Juventus Women Membidik Italia dan Eropa

Peluit panjang dari wasit menjadi penanda akhir laga UEFA Women Champions League (UWCL) Grup A malam itu (9/12). Skor 0-0 di Stadion Kingsmeadow menjadi hasil pertemuan antara Chelsea Women dan Juventus Women.

Keduanya adalah tim yang sama-sama berjuang di UWCL musim ini dan tergabung di Grup A bersama Wolfsburg Women dan Servette Chenois.

Hasil seri di London bikin Juventus Women belum memastikan diri lolos ke fase selanjutnya.

Mengalahkan Chelsea Women di kandangnya memang bukan perkara mudah. Tak peduli bahwa Juventus Women mengusung ambisi revans sebab di Turin, mereka dipecundangi.

Malam di ibu kota Inggris tersebut menjadi perjuangan terberat tim asuhan Joe Montemurro.

Bagaimana tidak, secara keseluruhan Chelsea Women berhasil menguasai jalannya pertandingan dan memaksa Cecilia Salvai serta Pauline Peyraud-Magnin bekerja ekstra keras membendung serangan yang dibangun oleh Fran Kirby dan kolega.

Berkali-kali Peyraud-Magnin dipaksa jatuh bangun menyelamatkan gawangnya. Walau gagal menang, hasil 0-0 tersebut menghadirkan sebuah catatan apik tersendiri bagi Juventus Women dalam kampanyenya di UWCL musim ini.

Dalam laga-laga tandangnya, gawang Peyraud-Magnin belum bisa dibobol oleh tim lawan.

Kondisi itu berkebalikan dengan laga-laga Juventus Women di kandang sendiri. Total, Peyraud-Magnin sudah memungut bola dari gawangnya di empat kesempatan.

Kegagalan menang atas Chelsea Women bikin laga pamungkas melawan Servette Chenois (17/12) begitu krusial untuk La Bianconere.

Mujur, mereka sanggup menaklukkan tim terlemah di Grup A tersebut dengan kedudukan telak 4-0.

Agnese Bonfantini, Cristiana Girelli (dua gol), dan Lina Hurtig menjadi bintang kemenangan Juventus Women.

Alhasil, Juventus Women finis sebagai runner-up Grup A di bawah Wolfsburg Women yang dalam laga lain sukses menumbangkan Chelsea Women sekaligus merebut status juara grup.

BACA JUGA:  Sepak Bola dan Krisis Identitas di Trenggalek

Dalam undian babak perempatfinal, Juventus Women bakal berjumpa wakil Prancis, Olympique Lyonnais (OL) Feminin.

OL Feminin bukanlah lawan mudah sebab mereka adalah kampiun lima kali UWCL (2016-2020) serta diperkuat srikandi-srikandi hebat dalam wujud Ada Hegerberg, Amel Majri, sampai Danielle van de Donk.

Walau demikian, La Bianconere takkan menyerah begitu saja. Ada waktu yang tersedia untuk memperjuangkan mimpi mereka.

Apalagi terdapat semangat tambahan bagi mereka sebab final UWCL musim ini bakal dihelat di Turin.

Capaian apik skuad asuhan Montemurro di UWCL musim ini tidak bisa dilepaskan dari racikan sang pelatih serta kedalaman skuad yang mereka miliki.

Padahal, jelang musim ini bergulir mereka kehilangan sejumlah figur penting seperti Laura Giuliani yang membelot ke AC Milan Women, Aurora Galli yang bergabung dengan tim perempuan Everton, plus sang pelatih, Rita Guarino, yang mengiyakan tawaran Inter Milan Women.

Hilangnya sosok-sosok penting itu disinyalir bakal mengikis kekuatan La Bianconere. Namun beruntung, manajemen mampu mensubstitusi kepergian mereka dengan figur yang tak kalah berkualitas.

Montemurro didapuk sebagai suksesor Guarino. Sementara Peyraud-Magnin melejit sebagai pengganti ideal Giuliani.

Tak cukup sampai di situ, pos pertahanan pun diperkuat dengan mendatangkan Amanda Nilden guna melengkapi lini belakang yang diisi Sara Gama, Cecilia Salvai, Tuijah Hyyrinen, Lisa Boattin, Matilde Lundorf, Linda Sembrant, Sara Caiazzo dan Martina Lenzini.

Sedangkan lini tengah, Montemurro mengandalkan Martina Rosucci, Sofie Junge Pedersen, Valentina Cernoia, Annahita Zamanian, Alice Giai, dan Ariana Caruso.

Terakhir, lini depan mendapatkan tambahan amunisi dalam wujud Bonfantini yang didatangkan dari AS Roma.

Kedatangan Bonfantini juga memberikan opsi tersendiri bagi Juventus Women sudah punya Girelli, Hurtig, Barbara Bonansea, dan Andrea Staskova sebagai opsi penyerang.

BACA JUGA:  Kane - Son, Mesin Tempur Tottenham Hotspur

Awal perjalanan La Bianconere besutan Montemurro dimulai saat pra-musim dengan menang besar 12-0 atas tim dari Makedonia Utara, Kamenica Sasa.

Juventus Women lalu terjun dalam turnamen Joan Gamper yang mempertemukan mereka dengan Barcelona Femeni yang juga kampiun bertahan UWCL.

Sayangnya, Girelli dan kawan-kawan saat itu dipaksa tiarap dengan menelan kekalahan mencolok 0-6.

Kendati performanya buruk saat bersua Barcelona Femeni, Montemurro sanggup mengatrol kepercayaan diri timnya untuk bangkit saat beraksi di kompetisi resmi.

Selain capaian apik di UWCL, Juventus Women juga perkasa di ajang Serie A Femminile. Hingga pekan kesebelas, mereka masih nyaman duduk di puncak klasemen.

Kerennya lagi, Girelli dan kolega mencatatkan rekor selalu menang dalam sebelas laga. Alhasil, Juventus Women sulit dikejar oleh tim-tim lain.

Melihat situasi yang ada, tim asuhan Montemurro berpeluang untuk memeluk gelar juara lima kali beruntun.

Sejauh ini proyek rejuvenate Juventus Women asuhan Montemurro terlihat lebih berhasil dibanding proyek pembaruan di tubuh Juventus besutan Max Allegri.

Akankah La Bianconere menghadirkan trofi tambahan di J-Museum dalam waktu dekat?

Fino Alla Fine Forza Juventus!

Komentar