Semesta Merestui Messi Menuju Kesempurnaan

Lionel Messi belum habis. (messi.com)
Lionel Messi belum habis. (messi.com)

Musim 2021/2022 menjadi periode terburuk Lionel Messi selama lebih dari 15 tahun karier gemilangnya di level puncak sepakbola. Terpaksa hengkang dari Barcelona dan hanya mampu mencatatkan 11 gol serta 14 assists dari semua ajang bersama PSG. Namun, masa-masa buruk itu seakan hanya menjadi bagian kecil untuk mendramatisir kisah kehebatan Messi yang akan mencapai klimaksnya musim ini.

Sejauh musim 2022/2023 berjalan, semesta bak bekerja penuh untuk The GOAT. Musim kedua Messi di bawah gemerlap Kota Paris terasa sempurna sejauh ini. Dalam 16 pertandingan awal musim ini, La Pulga telah menyamai torehan golnya musim lalu dan mencetak 12 assists dari semua ajang bersama PSG. Ia menjadi pemain satu-satunya saat ini yang mampu mencetak lebih dari 10 gol dan 10 assists di lima liga top Eropa. Perlu diingat bahwa kini usianya sudah 35 tahun, tak lagi muda.

https://twitter.com/brfootball/status/1585021984135516160

Protagonis Utama di Dua Kesebelasan

Baik di level klub maupun negara, Messi sedang mengemban peran utama untuk mencapai tujuan tim. Messi mendapat posisi terbaiknya sebagai kreator serangan dengan peran free role nomor 10 di kedua kesebelasan. Musim keduanya bersama PSG berlangsung gemilang meski seringkali terganggu dengan banyaknya isu ego bintang dalam skuad mahal mereka. Dalam 11 pertandingan di Ligue 1, Messi sudah tujuh kali dinobatkan sebagai man of the match. Paling banyak di antara pemain lain dari lima liga top Eropa.

La Pulga menjadi sosok kunci untuk membuka kekuatan penuh Neymar dan Mbappe di skuad PSG. Permainan antara ketiganya di lini serang Les Parisiens terasa cair dan terkoneksi satu sama lain dengan Messi sebagai penghubungnya. PSG yang ambisius mengincar trofi Si Kuping Besar beruntung memiliki seorang Messi di skuad mereka, ditambah dengan gemblengan tangan besi Christophe Galtier untuk mendorong setiap individu mengeluarkan kemampuan terbaiknya dalam sistem permainan kolektif musim ini.

BACA JUGA:  Pep Guardiola dan Keterasingan dari Si Kuping Besar

Laga terkini PSG kontra Maccabi Haifa, Messi menjadi aktor utama pesta gol di Parc des Princes. Ia secara bergantian menjalankan peran sebagai pencetak gol dan penyedia servis bagi rekan setim yang akhirnya sukses membawa PSG melaju ke babak 16 besar Liga Champions. Messi memborong 2 gol dan 2 assists untuk mencapai 129 gol di Liga Champions, sekaligus kian mendekati rekor 141 gol Cristiano Ronaldo yang musim ini absen di ajang paling bergengsi antar klub Eropa tersebut.

Dilansir dari Whoscored, rata-rata tembakan per laganya juga termasuk tinggi, 4.6 tembakan per 90 menit. Ia hanya kalah dari Karim Benzema di urutan teratas yang menghasilkan 4.9 tembakan tiap pertandingan. Sentuhan La Pulga sepenuhnya telah kembali. Ia bisa mencetak gol dengan cara apapun. Tendangan bebas, cut inside, plesing jarak jauh tetap menjadi kekuatan utamanya sebagai world class player.

Terlalu Banyak Kebetulan, Apakah Memang Sudah Ditakdirkan?

Momentum kebangkitannya terasa sangat tepat di saat rival abadinya, Ronaldo sedang merosot dan berada di ambang batas kemampuannya musim ini. Tak hanya itu, di level negara, jalan Lionel Messi untuk meraih gelar juara dunia bersama Argentina seperti sudah ditakdirkan dan terukir dalam sebuah ramalan.

Messi per 26 Oktober 2022 telah mencatatkan 990 laga selama karier profesionalnya. Sebelum gelaran Piala Dunia Qatar 2022, ia masih punya empat laga bersama PSG dengan catatan jika permintaan AFA untuk mengistirahatkan para pemainnya di laga klub terakhir sebelum berangkat ke Qatar dikabulkan, maka Messi akan mengantongi 993 pertandingan ketika sampai di Qatar.

Apabila Argentina melaju hingga ke partai final Piala Dunia, maka Tim Tango akan menjalani total tujuh laga. Artinya jika Messi terus bermain dalam tujuh laga tersebut, ia akan melakoni laga Ke-1000 di final Piala Dunia Qatar 2022. Jalan cerita yang sangat mungkin terjadi, mengingat Timnas Argentina juga menjadi unggulan di gelaran Piala Dunia tahun ini.

Berbekal skuad matang, Argentina diprediksi bakal melaju jauh di Qatar. La Albiceleste dipenuhi motivasi tinggi setelah menjuarai Copa America 2021 lalu dan mencatatkan rekor tak terkalahkan selama ajang Kualifikasi Piala Dunia 2022 Zona Conmebol.

Apalagi, Qatar akan menjadi kesempatan terakhir Messi menari-nari di atas lapangan bersama Tim Tango. Setelah gagal merengkuh trofi Piala Dunia di empat edisi sebelumnya, tahun ini akan menjadi momentum paling pas bagi Messi untuk mengakhiri penantian 36 tahun sejak terakhir kali Argentina menjadi juara dunia. Argentina juga tergabung di grup C yang terhitung cukup mudah di atas kertas. Messi dan kolega akan berebut tempat ke 16 besar melawan Polandia, Mexico, dan Arab Saudi.

Jika skenario terbaik itu berjalan sebagai mestinya, dengan dukungan penuh dari semesta, maka Messi secara mutlak akan menasbihkan dirinya sebagai pesepakbola terbaik sepanjang masa. Ia akan mengakhiri segala perdebatan tentang Messi versus Ronaldo dan menjawab keraguan semua orang bahwa Lionel Messi juga mampu mempersembahkan yang terbaik untuk tanah kelahirannya. Jika momen itu benar-benar terwujud, maka dapat dipastikan Messi akan meraih Ballon d’Or Ke-8 musim depan dengan rangkaian kisah dramatis yang akhirnya bermuara pada sebuah kesempurnaan.

Komentar