Tak kenal maka tak sayang, itu sebabnya klub sepakbola masa kini beradu kreativitas dalam memperkenalkan anggota baru (baik pemain atau pelatih) kepada publik. Tim mapan seperti Barcelona, Juventus, Manchester United, sampai klub divisi bawah layaknya Alicante, Reggina, hingga Salford selalu punya cara menarik untuk itu.
Walau demikian, tak ada yang abadi dalam sepakbola. Pemain atau pelatih akan datang dan pergi.
Ketika tak lagi menjadi bagian dari klub, maka pihak klub juga berusaha untuk mengucapkan salam perpisahan sebaik mungkin.
Adu kreativitas memang umum terjadi dalam fase pengenalan pemain baru, biasanya dengan menggunakan media sosial.
Lantas bagaimana dengan pelatih? Penulis mencoba mengambil contoh dari kesebelasan Juventus.
Pertimbangan objektifnya adalah I Bianconeri cukup sering berganti pelatih dalam beberapa tahun terakhir.
Sejak 2019 hingga kini, terjadi pergantian dari Massimiliano Allegri ke Maurizio Sarri ke Andrea Pirlo dan balik lagi ke Allegri. Pertimbangan subjektifnya, penulis adalah fans Juventus.
Salah satu saluran komunikasi yang digunakan klub untuk mengumumkan perekrutan pelatih anyar atau pemberhentian pelatih adalah situsweb resmi.
Pada umumnya, judul yang dipilih oleh klub cukup datar, misalnya “Official Statement on … ”, tanpa menjelaskan inti dari pernyataan resmi itu pada judul.
Sedikit berbeda dengan klub lain, Juventus berusaha memberikan pernyataan resmi terkait perkenalan atau perpisahan pelatih dengan cara yang berbeda.
Dari segi pemilihan tema, pilihan kata, dan kalimat yang digunakan, ada perbedaan cukup drastis pada tahun 2021 di mana bahasa yang digunakan cenderung lebih personal, fun (untuk perkenalan pelatih baru) dan sentimental (untuk perpisahan dengan pelatih lama).
Sebelumnya, keterangan yang disampaikan klub yang berdiri tahun 1897 ini cenderung menampilkan data-data statistik terkait rekam jejak pelatih tersebut.
Penulis melakukan penelusuran informasi di situs resmi. Agar tulisan ini tidak terlalu panjang, maka penulis hanya membatasi pernyataan resmi Juventus berkaitan dengan pisah sambut pelatih dalam kurun waktu 2019 sampai 2021. Berikut perinciannya :
Maurizo Sarri: Meyakinkan Juventini, Melepas dengan Kata-kata Singkat
Juventus mengumumkan secara resmi penunjukkan Sarri pada 16 Mei 2019 dengan judul yang bersifat langsung yakni, “Maurizio Sarri is the New Juventus Coach”.
Pernyataan resmi Juventus diawali dengan memaparkan rekam jejak dan prestasi mantan bankir itu selama menangani Chelsea serta diikuti dengan paparan singkat perjalanan karir selama menangani klub-klub di Italia.
Ada beberapa kata atau kalimat yang dicetak tebal dalam pernyataan resmi tersebut. Seperti juara Liga Europa bersama Chelsea dan perolehan poin Napoli di Serie A yang terus meningkat selama tiga tahun ditangani Sarri.
Tak ketinggalan, ada bahasan mengenai keberhasilan membawa Empoli promosi ke Serie A. Selain itu cetak tebal juga dilakukan terhadap kalimat tentang durasi kontrak lelaki perokok berat tersebut.
Fakta-fakta ini ditonjolkan kemungkinan guna meyakinkan para Juventini. Pasalnya, hujan protes dari pendukung I Bianconeri mengiringi penunjukkan pria kelahiran 10 Januari 1959 tersebut karena Sarri dinilai kurang meyakinkan.
Ditambah lagi, Sarri kedapatan pernah mengacungkan jari tengah kepada Juventini saat masih menangani Napoli.
Sarri hanya bertahan semusim di Juventus dengan pencapaian mengantar Cristiano Ronaldo dan kawan-kawan meraih Scudetto kesembilan secara beruntun.
Tatkala sang pelatih dilengserkan dari jabatannya, pernyataan resmi klub yang bermarkas di Stadion Allianz itu sangat ringkas.
Hanya berjumlah lima baris dengan judul yang to the point yakni, “Maurizio Sarri Relieved of His Duties”, yang kurang lebih berarti Sarri sudah dibebastugaskan.
Pernyataan pendek dan terkesan kaku tersebut dibuka dengan kalimat, “Juventus mengumumkan bahwa Maurizio Sarri sudah dibebastugaskan dari posisinya sebagai pelatih tim utama”.
Pernyataan itu diikuti dengan ucapan normatif yakni mengucapkan terima kasih atas jasa Sarri yang disebut telah menuliskan cerita baru dalam sejarah Juventus dengan mencatatkan Scudetto kesembilan beruntun.
Prestasi ini sendiri merupakan puncak karier Sarri selama berkiprah di persepakbolaan Italia.
Andrea Pirlo : Orang yang Tepat di Waktu yang Sulit
Minim pengalaman adalah kesan pertama ketika Juventus mempercayakan posisi juru taktik kepada Pirlo.
Itu sebabnya paragraf pertama dalam pernyataan yang dirilis pada 8 Agustus 2020 yang berjudul, “Andrea Pirlo is The New Coach of The First Team”, berisikan prestasi Pirlo selama aktif sebagai pemain di Juventus dan di tim nasional Italia.
Kemudian untuk menutupi minimnya jam terbang Pirlo, pernyataan resmi tersebut menuliskan kalimat retoris, “Keputusan hari ini berdasarkan keyakinan bahwa Pirlo sudah memiliki apa yang dibutuhkan untuk memimpin tim dari debutnya di bangku cadangan (sebagai pelatih Juventus U-23) dan skuad yang mumpuni serta berlatenta untuk mengejar kesuksesan baru”.
Pernyataan ini ditutup dengan lama durasi kontrak lelaki yang memenangkan Piala Dunia 2006 tersebut.
Setali tiga uang dengan Sarri, masa kerja Pirlo sebagai nakhoda Juventus hanya satu musim.
Pernyataan resmi yang diunggah di situs resmi klub pada 28 Mei 2021 dikemas seperti sebuah surat dengan kalimat tutur yang mengalir, terdiri dari beberapa paragraf, di mana setiap paragraf memiliki baris yang berbeda-beda.
Mulai dari hanya satu baris saja hingga maksimal empat baris. Ada kesan personal dari pernyataan ini yaitu mengajak semua fans Juventus untuk berterima kasih dan mengucapkan, “Semoga sukses di luar sana”, kepada Pirlo.
Kalimat pembuka dari pernyataan ini cukup singkat yakni, “Terima kasih, Andrea”.
Kemudian dipaparkan tentang segala tantangan bagi Pirlo yang disebut, “Untuk menjalani debut pelatih seperti Pirlo membutuhkan keberanian, serta kesadaran atas kemampuannya sendiri, terutama pada periode yang ditandai dengan ribuan kesulitan, ketika dunia dipaksa untuk melakukan adaptasi dari hari ke hari akibat adanya pandemi”.
Dua alinea terakhir pernyataan menunjukkan sejumlah pencapaian Pirlo dari segi trofi dan kemenangan-kemenangan penting seperti yang didapat di Stadion San Siro (kontra AC Milan di Serie A dan Inter Milan pada ajang Piala Italia) maupun Stadion Camp Nou (versus Barcelona di Liga Champions).
Massimiliano Allegri: Mengingat Kenangan Manis dan Merajut Harapan Baru
Juventus balikan dengan Allegri setelah dua tahun berpisah. Itu sebabnya, bagian ini akan lebih dahulu membahas pernyataan resmi saat Allegri berpisah dengan I Bianconeri pada 2019 baru kemudian saat pengumuman resmi kembalinya pria kelahiran Livorno itu ke Vinovo, markas latihan Juventus, pada tahun 2021.
Pernyataan perpisahan Juventus untuk Allegri jauh lebih panjang apabila dibandingkan dengan Sarri dan Pirlo.
Pernyataan yang dirilis pada 18 Mei 2019 ini menggunakan kata yang cukup bernas pada judul, “Thank You, Allegri” dan dalam isi pernyataan terdapat beberapa kalimat yang diberi cetak tebal dengan maksud untuk menonjolkan informasi-informasi tertentu.
Salah satu kalimat yang dicetak tebal tertulis di paragraf pertam, dengan menyebutkan, “Juventus-nya Allegri telah berakhir hari ini. Namun selamanya akan tercatat dalam sejarah”, yang diikuti dengan fakta total trofi yang diperoleh Allegri dan keberhasilan pria kelahiran 11 Agustus 1967 itu sebagai pelatih dengan persentase kemenangan tertinggi (75,5 persen) di Serie A.
Selain informasi yang bersifat data prestasi, pernyataan resmi ini juga menampilkan proses singkat nan mengejutkan banyak pihak sejak Juventus mulai melakukan pendekatan ke Allegri sampai akhirnya kedua belah pihak mau bekerja sama per tahun 2014.
Tak sampai di situ karena ada juga informasi mengenai karakter Allegri yang disebut punya intuisi bagus bernama kegembiraan, serta resep sang allenatore yakni hasil, kerja, respek, dan profesionalisme.
Periode kedua masa tugas Allegri di Juventus resmi dimulai pada 28 Mei 2021. Pernyataan Juventus menggunakan judul, “Welcome Back Home, Max”.
Diksi dalam pernyataan resmi ini tidak seformal ketika mengumumkan Sarri dan Pirlo karena Juventus menggunakan kata sapaan kepada Allegri (akrab disapa Max).
Tiga baris pertama menyajikan informasi yang dapat mengaduk-aduk kenangan masa lalu yakni, “Allegri kembali menemukan bench yang sudah sangat dia kenal. Klub yang dia cintai dan mencintainya. Hari ini perjalanan baru bersama dimulai guna mendapatkan sasaran yang baru”.
Pada bagian selanjutnya pernyataan ini menerangkan bagaimana keduanya mengakhiri kerjasama yang cukup indah beberapa musim silam.
Andrea Agnelli sebagai presiden klub bahkan memberi kaus bertuliskan, “History Alone”, kepada sang pelatih.
Kemudian pada bagian terakhir pernyataan memuat tentang harapan baru, untuk masa depan yang lebih indah dan dengan puja-puji terhadap kualitas diri berikut kepribadian pemberi 11 trofi kepada Juventus di masa jabatannya yang pertama.
Kalimat itu berbunyi, “Sikap profesional yang luar biasa, kekuatan moral, ide-ide brilian, kapabilitas menyelesaikan masalah di dalam dan di luar lapangan, dengan senyuman yang merupakan ciri khasnya, dan dengan caranya memahami sepakbola dan hidup dengan kesederahaan, dan dengan komitmen untuk menikmati setiap momen-momen indah yang dapat dan akan diberikan Juventus”