Alberto Moreno Perez, pemain yang didatangkan Liverpool dari Sevilla pada awal musim 2014/2015. Pemain yang disebut-sebut sebagai The New Riise oleh beberapa Kopites, lantaran memiliki cara bermain yang mirip dengan pemain nasional Norwegia yang sempat merumput di Anfield tersebut.
Moreno dan Riise memang bisa dikatakan memiliki cara bermain yang mirip, bahkan keduanya sama-sama berposisi sebagai fullback kiri. Tetapi apakah Moreno memiliki sesuatu yang lebih untuk ditawarkan kepada Liverpool? Ini hal yang menarik untuk dikaji.
Transformasi posisi adalah sebuah hal lumrah dalam sepak bola. Langkah yang bisa dikatakan sebagai penghematan dibandingkan dengan membeli pemain baru. Namun sejatinya tranformasi posisi bukan sekadar langkah penghematan, ada hal-hal yang menjadi landasan mengapa tranformasi posisi harus dilakukan.
Kemampuan pemain dan kefasihan pemain untuk bermain di posisi yang berbeda menjadi acuan apakah tranformasi posisi layak untuk dilakukan. Banyak pemain yang kariernya cemerlang setelah melakukan transformasi posisi, di antaranya adalah Javier Mascherano yang awalnya bermain diposisi gelandang bertahan lalu bertransformasi menjadi pemain belakang. Selain itu ada juga nama Gareth Bale yang awalnya berposisi sebagai fullback kiri lalu bertransformasi menjadi pemain depan.
Apakah seorang Alberto Moreno mampu melakukan transformasi posisi?
Sebagai seorang fullback kiri, Moreno memang memiliki kemampuan yang dimiliki oleh rata-rata pemain sayap lainnya, yaitu kecepatan. Hanya yang membedakan fullback dengan pemain sayap lainnya yaitu kesadaran dan kemampuan untuk bertahan. Kelebihan Moreno dibandingkan dengan fullback lainnya adalah kemampuan melakukan tendangan dengan akurasi yang baik.
Sekalipun belum mencetak gol pada musim ini, catatan shots accuracy Moreno boleh dibilang cukup impresif untuk ukuran seorang pemain bertahan. Berdasarkan data dari Squawka, tercatat Moreno sudah melakukan tembakan sebanyak 16 kali di mana 6 di antaranya tepat sasaran dan 10 lainnya melebar. Selain itu juga tercatat ada 11 tembakan yang diblok dari total 25 kali bermain di Liga Inggris.
Moreno juga merupakan salah satu pemain bertahan di Liga Inggris yang memiliki catatan umpan kunci mentereng, yaitu 45 keypass dan 1 asis.
Beralih ke statistik bertahan. Berdasarkan data dari Squawka di Liga Inggris, statistik keberhasilan duel tekel Moreno mencapai 46%, take-on 50%, dan duel udara 42%. Sedangkan untuk aksi bertahan, Moreno mencatatkan 4 kali blok, 42 sapuan, dan 46 intersep.
Melihat catatan statistik tersebut, menarik memang jika membayangkan transformasi posisi yang cocok untuk Moreno. Sangat menarik bila membayangkan Moreno bertransformasi sebagai winger di lini depan, mengingat sepertinya Moreno memiliki naluri menyerang yang lebih besar dibandingkan dengan naluri bertahannya yang juga dibuktikan dengan statistik tersebut.
Bila Moreno bermain di lini depan dengan posisi winger kiri, apa saja yang bisa ditawarkan oleh Moreno?
Dengan bermodal kecepatan dan penetrasi, ditambah dengan catatan impresif dalam hal menciptakan peluang, nampaknya bukan hal yang sulit bagi Moreno untuk berperan sebagai winger penyuplai bola bagi lini depan Liverpool.
Lini depan yang terkadang buntu dan kurang kreatif, mungkin akan terbantu dengan pergerakan seorang Moreno dari sisi kiri. Moreno bisa bergerak cepat menusuk dari sisi kanan pertahanan lawan, lalu bisa melepaskan umpan kunci yang disambut oleh striker Liverpool.
Selain itu ada juga opsi untuk melakukan umpan silang dengan memanfaatkan Benteke sebagai target man. Kita tentu tahu bahwa Benteke cukup mengerikan dalam duel udara.
Bagaimana jika Moreno bermain di sisi kanan padahal dia pemain kidal?
Dalam sepak bola, ada sebuah istilah fungsi dan posisi yang disebut dengan inverted winger. Inverted winger adalah istilah untuk pemain sayap yang posisinya berlawanan dengan kaki dominannya. Misalnya seorang pemain yang dominan dengan kaki kanan, diposisikan sebagai winger kiri, atau sebaliknya.
Dengan menempatkan seorang pemain sayap dengan cara seperti ini, pemain tersebut memiliki keleluasaan untuk mengkreasikan kesempatan untuk dirinya sendiri, seperti melakukan solo run dari sayap ke dalam daerah kotak penalti lawan, lalu melakukan tendangan dengan kaki terkuatnya. Dengan peran ini, pemain sayap menjadi lebih produktif mencetak gol, selain itu sebuah tim juga jadi memiliki banyak variasi serangan.
Moreno yang memiliki kecepatan, mampu melakukan penetrasi, dan tendangan yang bagus tentu memungkinkannya ditempatkan sebagai inverted winger di sisi kanan. Dengan bermain di sisi kanan, Moreno bisa melakukan penetrasi ke dalam kotak penalti lawan, dan melakukan shooting dengan kaki kirinya.
Melihat jumlah tembakan Moreno ketika bermain di lini belakang, bukan tidak mungkin angka statistik tersebut meningkat jika Moreno bermain sebagai inverted winger di sisi kanan lini serang Liverpool.
Catatan gol dan asisnya pun memungkinkan untuk mengalami peningkatan. Namun tidak semua pemain sayap fasih jika dimainkan sebagai inverted winger, banyak hal yang harus dipertimbangkan termasuk kemampuan one on one, teknik, dan lainnya. Dalam hal ini Manajer dan staff pelatih pasti lebih tahu.
Sampai saat ini Alberto Moreno sudah menunjukkan kemampuan yang menjanjikan bagi Liverpool dengan bermain sebagai fullback kiri. Julukan The New Riise sejatinya memang layak diberikan kepadanya. Yang jelas saat ini kopites dan para penikmat sepak bola lainnya menikmati penampilan impresif dan eksplosif Moreno sebagai pemain sayap.
Juergen Klopp dan stafnya tentu lebih tahu dan paham, apakah Moreno bisa dan layak untuk bertransformasi posisi atau tidak. Karena bertransformasi posisi atau tidak, Moreno jelas sudah menjadi salah satu kebanggaan publik Anfield.
You’ll Never Walk Alone, Moreno!