Sepanjang bulan Januari kemarin, bursa transfer musim dingin di liga-liga Eropa dibuka. Ada sejumlah kesebelasan yang memanfaatkannya usai menjalani paruh musim. Salah satunya adalah AC Milan.
Bagi para pelatih klub papan atas, bursa transfer musim dingin adalah waktu yang tepat untuk menambal kekurangan yang ada pada skuadnya, utamanya buat memperdalam kekuatan. Bila mujur, mereka juga bisa melego pemain-pemain yang tidak masuk skema.
Sebaliknya, pelatih klub-klub papan bawah dibuat was-was oleh kebijakan manajemen yang berpotensi melepas pemain terbaiknya lantaran dibanderol mahal. Alhasil, kekuatan mereka justru tergerus dan malah kesulitan tampil lebih prima di paruh kedua.
Gerak Aktif AC Milan
Sepanjang bursa transfer musim dingin kemarin, Milan mendatangkan tiga nama baru ke Milanello, markas latihan mereka. Mereka adalah Mario Mandzukic, Soualiho Meite, dan Fikayo Tomori. Manajemen dan tentu saja pelatih Stefano Pioli berharap jika ketiga nama tersebut dapat memberi kontribusi masif guna menyudahi puasa I Rossoneri tampil di Liga Champions selama enam musim belakangan.
Tak sampai di situ, mengingat performa mereka yang tengah ciamik dengan terus menempati puncak klasemen Serie A, raihan Scudetto ke-19 juga patut dicanangkan.
Ketiga pemain itu didatangkan berkat keahlian dan kecerdikan Paolo Maldini sebagai Direktur Teknik dan Frederic Massara sebagai Direktur Olahraga. Pasalnya, mereka merekrut pemain berdasarkan kebutuhan tim. Bukan sekaar pamer atau menghambur-hamburkan uang.
Meitd didatangkan dari Torino dengan skema pinjaman selama 6 bulan dan opsi permanen pada musim panas nanti. Ia diplot sebagai pelapis Franck Kessie yang tak tergantikan sebagai gelandang bertahan. Di paruh pertama lalu, mengacu pada data WhoScored, Meite menghabiskan waktu 922 menit di atas lapangan dan mengukir 0,8 tekel per laga serta 0,7 intersep per laga.
Sementara Tomori didatangkan dari Chelsea dengan skema yang sama seperti Meite, 6 bulan dan opsi tebus permanen. Tomori akan dijadikan tambahan amunisi di sektor belakang yang dihuni Matteo Gabbia, Simon Kjaer, dan Alessio Romagnoli. Tomori sendiri mau hijrah ke Italia sebab ia tak mendapat menit bermain yang cukup di Chelsea.
Dari seluruh rekrutan, mungkin Mandzukic yang paling mengejutkan. Pasalnya, figur yang satu ini bukan nama asing dalam belantara Serie A. Ia didatangkan dengan skema bebas transfer dan dikontrak selama 6 bulan dengan perpanjangan satu tahun jika Milan lolos Liga Champions musim depan. Mandzukic sebelumnya bermain di Al-Duhail, setelah di datangkan dari Juventus pada awal tahun 2020 dan hanya bertahan sampai 5 Juli 2020.
Bersama klub asal Qatar tersebut, Transfermarkt mencatat bahwa lelaki jangkung asal Kroasia ini hanya bermain 7 kali dengan 1 gol di semua kompetisi.
Dalam hemat saya, perekrutan Manzdukic mendatangkan sedikit dilema. Pasalnya ia sudah hampir 10 bulan tidak bermain. Artinya, Pioli butuh waktu untuk mengintegrasikannya ke dalam tim lantaran harus mempersiapkan kondisi kebugarannya terlebih dahulu.
Walau demikian, Mandzukic mengaku jika ia siap dengan tantangan yang ada di hadapannya bersama I Rossoneri. Ia bahkan mengklaim siap diturunkan di posisi manapun sesuai keinginan Pioli. Mandzukic diproyeksikan sebagai penambah daya gedor di sektor depan sekaligus melapis Zlatan Ibrahimovic.
Peruntungan Kedua
Diakui atau tidak, Maldini dan Massara mencoba mengulangi kesuksesan belanja pemain di bursa transfer musim dingin musim lalu. Kala itu, ada empat figur yang didatangkan yakni Asmir Begovic, Ibrahimovic, Kjaer, dan Alexis Saelemakers.
Bisa dikatakan, transfer tersebut sukses karena membuat Milan yang sempat tercecer di posisi kesebelas bangkit dan akhirnya menyudahi Serie A musim 2019/2020 di peringkat keenam.
Ibrahimovic dan Kjaer menjadi kepingan yang benar-benar dibutuhkan Milan. Keberadaan mereka membuat tim kian solid dan kompetitif. Ibrahimovic menjadi mesin gol sedangkan Kjaer berperan sebagai tembok tebal di sektor pertahanan.
Mandzukic, Meite, dan Tomori diharapkan mampu mengulangi keberhasilan pada musim sebelumnya. Siapa tahu ketiganya bisa menjadi peruntungan kedua yang I Rossoneri butuhkan untuk mengarungi paruh kedua musim ini.
Dampak yang Belum Terlihat
Sampai tulisan ini dibuat, dampak yang diharapkan dari presensi Mandzukic, Meite, dan Tomori belum terlihat. Nama pertama baru empat kali main dan semuanya berstatus pengganti. Sementara Meite turun di lima pertandingan dengan dua di antaranya sebagai pengganti. Terakhir, Tomori merumput dalam empat laga dan juga dominan turun sebagai pengganti.
Saat ini, Pioli seperti mencari ramuan paling pas untuk memainkan ketiganya sehingga dampak kehadiran mereka belum sepenuhnya terlihat. Andai sudah menemukannya, bukan tidak mungkin transfer musim dingin Milan akan kembali menuai hasil paripurna.