Menimbang Kehadiran Eric Bailly di Manchester United

Di tengah gegap gempita Copa America Centenario dan detik-detik jelang pembukaan Piala Eropa 2016, Jose Mourinho melakukan pembelian pemain pertamanya sebagai manajer Manchester United. Bek tengah asal Pantai Gading didatangkan ke Manchester dengan banderol berkisar di angka 30 juta poundsterling.

Laiknya manuver transfer pemain yang acapkali menimbulkan pro dan kontra, kedatangan pemuda 22 tahun ini tidak lepas dari hal itu. Menariknya lagi, si pemain datang dengan banderol yang mahal dan berpotensi besar menimbulkan ekspektasi berlebih yang bisa membuat penampilan si pemain yang bersangkutan menjadi menurun dan cenderung stagnan.

Tapi, Jose tentu bukan manajer kemarin sore yang membeli pemain hanya berdasar catatan statistik semata. Ia pria penuh perhitungan dan strategi matang yang semuanya dilakukan dengan sistematis dan terstruktur, sama seperti bagaimana ia menata dan menempatkan para pemainnya dalam memainkan skema bertahan yang sistematis atau serangan balik sporadis yang mematikan.

Jose jelas tahu apa yang ia inginkan untuk tim, pertanyaannya, sumbangsih apa yang bisa diberikan mantan pemain dari akademi sepak bola Espanyol ini untuk lini pertahanan Jose Mourinho di Manchester United?

Kokoh dan versatile

Bailly berposisi natural sebagai pemain belakang, khususnya, di pos bek tengah. Namun, tak jarang a tampil bagus sebagai bek sayap kanan. Dan beberapa kali pula ia dimainkan sebagai bek kiri.

Rekam jejak Jose memberikan gambaran menarik tentang bagaimana ia mengubah seorang bek tengah muda menjadi pemain matang dan berkemampuan komplit. Contoh yang terjadi pada Ricardo Carvalho di Porto, John Terry di Chelsea sampai Raphael Varane di Real Madrid bisa dijadikan acuan untuk hal yang satu ini.

Pemain yang sukses mengisi posisi yang ditinggalkan Mateo Mussachio karena cedera ini tentu berpotensi menjadi pemain yang berkembang pesat di bawah arahan Jose. Pria flamboyan dari Setubal ini adalah master of defence.

Saya kesulitan menemukan padanan kata yang asyik untuk menyebut Jose sebagai pakar yang paling tepat dalam menggambarkan elegansi seni bertahan yang sistematis. Kira-kira semacam pengakuan akan seni bertahan ala catenaccio era Helenio Herrera atau zona mista yang dimainkan Enzo Bearzot di timnas Italia era Piala Dunia 1982.

Di titik yang sama, Jose ada bersama dua nama pelatih hebat yang saya sebutkan di atas. Itulah alasan kenapa Eric Bailly adalah tipikal pemain yang sangat bertipe ala Jose.

BACA JUGA:  Warna Baru Manchester City Bersama Pep Guardiola

Pekerja keras, kokoh dan bisa dimainkan di berbagai posisi. Jose adalah pelatih yang sempat berinovasi menempatkan Kurt Zouma sebagai gelandang bertahan semasa di Chelsea.

Bailly dan Jose adalah simbiosis mutualisme. Ketidaknyamanan Bailly dalam membangun serangan dari bawah, utamanya karena ia sangat buruk dalam menguasai bola, membuatnya sangat cocok dengan sistem yang acapkali diterapkan Jose di tim yang dikelolanya.

Ditambah lagi, mengacu pada data Whoscored, Bailly memiliki karakteristik gemar menyapu bola atau istilah taktisnya, melakukan clearance. Itu pun dengan catatan, kalau mungkin saja, Jose melakukan perubahan gaya yang signifikan di United.

Tapi agaknya, melihat Jose Mourinho bermain dengan gaya penguasaan bola ala Louis van Gaal tentu setara dengan menyaksikan komet Halley yang lewat melintasi kita selama 76 tahun sekali, bukan?

Bailly bisa flop

Salah satu kelemahan Eric Bailly, kalau Anda bisa temukan di beberapa video yang ada di internet, adalah lemahnya disiplin sang pemain dalam bertahan. Ini bisa menjadi bumerang baginya mengingat Jose bukan tipikal pelatih yang bisa menghabiskan banyak waktu mengayomi pemain muda perihal awareness akan taktik atau kematangan dalam menerima instruksi.

Jose suka pemain matang yang mampu menyerap strategi dan instruksi darinya dengan jelas. Itu sedikit alasan kenapa mungkin, Jose kerap menghindari memakai pemain muda secara berkala di tim utamanya.

Dan di balik itu semua, kedisiplinan adalah isu utama yang pokok dalam strategi ala Jose. Ia sistematis, juga cermat dan tak jarang, semua pendekatan taktikalnya mengutamakan kedisiplinan pemain dalam posisinya di lapangan, sampai kemampuan pemain untuk disiplin dalam menerapkan kerapatan, khususnya bagi Bailly, menerapkan kompaksi yang apik di lini belakang.

Dalam satu rekam ulang pada musim lalu, Bailly sempat melakukan blunder kala dilewati oleh Fernando Torres dalam duel satu lawan satu di saat serangan balik.

Skema ini rentan terjadi mengingat Liga Inggris berjalan dengan intensitas lebih tinggi. Kerasnya liga di Inggris tentu bukan masalah berarti bagi Bailly, tapi ritme pertandingan yang acapkali mengalir dengan cepat, bisa membuat Bailly kerepotan dan keteteran kalau ia tak kunjung memperbaiki masalah kedisiplinannya dalam bertahan.

BACA JUGA:  Surat untuk Bastian Schweinsteiger

Bailly dan komposisi lini belakang Setan Merah

Santer diberitakan bahwa pemain-pemain seperti Matteo Darmian dan Daley Blind akan dilego keluar dari Old Trafford musim depan karena keduanya tak sesuai dengan skema yang akan dimainkan Jose di United.

Kedatangan Bailly bisa semakin memperjelas hal itu, namun bisa jadi, itu juga tidak benar. Kita tidak tahu dan hanya bisa meraba-raba bagaimana Jose Mourinho akan memainkan sepak bolanya di panggung megah Old Trafford musim depan.

Satu yang pasti, untuk pembelian seharga 30 juta poundsterling, sangat mungkin Bailly akan menempati satu slot lini belakang bersama Chris Smalling. Keduanya bukan tipikal pemain belakang yang piawai memainkan dan menguasai bola, walau bukan berarti keduanya tidak mampu memainkan umpan pendek yang simpel dari belakang.

Gayanya tentu berbeda dengan Blind yang lebih nyaman menguasai bola dan memiliki laser pass yang cukup baik, tentu saja mengingat Blind adalah seorang tipikal ball-playing defender yang cukup mumpuni di era Van Gaal.

Atau, kalau Jose mau berinovasi sedikit dan berani berjudi dengan tetap memainkan Blind dan Smalling di lini belakang, ia mampu menggeser Bailly menjadi bek kanan, walau sialnya, si pemain tidak memiliki kapabilitas yang cukup baik sebagai bek sayap murni dibanding semisal, Darmian atau Antonio Valencia.

Dan mengenai isu apakah Blind akan dijual, solusi terbaik adalah sebaiknya mengembalikan Blind sebagai pemain bek sayap kiri dan mendorong nama-nama seperti Luke Shaw atau Marcos Rojo sebagai pelapis bek kiri.

Dan karena satu dan lain hal, justru alangkah baiknya melego Marcos Rojo dibanding mengorbankan Daley Blind dan kemampuan spesialnya bermain di banyak posisi bagi kebutuhan tim.

Trivia

Satu hal yang luput diapresiasi dari transfer perdana Jose di United adalah pilihannya untuk berfokus membeli pemain yang tidak terlibat aktif di Copa America atau Piala Eropa. Ini membuat gerak cepat pelatih dalam menyusun kerangka timnya jadi lebih mudah dan fleksibel, karena di jauh hari sudah mendapatkan pemain incarannya.

Satu hal yang perlu dicermati oleh Arsene Wenger perihal memburu Jamie Vardy atau Jurgen Klopp yang konon, mengincar Gonzalo Higuain.

 

Komentar
Penulis bisa dihubungi di akun @isidorusrio_ untuk berbincang perihal banyak hal, khususnya sepak bola.