bola tertentu yang acapkali bermain buruk.

BACA JUGA:  Menyelamatkan Sepak Bola Indonesia dari PSSI

Jadi, mari menghujat. Anda tidak perlu menjadi sehebat Sir Alex Ferguson hanya untuk sekadar mention “asu kowe” ke akun twitter Wayne Rooney yang hari minggu lalu bermain buruk, bukan?

 

Komentar
Penulis bisa dihubungi di akun @isidorusrio_ untuk berbincang perihal banyak hal, khususnya sepak bola.