Status Penerus yang Meredupkan Jese Rodriguez

Status Penerus yang Meredupkan Jese Rodriguez

Tatkala seorang pesepakbola muda dengan aksi ciamik berhasil mencuri perhatian, lahirlah sebuah kebiasaan publik yang bernama pelabelan. Jika si bocah memiliki gaya main mirip Zinedine Zidane, maka ia akan mendapat label The Next Zidane. Andai sang bocah dinilai persis dengan Raul Gonzalez, maka status The Next Raul bakal disematkan kepadanya. Hal ini pula yang pernah dirasakan oleh Jese Rodriguez.

Jese lahir di Las Palmas pada 26 Februari 1993. Sedari belia, Jese memperlihatkan ketertarikannya terhadap sepakbola. Usai bergabung dengan Huracan dan El Pilar guna menimba ilmu di fase junior, tawaran bergabung dengan akademi Real Madrid akhirnya ia terima pada 2007 silam.

Keputusannya tidak salah karena di sana, Jese sanggup meningkatkan kemampuannya sebagai pesepakbola. Tak heran kalau di tahun 2011, Jese sudah membela tim Real Madrid Castilla (tim cadangan Los Blancos) yang kini berkompetisi di Divisi Segunda B grup 1.

Penampilan Jese bersama Real Madrid Castilla memang impresif karena kepala dan kakinya begitu rajin melesakkan gol. Tak terkecuali, memecahkan rekor milik Emiliano Butragueno yang mencetak 21 gol pada musim 1983/1984 silam. Di musim 2012/2013, Jese sukses menggetarkan jala lawan sebanyak 22 kali.

Bagi para penggawa akademi, bermain untuk Real Madrid Castilla berarti membuka peluang untuk beroleh kesempatan memperkuat tim utama. Situasi inilah yang dinanti-nanti oleh Jese. Namun melimpahnya pemain bintang di tim senior membuat hal itu tak mudah diwujudkan.

Debutnya di kancah profesional bareng Los Blancos baru terjadi pada 12 Desember 2011 di ajang Copa del Rey. Sementara di kompetisi La Liga, debut Jese dilakukan pada 24 Maret 2012. Kala itu, Madrid ditangani oleh Jose Mourinho.

Ketika Mourinho lengser dan digantikan Carlo Ancelotti, penampilan sporadis Jese di tim utama tak lagi terjadi. Rasa percaya Ancelotti terhadap Jese rupanya lebih besar sehingga berani memainkannya secara konsisten, baik sebagai pengganti maupun starter, di lini serang menemani Gareth Bale, Karim Benzema, Angel Di Maria, Alvaro Morata dan Cristiano Ronaldo.

BACA JUGA:  Bung Towel: Pengurus PSSI Harus Mundur!

Kenyataan itu membantu perkembangan Jese yang dianggap makin impresif. Tak heran jika status The Next Raul ditempelkan publik Stadion Santiago Bernabeu kepadanya.

Apes, ketika Jese sedang menikmati salah satu momen indah dalam hidupnya, cedera Anterior Cruciate Ligament (ACL) menghantamnya. Jese pun dipaksa menepi selama sembilan bulan!

Usai pulih, Jese berjuang keras untuk merebut satu pos inti di skuad utama. Namun ironis, hal itu tak mudah dilakukan. Semakin sesaknya lini depan Madrid yang kedatangan James Rodriguez dan Javier ‘Chicharito’ Hernandez bikin kesempatan Jese merumput semakin minim di musim 2014/2015.

Hadirnya Rafael Benitez sebagai nakhoda anyar di musim 2015/2016 memunculkan situasi yang makin pelik. Ketika Benitez dipecat pada bulan Januari dan digantikan oleh Zidane, peruntungan Jese tak banyak berubah.

Dengan kontrak yang segera kedaluwarsa serta pertimbangan mendapat kesempatan main lebih banyak, Jese pun menerima pinangan Paris Saint-Germain (PSG) jelang bergulirnya musim 2016./2017. Total uang yang wajib digelontorkan Les Parisiens saat itu berjumlah 25 juta euro.

Hijrah ke Prancis rupaya bikin ruwet. Jese gagal beradaptasi dengan baik di sana sehingga jarang sekali diberi kepercayaan turun ke lapangan. Terlebih, ia juga sempat mengalami apprendicitis.

Pelatih PSG ketika itu, menyarankan Jese untuk hengkang di bursa transfer Januari dengan status pinjaman demi mengembalikan performanya. Klub dari kota kelahirannya, Las Palmas, jadi tempat untuk itu.

Performanya memang memperlihatkan progresi dan menghadirkan kans buat tampil lebih sering di tim utama PSG sekembalinya dari masa peminjaman. Namun sial, hal itu jauh panggang dari api karena Jese tak pernah betul-betul mendapat kesempatan untuk memperkuat Les Parisiens lagi.

Oleh manajemen PSG, Jese secara konsisten dipinjamkan ke klub lain. Las Palmas di separuh musim 2016/2017, membela Stoke City semusim penuh (2017/2018), merapat ke Real Betis di musim 2018/2019 dan sekarang mengenakan seragam Sporting Lisbon.

BACA JUGA:  Memanusiakan Matthew Le Tissier

Menyedihkan bagi Jese karena bersama klub-klub itu, penampilannya tak seaduhai dahulu. Kemampuannya seolah lenyap ditelan status The Next Raul serta cedera ACL. Saking redupnya Jese, sempat beredar isu kalau Os Leoes, julukan Sporting, ingin menyudahi peminjaman sang pemain lebih awal dan mengembalikannya ke PSG di bursa transfer Januari lalu.

Kehidupan Jese di luar lapangan pun disebut sebagai salah satu faktor mengapa penampilannya tak seperti dulu. Hubungannya dengan model kenamaan, Aurah Ruiz, yang membuahkan seorang bayi tapi konon ditelantarkan Jese bikin nasibnya memburuk.

Karier di Dunia Musik

Tak sampai di situ, Jese pun semakin sibuk dengan kariernya di dunia musik. Ia menjadi seorang rapper dengan nama panggung Jey M. Sempat bikin sebuah band bersama DJ Nuno yang diberi nama Big Flow pada Maret 2014, lantas bubar pada November 2014, Jese melanjutkan kariernya di dunia musik secara solo per tahun 2015. Pada tahun 2018 kemarin, Jese meluncurkan sebuah single yang berjudul La Prueba yang hasil penjualannya ia donasikan untuk riset penyakit.

Saya pun iseng mengecek Spotify dan menemukan fakta bahwa jumlah lagu yang sudah dirilis Jese alias Jey M sebanyak 14 buah. Catatan itu bahkan melampaui torehan golnya bersama Madrid, PSG, Las Palmas, Stoke, Betis, dan Sporting yang tak pernah lebih dari 13 butir.

Dengan karier sepakbola yang terkesan stagnan, Jese butuh usaha lebih keras dan mungkin, keajaiban, agar semuanya membaik. Kalau pun tak mampu, menyeriusi dunia musik barangkali jadi opsi yang lebih aman baginya. Membuang status The Next Raul dan menjadi Jese, eh Jey M, yang seutuhnya.

Komentar
Seorang penggemar Real Madrid yang sedang menjalani masa kuliah di Universitas Negeri Surabaya. Dapat dihubungi di akun Twitter @RijalF19.