Wijnaldum Sang Penyelamat Bagi Newcastle United

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), hancur merupakan sebuah kata yang menggambarkan suatu kondisi tak berbentuk dan pelik. Dan hal tersebut pas sekali jika dilayangkan kepada Newcastle United kala mengarungi Liga Primer Inggris musim 2014/2015.

Bagaimana tidak, Newcastle yang sempat mencatatkan lima kemenangan beruntun dari pekan ke-8 sampai pekan ke-12 serta duduk di posisi kelima klasemen sementara langsung terjun bebas pasca-ditinggal sang bos, Alan Pardew, yang hengkang ke Crystal Palace.

Sosok John Carver yang merupakan asisten Pardew kemudian ditunjuk sebagai caretaker hingga akhir musim. Naas buat Newcastle karena bersama Carver mereka malah terjerembab ke papan bawah, salah satunya karena rentetan delapan kekalahan beruntun yang dirasakan mulai pekan ke-28 hingga pekan ke-35.

Walau pada akhirnya Newcastle sanggup melepaskan diri dari jerat relegasi usai finis di posisi ke-15 klasemen akhir dengan bekal 39 poin, namun langkah Newcastle sungguh tertatih-tatih saat itu. Suporter The Magpies, julukan Newcastle, pun dibuat jeri kalau-kalau klub idola mereka turun kasta ke Divisi Championship.

Alasan itu pula yang membuat manajemen Newcastle melakukan banyak perubahan, salah satunya mendapuk Steve McClaren sebagai manajer anyar mereka guna mengarungi Premier League musim 2015/2016.

Tak hanya itu, Mike Ashley sebagai pemilik klub juga rela merogoh koceknya dalam-dalam demi merekrut beberapa nama gres seperti Chancel Mbemba, Aleksandar Mitrovic, Florian Thauvin, Ivan Toney dan Georginio Wijnaldum guna memperkuat armada.

Dikutip dari situs transfermarkt.co.uk, kubu The Magpies menghabiskan dana lebih dari 48 juta poundsterling untuk memboyong nama-nama tersebut. Harapannya jelas, McClaren dapat memperbaiki performa Newcastle musim ini lewat skuat yang sudah ada plus beberapa nama anyar yang masuk.

Ekspektasi yang besar dari fans nyatanya berbanding terbalik dengan realita karena racikan McClaren tak kunjung mampu mengeluarkan Newcastle dari papan bawah. Sampai pekan ke-14 The Magpies nyungsep di peringkat ke-19 klasemen sementara, berselisih dua poin dari Sunderland yang duduk di posisi ke-17, batas aman degradasi.

Sialnya, Newcastle harus menjamu Liverpool pada pekan ke-15 padahal klub yang dilatih Juergen Klopp tersebut sedang dalam performa menawan berkat empat kemenangan beruntun di semua ajang sejak 21 November.

BACA JUGA:  Mengapa Kita Perlu Menghormati Diego Simeone?

Tapi seperti biasa, sepak bola bukanlah matematika yang serba pasti karena gemar menghadirkan kejutan demi kejutan. Bermain di St. James’ Park dan didukung puluhan ribu pendukung setianya Newcastle sukses menggebuk The Reds, julukan Liverpool, dengan kedudukan akhir 2-0 (6/12).

Usai laga, chants pun bergema dengan lebih meriah di penjuru stadion. Nama Wijnaldum jadi yang paling harum di kalangan suporter Newcastle sekaligus nama yang paling membuat pendukung Liverpool kesal.

“Semua gara-gara Wijnaldum, mas”, ujar seorang rekan penulis yang memang penggemar Liverpool, sembari menyeruput kopi susu dengan perasaan sebal.

Aksi Wijnaldum di pertandingan itu memang cukup impresif karena dua gol yang dihasilkan Newcastle berasal dari upayanya.

Gol pembuka kubu The Magpies di menit ke-69 tercipta berkat sepakan kerasnya yang justru terdefleksi oleh bek Liverpool asal Slovakia, Martin Skrtel, sehingga masuk ke gawang sendiri. Sementara gol kedua yang terjadi di menit ke-93 hadir dari serangan balik yang dikonversi secara sempurna oleh gelandang berusia 25 tahun tersebut.

Meski laga ini sendiri dibumbui keputusan kontroversial wasit akibat menganulir gol yang dilesakkan Alberto Moreno. Secara keseluruhan The Reds memang tampil tak terlalu oke di partai ini terutama soal pemanfaatan peluang.

Bagaimana tidak, dari 10 tembakan ke arah gawang yang dilepaskan The Reds, hanya satu yang mengarah tepat ke sasaran. Pembelaan apa pun oleh fans Liverpool sejujurnya mudah disanggah bila efektivitas macam ini terjadi. Takdir bicara, malam itu memang rejekinya Newcastle dan Wijnaldum.

Selepas kepergian Yohan Cabaye ke Paris Saint Germain pada Januari 2014 silam, barisan tengah Newcastle mengalami kekeringan ide dan kreativitas yang akut. Ketiadaan gelandang asal Prancis tersebut gagal ditutupi oleh Hatem Ben Arfa, Siem De Jong, Yoan Gouffran maupun Moussa Sissoko. Hal tersebut yang kemudian memicu pihak manajemen untuk mencari sosok gelandang kreatif.

Hal tersebut coba dituntaskan pada bursa transfer musim panas jelang musim 2015/2016 bergulir. Wijnaldum direkrut dari PSV Eindhoven dengan nilai lumayan tinggi, 14.5 juta poundsterling.

Ketertarikan Newcastle pada Wijnaldum bisa dikatakan wajar sebab dirinya mampu mencetak 16 gol dan 3 asis dari 40 laga di semua ajang yang diikuti PSV. Gelandang berkebangsaan Belanda ini diharapkan mampu memberi suntikan kreativitas dalam permainan Newcastle sekaligus menciptakan kolaborasi apik bersama Sissoko dan Jack Colback.

BACA JUGA:  Vujadin Boskov: Simbol Kejayaan Sampdoria

Gelontoran dana yang jumlahnya tidak sedikit itu awalnya memang menimbulkan pertanyaan, pantaskah Wijnaldum dibanderol dengan nilai setinggi itu?

Namum seiring berjalannya waktu, Wijnaldum seolah menunjukkan jika harga tersebut memang layak dikeluarkan untuknya. Performa Wijnaldum pada musim debutnya bersama The Magpies sejauh ini sungguh apik. Tujuh gol, termasuk saat bersua Liverpool, dan dua asis hasil dari 15 penampilan menjadi persembahannya.

Statistik Wijnaldum musim ini (via whoscored.com)
Statistik Wijnaldum musim ini (via whoscored.com)

Dirinya punya kontribusi cukup besar atas 13 angka yang sudah diraup Newcastle hingga saat ini. Justifikasinya sungguh mudah karena 11 dari 13 angka tersebut didapat The Magpies saat Wijnaldum berhasil mencetak gol atau melepaskan umpan berbuah gol. Itu berarti 84.6% poin Newcastle lahir dari sumbangsih mahadahsyat gelandang yang dahulu dikenal  dengan rambut gimbal ini.

Match history Wijnaldum musim ini (via whoscored.com)
Match history Wijnaldum musim ini (via whoscored.com)

Dari statistik tersebut kita bisa melihat bahwa satu-satunya laga di mana gol atau asis Wijnaldum gagal berbuah poin adalah saat The Magpies sowan ke markas Manchester City pada 3 Oktober yang lalu.

Apa yang ditampilkan pemain yang menyatakan jika dirinya lebih senang apabila ditempatkan di belakang striker ketimbang di sayap kiri ini memang sangat memuaskan.

Kehadiran Wijnaldum bak secercah cahaya yang muncul di tengah kegelapan yang masih setia memayungi St. James’ Park. Pantas bila Wijnaldum masuk kategori pembelian terbaik musim ini hingga paruh pertama ini.

Perjalanan Newcastle musim ini masih teramat panjang karena ada 23 partai lagi yang mesti dilalui anak asuh McClaren. Posisi untuk bertahan di kasta tertinggi Liga Inggris juga sangat rentan.

Bila Wijnaldum dapat menjaga performa apiknya hingga akhir musim sekaligus mengatrol performa rekan-rekannya di The Magpies secara menyeluruh, maka tak perlu heran jika nanti dirinya bakal mendapat gelar The Messiah alias Sang Penyelamat dari seluruh pendukung Newcastle pada penghujung musim.

Selamat berjuang Wijnaldum. Howay The Lads!

 

Komentar