Stadion Benteng dan Prestasi Duo Tangerang

Tangerang merupakan nama daerah di Provinsi Banten yang sebelum tahun 2000 masih menjadi bagian dari Provinsi Jawa Barat. Pada awalnya, Tangerang merupakan sebuah daerah otonom (daerah tingkat II) Kabupaten Tangerang yang kelak mekar dan menciptakan daerah otonom baru: Kota Tangerang dan Kota Tangerang Selatan.

Di Tangerang inilah bercokol beberapa kesebelasan yang berkiprah dalam persepakbolaan nasional yaitu Persita, Persikota, Persitangsel, PS Gajah Tunggal, dan Tangerang Wolves FC.

Berbicara tentang Tangerang, kita tidak bisa melepaskan diri dari Stadion Benteng. Stadion yang awalnya dikuasai Persita sebagai perserikatannya Kabupaten Tangerang itu, kini berada di wilayah Kota Tangerang seiring dengan lahirnya daerah otonom baru pada tahun 1993. Stadion Benteng itu sendiri berada di Jalan Taman Makam Pahlawan (TMP) Taruna, Kota Tangerang.

Umumnya, beberapa stadion di Indonesia akan dibangun atau minimal diperbaiki ketika tim kebanggaannya berprestasi baik. Anggaplah itu sebagai “hadiah” dari pejabat daerah setempat. Dikatakan “dibangun” atau “diperbaiki” karena secara umum stadion-stadion itu merupakan kelanjutan dari lapangan-lapangan yang berupa lahan kosong yang tersedia.

Nah, berkaitan dengan hal itu, Stadion Benteng justru baru dibangun kembali ketika Persita bangkit dan memasuki Divisi Utama Perserikatan 1989/1990. Berawal dari Persita (“senior”) di Divisi II Perserikatan 1987 (runner-up) dan Persita (junior) yang difavoritkan sebagai juara Piala Suratin 1987 (yang gagal karena “hanya” kalah adu penalti di semifinal sehingga harus puas menempati peringkat ketiga). Pada masa inilah, dalam perserikatan yang dipimpin Ketua Umum Urip Hermansyah, itu muncul sosok Agus Suparman yang dipanggil timnas Indonesia U-23.

Setelah promosi ke Divisi I Perserikatan 1988 (juara), para pemain Persita yang mewakili Kabupaten Tangerang pun diikutsertakan dalam Porda Jabar V/1988 di Kota Bandung dan meraih medali emas. Lalu, setelah promosi ke Divisi Utama Perserikatan 1989/1990, Pemda Kabupaten Tangerang di bawah Bupati H. Tadjus Sobirin berupaya untuk membangun kembali Stadion Benteng.

BACA JUGA:  Sebuah Panggung Drama Bernama Stadion Anfield

Berdasarkan catatan masa itu, Stadion Benteng memiliki luas 16.000 meter persegi dengan menghabiskan biaya 900 juta rupiah. Tentu saja belum tuntas semua karena biaya pembangunan mencapai 3 miliar rupiah. Isi Stadion Benteng mencapai 2,4 hektar dan saat itu diupayakan bisa menampung 10 ribu penonton.

Stadion Benteng pun diresmikan oleh Gubernur Jawa Barat (saat itu) Yogie Supardi Memet pada tanggal 11 Januari 1989. Dimeriahkan pula oleh pertandingan peresmian Persita melawan Persib. Hasilnya, tuan rumah Persita unggul 1-0.

Dalam perkembangannya, Stadion Benteng melahirkan gelar juara bagi Persikota yang saat itu diarsiteki Andi Lala. Ketika itu, Rahmad Darmawan cs berhasil membawa Persikota menjuarai Divisi II LI 1996 dan Divisi I LI 1997.

Sementara itu Persita kembali mengukir prestasi terbaiknya. Klub yang kala itu diarsiteki Suhartopo itu membawa Agus Suparman, Ilham Jayakesuma, Fabio Oliveira, dan kawan-kawannya meraih juara Divisi I LI 2000. Persita kemudian berhasil melaju hingga final Liga Indonesia 2002. Sayangnya di final mereka menyerah 1-2 dari Petrokimia Putra Gresik. Bagaimanapun itu tetaplah sebuah prestasi yang membanggakan bagi Persita dan publik Tangerang.

Kini, apa kabar Stadion Benteng?

 

Komentar
Enggan menampilkan foto diri, blog, dan akun Twitter.