Memantau Kinerja Arteta

Jika kita mengecek aplikasi Livescore atau Flashscore dan melihat hasil-hasil laga Arsenal asuhan Mikel Arteta, maka kita bisa dengan mudah menemukan rapor WWWDDWWWWLW.

Selepas kekalahan telak dari Manchester City (28/8), The Gunners memang bangkit. Performa apik yang diperlihatkan Aaron Ramsdale dan kolega mengerek posisi mereka dari papan bawah ke papan atas.

Arteta yang mulanya digoyang isu pemecatan, akhirnya sanggup meraih dukungan fans yang sempat patah arang dengan penampilan tim kesayangannya pada awal musim.

Ketika Arsene Wenger mundur dari jabatannya sebagai manajer Arsenal pada tahun 2018 silam, ia menyampaikan pesan yang sangat sentimental.

Kini, di tangan Arteta, pesan tersebut nampaknya benar-benar dipegang erat. Ia memiliki daya untuk mewujudkannya.

Hal ini ia buktikan dengan memperbaiki kondisi Arsenal, baik secara teknis maupun non-teknis.

Di dalam lapangan, gaya bermain yang diinginkan oleh Arteta mulai terlihat strukturnya. Arsenal terus meraup hasil-hasil positif yang bikin kepercayaan diri tim terdongkrak.

Kian manis, catatan bagus itu ditambah dengan rekor nirbobol yang menawan. Gawang Ramsdale steril pada enam laga Premier League.

Absennya beberapa pemain karena cedera yaitu Granit Xhaka, Kieran Tierney, dan Thomas Partey, serta menurunnya performa Martin Ødegaard ternyata mampu disiasati dengan baik oleh pelatih berkebangsaan Spanyol tersebut.

Dalam beberapa pertandingan terakhir, Arteta memainkan formasi 4-4-2/4-4-1-1. Pierre-Emerick Aubameyang dan Alexandre Lacazette berduet di lini depan. Nama kedua bermain sedikit lebih dalam.

Ketika bertahan, menyerang, maupun fase transisi, Arsenal memiliki berbagai bentuk yang fungsinya menyesuaikan bermacam situasi yang dihadapi. Bentuk tersebut antara lain 4-4-2, 4-2-3-1, dan 4-3-3.

Bentuk-bentuk tersebut memudahkan para pemain untuk melakukan eksekusi sehingga hasil positif berhasil didapatkan.

Tak hanya memaksimalkan open play. Arteta juga menggenjot performa tim dari set piece. Sampai-sampai ia mendatangkan Nicolas Jover, pelatih set piece, yang sebelumnya bekerja untuk Manchester City.

BACA JUGA:  Seperti Petasan Saat Ramadan, Apakah Flare Juga Tak Bisa Hilang dari Sepak Bola?

Berdasarkan data dari skysports.com, Arsenal berhasil menciptakan enam gol dari situasi set piece pada musim ini di Premier League.

Catatan ini sudah menyamai jumlah gol lewat set piece yang dicapai oleh Arsenal pada musim lalu.

Dengan begitu, 40% gol Arsenal di Premier League musim ini diciptakan lewat set piece, meningkat drastis dibandingkan dengan musim sebelumnya yang sebesar 11% (tentu statistik ini masih bisa berubah hingga akhir musim nanti).

Setidaknya, ada perubahan nyata dari kemampuan The Gunners memanfaatkan peluang dari bola-bola mati.

Kemudian, dari sisi non-teknis, Arteta berusaha membangun sebuah kultur yang menurutnya tengah hilang.

Dalam wawancaranya di kanal YouTube Arsenal, Arteta berulang kali menekankan kata unity.

Hal tersebut ia wujudkan dengan memasang foto Wenger dan berbagai kalimat motivasi di tempat latihan The Gunners guna meningkatkan mental dan kebersamaan pemain.

Kinerja Arteta sejauh ini memang memuaskan. Dari kesebelasan yang terseok-seok di papan bawah, Arsenal mampu ia buat kompetitif untuk merangsek ke papan atas.

Namun ujian bagi klub yang bermarkas di Stadion Emirates ini belum selesai. Sebaliknya, banyak pengamat yang merasa bahwa jadwal padat pada akhir tahun merupakan ujian sesungguhnya buat menakar kekuatan Ramsdale dan kolega.

Benar jika Manchester United menjadi satu-satunya tim dengan nama besar yang akan mereka hadapi sepanjang bulan Desember.

Namun delapan laga selama 25 hari berpotensi menguras fisik dan psikis penggawa Arsenal bila tidak mampu ditangani dengan baik oleh sang juru taktik.

Rotasi menjadi keharusan bagi Arteta bila tak ingin skuadnya makin menipis akibat gangguan cedera.

Kendati demikian, ia juga harus menyiapkan berbagai alternatif strategi yang cocok untuk tim asuhannya sehingga terus berlari kencang.

BACA JUGA:  Girl’s Logic on Football

Mentalitas yang kukuh juga mesti diperkuat sang pelatih agar mereka tak mudah goyah. Kemenangan atas Newcastle United (27/11) usai remuk di tangan Liverpool (21/11) menjadi sinyal bahwa The Gunners adalah tim yang liat.

Keberadaan Arsenal di papan atas klasemen bukanlah kebetulan. Ada determinasi dan kerja keras yang dipamerkan Arteta maupun seisi skuad.

Fans Arsenal tentu memahami apa yang sedang diupayakan Arteta dan bakal terus memantau kinerja pria berumur 39 tahun tersebut.

Sekarang tinggal bagaimana mantan asisten Pep Guardiola itu memaksimalkan segala modal yang mereka punyai guna terus bersaing di papan atas dan merebut kembali jatah tampil di kejuaraan antarklub Eropa.

Syukur-syukur kalau mereka sanggup mencuri gelar dari ajang cup competition, entah itu Piala FA atau Piala Liga.

Come On You Gunners!

Komentar
Mendukung Arsenal sejak 2011. Bisa disapa via akun Twitter @_denshit.