PSS Sleman Dulu, Kini, dan Nanti

Poster diskusi Campus Boys 1976 "PSS Sleman Dulu, Kini, dan Nanti".

Dalam rangka memberikan pemahaman perihal apa arti sebuah klub kebanggaan, Campus Boys 1976 mengadakan diskusi panel “PSS Sleman Dulu, Kini, dan Nanti” pada hari Minggu, 31 Juli 2022 di Eternity Coffe pukul 19.00 WIB.

Panel diskusi tersebut akan diisi oleh beberapa pembicara yang dianggap sesuai dengan kapasitasnya seperti Zen RS (Founder Pandit Football), Tonggos Darurat (Penulis Buku: Pada Suatu Waktu yang Sleman Sekali), dan Oul Santoso (Sesepuh Kelompok Suporter BCS).

Tak bisa dipungkiri dengan pertumbuhan zaman, sepakbola yang dulunya dimainkan dan dimiliki oleh kelas pekerja melepas penatnya sekarang beralih menjadi olahraga yang bisa dikatakan dekat dengan kelas pekerja sendiri.

Para suporter atau pandemen klub diibaratkan seperti sapi perah yang siap diperah pagi dan sore. Harga tiket yang mencekik hingga kebijakan para “pemilik” klub yang dicintainya membuat munculah ungkapan “againts modern football

Makna di balik kata “Againts Modern Football” adalah melawan segala bentuk perubahan keabsahan tentang klub itu sendiri. Sepakbola modern diharuskan mengkormesilkan segalanya yang terkait dengan suatu klub.

Sepakbola modern meninggalkan marwah klub itu sendiri. Berganti nama dan warna identitas tim sudah tak mengagetkan khususnya di Indonesia.

Keterikatan seseorang terhadap sebuah klub bisa menjadi penyelamat klub yang dicintainya agar tidak semakin menjauh dari jalur yang sesuai. Bagaimana seseorang merawat klub itu dengan seluruh apa yang ia mampu akan menjadi cerita yang tak termaknai.

Ada ketika kalah dan menang menjadi suatu rintangan yang harus dilewatinya. Namun, bagaimana menjadikan klub itu sebagai rumah untuk pulang ketika seseorang sedang merasa di titik terbawah.

Maka dari itu, penting kiranya mengetahui berbagai prespektif dari beberapa narasumber agar suporter atau seseorang lebih mengetahui dan memahami makna dari sepakbola khususnya dari sudut pandang suporter.

BACA JUGA:  Curva Sud Fest Bukan Sekadar Festival Musik Biasa

 

 

Komentar