Justin Hubner: Calon Bek Tengah Kidal Indonesia dari Wolves

Justin Hubner calon bek kidal Timnas Indonesia U-20 asal Wolves. (Instagram @justinhubner5)
Justin Hubner calon bek kidal Timnas Indonesia U-20 asal Wolves. (Instagram @justinhubner5)

Justin Quincy Hubner tiba di tanah air bersama pemain keturunan lainnya, Ivan Jenner. Keduanya datang untuk menyelesaikan proses naturalisasi guna menjawab kebutuhan Shin Tae-yong untuk persiapan skuad Timnas Indonesia U-20 di Piala Asia dan Piala Dunia pada 2023 mendatang. Nama pertama kini bermain untuk tim muda Premier League, Wolverhampton Wanderers sehingga jam terbangnya di liga paling bergengsi tersebut akan berguna untuk melengkapi kekuatan skuad Garuda Muda.

Nama Hubner sebenarnya sudah mulai dikenal publik sepakbola Indonesia sejak 2020 silam. Kala itu, Hubner baru saja pindah ke Wolves dari klub lamanya di Eerste Divisie, FC Den Bosch. Ia memang lahir dan tumbuh di kota berpenduduk lebih dari 150 ribu jiwa tersebut, tepatnya pada 14 September 2003. Darah asli Indonesia mengalir dari sang ayah yang lahir di Jakarta, sementara ibunya merupakan warga negara Belanda.

Hubner kini berusia 19 tahun dan sedang berkiprah dengan tim U-21 Wolves di ajang Premier League 2. Tubuhnya menjulang tinggi 1,88 meter dan berposisi sebagai bek tengah. Kisah sukses Elkan Baggot di tim senior barangkali ingin diduplikasi dengan proses naturalisasi Hubner untuk membela Garuda Muda di ajang sepakbola akbar 2023 mendatang.

Hal ini karena Elkan sudah tidak bisa berpartisipasi akibat eligibility rules di Piala Dunia U-20 2023. Peraturan batasan umur tersebut memutuskan bahwa pemain yang bisa berpartisipasi maksimal lahir setelah 1 Januari 2003 dan usia minimal lahir sebelum 31 Desember 2007.

Sementara Elkan merupakan pemain kelahiran 2002 sehingga Hubner memenuhi kriteria untuk tampil di ajang sepakbola terbesar tim muda tersebut. Namun, terdapat perbedaan dalam proses pemilihan kewarganegaraan antara Elkan dan Hubner meski sama-sama memiliki darah asli Indonesia. Menurut UU Nomor 12 Tahun 2006 pasal 6 ayat 1 menyebutkan bahwa anak dengan kewarganegaraan ganda harus memilih salah satu kewarganegaraannya pasca berusia 18 tahun atau ketika sudah menikah.

Elkan dapat memilih kewarganegaraan Indonesia pada November 2021 lalu tanpa proses naturalisasi dan langsung mendapat Kartu Tanda Penduduk (KTP) sebagai WNI, sebab ibunya merupakan seorang WNI sejak ia lahir dan Elkan telah memiliki paspor Indonesia. Sedangkan Hubner tidak memiliki paspor Indonesia hingga usianya mencapai 19 tahun seperti sekarang.

Oleh karena itu secara hukum, ia harus melalui proses panjang naturalisasi seperti Sandy Walsh dan Jordi Amat dengan mengajukan permohonan secara tertulis kepada Presiden Joko Widodo melalui Menteri dan menunggu persetujuan DPR serta harus melalui proses di tingkat Kemenkumham.

Sebagai bek tengah, ia memiliki agresivitas sehingga mampu memberikan tekanan saat berduel dengan pemain lawan. Bersama Wolves U-21 musim ini, Hubner telah bermain 5 kali di mana 4 di ajang Premier League 2 dan sisanya di EFL Trophy. Hubner tampil penuh sebagai starter dalam dua laga di antaranya, yang mana salah satunya berakhir cleansheet saat kontra Brighton U-21.

Atribut unggulannya sebagai pemain bertahan adalah kemampuan sebagai ball carrying defender dan kemampuan umpan diagonal yang amat bagus. Saat menemui kebuntuan dalam menyerang, ia juga seringkali naik ke depan untuk menciptakan opsi target set piece dengan kemampuan tandukan kepala yang mumpuni.

Hubner awalnya berposisi sebagai striker sebelum ia menyadari kemampuan bertahannya jauh lebih baik. Ia akhirnya menempati posisi penting dalam tim sebagai left center back (LCB) berkat kaki kiri sebagai kaki terkuatnya. Hal ini memudahkannya untuk melakukan progresi bola dari bawah serta memiliki sudut pandang yang lebih baik ketika membagi bola maupun saat bertahan. Atribut yang sangat penting dalam taktik sepakbola modern dan seringkali telah kita saksikan di timnas senior asuhan Shin Tae-yong dengan formasi 3 maupun 4 beknya.

Sebelumnya, pemain yang mengenal sepakbola sejak berusia 3,5 tahun itu mengawali perjalanannya di klub amatir VV TGG di Den Bosch sebelum membela beberapa klub Belanda lain seperti RKC Waalwijk, Willem II, dan Babrant. Titik baliknya adalah ketika Hubner bermain untuk akademi FC Den Bosch. Pemandu bakat dari berbagai klub Eropa datang melihat aksinya dan tertarik terhadap performa impresif bek tengah kidal itu.

Selain Wolves, ia juga sempat menjalani trial dengan klub Italia, Bologna dan pernah berpartisipasi dalam sebuah turnamen. Ia tampil gemilang saat itu dengan catatan 3 gol dari 3 laga bersama tim muda Bologna. Tapi akhirnya, hatinya berlabuh ke Inggris untuk berjuang menembus tim utama Wolves dan bermain di Premier League.

Hubner sangat mengidolai eks kapten dan bek andalan Real Madrid, Sergio Ramos. Baginya, agresivitas dan jiwa pemimpin sejati dalam diri Ramos sangat menginspirasinya sebagai pemain bertahan dalam sebuah tim. Pemain penyuka siomay itu sebelumnya telah mengungkapkan ketertarikan untuk memperkuat Timnas Indonesia, tapi tak mendapat respons dari federasi.

Alhasil, ia sempat mendapat panggilan Belanda U-19 dan bermain saat laga uji coba versus Italia U-19 di tahun 2021 serta berkontribusi dalam enam laga Kualifikasi Euro U-19. Saat ini, ia sudah tidak berstatus sebagai pemain tim Belanda U-19 sehingga KNVB telah menyetujui keinginannya untuk bermain bersama Indonesia.

Timnas Indonesia U-20 berupaya memperkuat skuad untuk mengarungi dua event akbar pada 2023 mendatang, yakni Piala Asia U-20 di Uzbekistan pada Maret 2023 dan Piala Dunia U-20 di Indonesia dua bulan setelahnya. Pelatih Shin Tae-yong memutuskan untuk memboyong nama-nama pemain keturunan yang bermain di luar negeri guna meningkatkan kualitas tim agar mampu bersaing dalam dua turnamen akbar tersebut. Dengan target lolos fase grup Piala Dunia U-20 tentu tambahan amunisi dengan pemain sekaliber Hubner atau Ivan harapannya dapat mengangkat mental serta kualitas permainan tim secara signifikan.

Komentar
BACA JUGA:  Memangnya Sudah Siap Kehilangan Perisic?