Mason Mount mengirim umpan dari tengah lapangan ke Kai Havertz yang berlari menuju final third pertahanan Manchester City. Bola sampai ke Kai lalu dengan sedikit gocekan ia melewati Ederson dan sukses memecah kebuntuan pada final Liga Champions 2020/2021 lalu. Apa yang dilakukan Mount adalah through pass, teknik umpan paling mematikan dalam sepakbola.
Through pass atau umpan terobosan berada di peringkat teratas dalam hal kualitas penciptaan peluang di sepakbola. Sebuah laporan dari analis sepakbola Amerika Serikat memperhitungkan bahwa through pass memiliki konversi peluang paling tinggi sebesar 32 persen, diikuti cutback dengan tingkat konversi 25 persen.
Penggunaan Through Pass Menurun
Dalam empat musim terakhir, popularitas through pass mengalami penurunan. Grafik penurunan penggunaan umpan terobosan tersaji dengan jelas dari laporan The Athletic. Lima liga top Eropa yakni Premier League, Bundesliga, La Liga, Ligue 1, dan Serie A serta dua kompetisi akbar benua biru mengalami penurunan penggunaan umpan terobosan selama kompetisi berlangsung.
Bahkan di Liga Champions, penurunan mencapai 50 persen selama periode 2018/2019 hingga 2021/2022. Sementara di lima liga top Eropa, penurunannya mencapai angka rata-rata 30 persen dan di Europa League mencapai 24 persen. Apakah data statistik ini menjadi penanda bahwa umpan terobosan mulai punah?
Tentu saja tidak. Umpan terobosan masih menjadi opsi penciptaan yang berkualitas tinggi serta mematikan. Serangan balik Tottenham Hotspur adalah salah satu contoh penerapan umpan terobosan yang efektif dengan memanfaatkan kecepatan Son Heung-min serta penempatan posisi Harry Kane di lini depan.
PSG Raja Through Pass di 5 Liga Top Eropa
PSG sejak kedatangan Lionel Messi menjadi tim yang paling banyak menggunakan umpan terobosan pada musim 2021/2022. Di musim pertama bersama PSG, Messi tercatat telah melepaskan 24 umpan terobosan sukses di Ligue 1. Messi masih merajai klasemen pemain yang paling sering memakai teknik umpan tersebut musim ini. Per Oktober 2022, ia telah melepaskan 8 through pass untuk membongkar pertahanan lawan. PSG juga masih memuncaki klasemen sebagai tim pengguna through pass terbanyak (20) sepanjang musim 2022/2023 di antara tim dari lima liga top Eropa lainnya. Definisi through pass sendiri menurut FBref adalah sebuah umpan sukses yang dikirim melewati pemain belakang menuju ruang terbuka.
Kompleksitas taktik dan gaya main sepakbola sekarang juga menyebabkan tren umpan terobosan cenderung menurun. Perkembangan permainan sepakbola yang lebih memanfaatkan ruang seperti gaya main Pep Guardiola membuat seni pertahanan juga berkembang. Apalagi dengan tipikal striker seperti Erling Haaland yang sangat menyukai umpan terobosan. Sebuah tim kini lebih waspada terhadap eksplotiasi ruang sehingga menciptakan pertahanan yang rapat dan menyulitkan serangan vertikal.
Alternatif Lain Muncul Menjadi Tren
Tak jarang tren underlap juga turut berkembang sebagai opsi alternatif untuk mengirim crossing menuju kotak penalti lawan. Persoalan lain adalah munculnya VAR yang menyebabkan resiko offside semakin tinggi dan membuat pemain lebih sulit menentukan timing yang pas agar through pass berjalan sempurna. Jika Filippo Inzaghi masih bermain sekarang, barangkali ia bisa menaklukkan VAR atau justru dimatikan oleh teknologi mutakhir tersebut.
Alasan lainnya adalah peran kiper yang banyak keluar sarang untuk menghalau bola terobosan. Manuel Neuer dan Ederson sering melakukan aksi ini. Namun, dengan gaya permaianan high pressing dan high defensive line sekarang ini, bukan tak mungkin umpan terobosan akan kembali menjadi tren. Per data The Athletic, terjadi peningkatan penggunaan high pressing di tim Premier League sebesar 18 persen di musim 2021/2022. Menurutmu, apakah efektivitas through pass akan terus menurun atau justru semakin banyak digunakan di sepakbola?