Panduan Agar Kita Sudi Menonton Bola pada Malam Jumat

Ada tiga rahasia Tuhan yang tidak diketahui manusia. Jodoh, kematian dan hasil drawing UEFA. Poin pertama adalah hal yang akan menjadi sesuatu yang dilematis bagi kalian-kalian para tuna asmara. Berikutnya adalah kematian, yang mana ini adalah sebuah hal yang sebaiknya tidak perlu dibahas panjang lebar di sini, karena saya agak ngeri. Dan yang terakhir, akan menjadi suatu hal yang sayang sekali untuk dilewatkan pada sisa musim 2015/2016 ini.

Karena Liga Champions Eropa babak 16 besar sudah berjalan satu leg dan menyisakan satu laga lagi untuk menentukan slot penghuni babak perempat final, maka yang menjadi fokus kemudian adalah hasil undian babak 16 besar turnamen kasta kedua di Eropa, Liga Europa.

Ketika Manchester United menjadi bahan tertawaan karena terjerembab di turnamen yang rutin diikuti Tottenham Hotspurs dan Liverpool, sebaiknya kita segera melupakan lelucon tentang United dan harus sepakat bahwa line-up penghuni babak 16 besar di Liga Europa musim ini memberikan bayangan pertandingan yang menggugah birahi dan hasrat untuk tidak melewatkannya sedikitpun.

Berikut adalah beberapa hal yang patut dicermati tentang hasil undian babak 16 besar Liga Europa (26/2). Tersaji beberapa pertandingan yang bahkan akan jauh lebih menarik daripada hasil undian yang mempertemukan Dynamo Kiev melawan Manchester City atau PSV Eindhoven melawan Atletico Madrid di fase yang sama tapi berlangsung di Liga Champions Eropa.

Liverpool vs Manchester United

Derby England pertama yang terjadi di kompetisi Eropa. Fakta ini saja sudah berbicara jauh lebih banyak dari bagaimana reaksi brilian Jamie Carragher sesaat setelah hasil undian diumumkan oleh UEFA.

Terlepas ini apakah benar cara cerdas UEFA untuk mendongkrak animo penonton, mengingat basis suporter kedua klub ini sangat amat besar di dunia, pertandingan ini adalah salah satu hal yang harus Anda nikmati sebelum rahasia Tuhan yang nomor dua di paragraf atas tadi menghampiri hidup Anda tahun ini.

Ironisnya adalah, kedua klub ini adalah klub Inggris tersukses di kompetisi tertinggi Eropa, yaitu Liga Champions. Liverpool dan United adalah pionir sekaligus wajah klub Inggris yang paling memiliki citra sangat baik di Eropa.

Nyatanya, mereka justru bertemu bukan di Liga Champions, melainkan di pertandingan kasta kedua Eropa di liga malam Jumat. Ironis, pahit, tapi juga membuat adrenalin terpacu untuk menikmati bagaimana dua tim besar di Britania akan saling bunuh demi tiket perempatfinal di ajang Liga Europa musim ini.

Penasaran untuk menikmati bagaimana kedua tim dengan sejarah hebat di Inggris bertemu di kompetisi Eropa? Karena ini yang pertama, maka animo dan antusiasme banyak pihak, dan tentu saja, kedua pemain dan pelatih dari kedua tim akan sangat menentukan corak pertandingan ini nantinya.

BACA JUGA:  Bagaimana Kita Harus Menilai Indonesia?

Lagipula, bagi Liverpool, misalnya, Liga Europa bisa menawarkan jalan instan ke Liga Champions musim depan kalau mampu menjadi juara, mengingat Liverpool masih tertahan di peringkat 8 klasemen liga, dan cukup tertatih untuk menembus empat besar.

Dan bagi United dan Louis Van Gaal, Liga Europa akan menjadi penyelamat gengsi yang paling pas usai tersingkir dari Liga Champions dengan memalukan musim ini.

Borussia Dortmund vs Tottenham Hotspurs

Dortmund musim ini adalah transformasi nyata dari Juergen Klopp yang spartan dengan Thomas Tuchel yang inovatif dan sistematis. Tuchel datang membawa perubahan yang signifikan di Dortmund. Ada beberapa pemain mekar dan menunjukkan potensi hebatnya, semisal Julian Weigl yang dilabeli The Next Sergio Busquets.

Catatan Die Borussen juga sangat gemilang di kompetisi Eropa bahkan di liga, dibantu performa brilian poros Ilkay Gundogan-Henrikh Mkhitaryan-Marco Reus yang menopang eksplosifnya Pierre-Emerick Aubameyang. Di belakang, mereka masih memiliki tembok tangguh yang diiisi Sokratis Papasthopoulos dan Mats Hummels.

Kalau bukan catatan surealis Bayern Munchen bersama Pep Guardiola yang terlampau brilian di liga, niscaya Dortmund dan Tuchel akan mendominasi Bundesliga dengan cara yang atraktif dan menyenangkan untuk ditonton.

Kebetulan, lawan mereka adalah generasi sepak bola baru Inggris yang direvolusi oleh murid Marcelo Bielsa, Mauricio Pochettino. Kalau boleh menggambarkan permainan Tottenham dalam satu kata, saya pilih kata “bertenaga”.

Mereka hampir selalu berlarian menekan lawan dan merebut bola, lalu setelah menguasai bola, mereka menerjang dan menekan lawan dengan cepat dan spartan. Mirip pejuang Romawi yang menyerang bangsa Celts ketika menaklukan Eropa dalam beberapa ekspedisi serangan dalam kurun waktu beberapa tahun saja.

Melihat Tottenham menghancurkan Paula Sousa dan Fiorentina di babak sebelumnya dengan beberapa pemain di skuatnya saat itu adalah pemain lapis kedua, ada jaminan cukup besar bahwa laga kedua tim ini adalah salah satu yang patut disaksikan di liga malam jumat yang mistis itu.

Villareal vs Bayer Leverkusen

Ketika Anda melongok sebentar ke tabel klasemen La Liga, jangan heran kenapa ada nama Villareal di posisi empat besar. The Yellow Submarines pernah punya tradisi bagus di Eropa bersama generasi Manuel Pellegrini dan poros Marcos Senna-Juan Roman Riquelme menopang ketajaman Diego Forlan dan Nihat Kahveci.

Tapi musim ini, bercokolnya mereka di bawah kekuatan poros oligarki Catalunya dan duo Madrid adalah justifikasi penting kenapa tim ini patut diperhitungkan untuk ditonton aksinya di Liga Europa. Satu catatan penting adalah, mereka menyingkirkan Napoli yang diperkuat Gonzalo Higuain dan diasuh pelatih yang tengah naik daun, Maurizio Sarri. Ini sudah rekam jejak yang pantas kenapa Villareal bisa memberi hal menarik di Liga Europa.

Dan lawannya, tim yang tersingkir dari Liga Champions Eropa, Bayer Leverkusen. Dengan Roger Schmidt dan sepak bola counter-pressing-nya, Leverkusen akan menjadi lawan yang sengit untuk wakil Spanyol ini.

BACA JUGA:  Inzaghi dan Memori Fantastis bagi Milanisti

Deretan nama pemainnya pun cukup wahid, semisal Karim Bellarabi, Lars Bender hingga sang juara dunia, Christoph Kramer. Tambahkan pula ketajaman Javier Hernandez dan lengkap pula cerita kenapa partai kedua tim ini cukup layak untuk dimasukkan ke tontonan menarik di malam jumat yang mencekam.

Athletic Bilbao vs Valencia

Untuk tahu betapa hebatnya Athletic Bilbao, cobalah sesekali memainkan tim ini di FIFA atau Football Manager. Kebijakannya untuk hanya menggunakan pemain berdarah Basque adalah salah satu keunikan sekaligus tantangan bagi tim ini untuk berprestasi.

Bayangkan begini, semisal Anda orang Madiun, dan tim kota Anda hanya memberlakukan kebijakan menggunakan pemain yang lahir dan tumbuh kembang di Madiun. Sudah Anda bayangkan? Oke baiklah, sebaiknya Anda bangun dari fantasi tersebut karena itu mimpi buruk.

Tidak ada kultur sepak bola yang bagus di Madiun, apalagi kepengurusan klub yang terencana. Tapi di Basque, lain cerita. Anda ingat bukan kalau tim Basque ini yang menghancurkan manusia-manusia dewa dari Catalunya itu di Piala Super Spanyol lalu?

Valencia sendiri sedang dalam masa transisi dari Nuno Espirito Santo ke rezim Britania ala Gary Neville. Mereka sedang dalam masa positif setelah empat kemenangan beruntun di dua laga liga dan dua laga Liga Europa. Tidak tanggung-tanggung, mereka menghancurkan Rapid Vienna dengan agregat gol 10-0 untuk lolos ke babak 16 besar dan bertemu Bilbao.

Bertemunya dua tim serumpun ini akan menarik, mengingat dominasi Spanyol di kompetisi antarklub Eropa sudah sangat dominan dalam lima tahun terakhir. Siapa pun yang memenangi duel ini, akan melanjutkan legitimasi sepak bola Spanyol yang mulai menancapkan kuku dominasinya di sepak bola Eropa.

***

Di luar empat partai luar biasa tersebut, ada beberapa klub yang kiprahnya perlu jadi sorotan, semisal juara bertahan, Sevilla yang uniknya, juga tersingkir dari Liga Champions Eropa.

Selain itu ada SS Lazio, satu-satunya wakil Italia yang masih tersisa dan menjaga gengsi Serie A di hadapan klub-klub La Liga dan Premier League. Untuk selingan dan selera sepak bola yang hipster, Anda bisa mencoba menonton pertemuan antara Shakhtar Donetsk vs Anderlecht atau Fenerbache vs Sporting Braga.

Apa pun itu, Liga Europa musim ini sangat menarik. Ada banyak klub-klub mapan di papan atas liga-liga Eropa yang kebetulan terasingkan di kasta kedua. Dibanding Anda merenung meresapi kegagalan asmara perihal rahasia Tuhan yang pertama, atau ketakutan menghadapi rahasia Tuhan yang kedua, sebaiknya Anda bersiap menikmati sajian menarik dari hasil undian Liga Europa musim ini.

 

Komentar
Penulis bisa dihubungi di akun @isidorusrio_ untuk berbincang perihal banyak hal, khususnya sepak bola.