Memphis Depay: Harapan yang Tak Lagi Bisa Lagi Diharapkan

Datang dengan status sebagai pencetak gol terbanyak Eredivisie 2014/2015 dengan 22 gol dari 30 penampilan di musim terakhirnya bersama PSV Eindhoven, Memphis Depay menghadirkan secercah harapan ketika diboyong ke Old Trafford pada musim panas 2015.

Terlebih lagi, manajer Manchester United saat itu, Louis van Gaal, bukan orang asing bagi Memphis. Sang meneer ialah orang yang memasukkan pemain kelahiran Moordrecht ini ke dalam skuat Belanda untuk Piala Dunia 2014.

Hasilnya tak terlalu buruk, ia mengantongi 2 gol dan 1 asis hanya dalam 117 menit. Bahkan, golnya ketika Belanda melibas Australia 3-2 membuat namanya tercatat sebagai pencetak gol termuda Belanda di Piala Dunia melewati rekor Boudewijn Zenden yang telah bertahan selama 16 tahun.

Berposisisi sebagai pemain sayap, memiliki gaya bermain yang meledak-ledak, dan lihai dalam mengeksekusi tendangan bebas, membuat Memphis mengingatkan para penggemar Manchester United akan Cristiano Ronaldo.

Ed van Steijn, pemandu bakat yang berjasa dalam memboyong Cristiano Ronaldo ke Manchester, mengungkapkan hal senada. “Saya membandingkannya dengan Cristiano Ronaldo muda dan Depay ternyata memiliki variasi kemampuan yang lebih banyak. Saya lebih menyukainya (daripada Ronaldo),” ungkap Van Steijn.

Sayangnya, Memphis gagal memenuhi ekspektasi yang telanjur membumbung tinggi meskipun sempat dipercaya oleh van Gaal pada awal musim. Nyatanya, hingga musim 2015/2016 berakhir, agaknya fans hanya patut mengingat tiga pertandingan di mana ia menunjukkan permainan yang menonjol.

Pertama, torehan dua gol dan satu asis saat melawan Club Brugge yang membuat Manchester United lolos ke fase grup Liga Champions. Kedua, penampilan apik serta satu golnya ketika melawan Watford sehingga ia ditahbiskan sebagai Man of The Match.

Terakhir, Memphis menunjukkan permainan menawan ketika menjamu Midtjylland dalam ajang Liga Europa, termasuk sebuah gol pamungkas pada laga itu. Selebihnya, Memphis jarang sekali menunjukkan performa yang memukau.

BACA JUGA:  Menyelesaikan Isu Pengaturan Skor sebagai Upaya Mencerdaskan Suporter

Ia seakan-akan tertutup oleh bayang-bayang kegemilangan Anthony Martial. Belum lagi mencuatnya nama Marcus Rashford di jajaran juru gedor Setan Merah membuat Memphis semakin terbenam.

Turunnya performa Memphis ditengarai karena gaya hidupnya yang salah. Ruud Gullit sempat memberikan kritikan tajam kepada gaya hidup Memphis yang bak selebriti.

“Dia (Memphis) memiliki banyak kualitas, tapi untuk memenuhi potensi itu, ia harus tetap rendah hati dalam kehidupan pribadinya. Anda tidak harus muncul dengan Rolls Royce atau Hummer baru di tempat latihan,” tutur Gullit.

Kedatangan Jose Mourinho ke Old Trafford pada awal musim ini pun tak mengubah peruntungannya. Alih-alih bersinar, Memphis justru lebih akrab dengan bangku cadangan. Bahkan untuk duduk di bangku cadangan saja ia kesulitan.

Berlabuhnya Henrikh Mkhitaryan dari Borussia Dortmund pada musim panas ini dan penampilan memukau Juan Mata membuat Memphis semakin tak dapat menit bermain. Jangankan untuk bermain, untuk memperebutkan bangku cadangan saja ia masih kalah dengan Ashley Young.

Musim ini, pemain sayap asal Belanda itu baru melakoni delapan pertandingan tanpa sekalipun mencetak gol dan hanya satu kali menjadi pilihan utama. Dari 124 menit yang Memphis mainkan, hanya 20 menit saja yang ia mainkan di Liga Primer Inggris.

Sisanya, selama 104 menit, ia habiskan di ajang Piala Liga dan Piala FA. Satu-satunya kesempatan turun sejak menit awal juga ia dapatkan ketika menghadapi Northampton di Piala Liga, itupun hanya selama 55 menit.

Hingga saat ini, sepertinya tidak ada niatan bagi Jose Mourinho untuk meliriknya lagi. Bahkan, The Special One menegaskan bahwa ia lebih memilih memainkan pemain lain.

“Saya harus mengakui, bahwa dalam dua bulan terakhir, keputusan saya berkaitan dengan Memphis dipengaruhi oleh informasi bahwa ia akan pindah pada bulan Januari. Itu jelas memengaruhi saya,” ungkap Mourinho dalam jumpa pers, Sabtu (31/12).

BACA JUGA:  Makedonia Utara dan Mimpi yang Terwujud

“Jika saya memiliki perasaan bahwa seorang pemain akan pergi, saya akan memberikan kesempatan kepada pemain lain untuk berkembang. Oleh karena itu, saya lebih memilih memainkan Lingard, Mkhitaryan, Martial, para pemain yang saya tahu 100 persen akan bertahan di klub,” lanjutnya.

Seorang pemain dengan potensi besar tidak akan berkembang jika tak mendapat menit bermain, begitu pula dengan Memphis Depay. Ia butuh menit bermain untuk menunjukkan potensinya. Lantaran Mourinho sepertinya tak berniat memberikan menit bermain, mungkin sudah saatnya Memphis berlabuh di kesebelasan lain.

Tinggalkan Old Trafford, Memphis. Jadilah harapan baru bagi orang lain, karena bagi penggemar Manchester United kau adalah harapan yang tak lagi bisa diharapkan.

 




Komentar
Pendukung Persiba Bantul dengan akun twitter @AndhikaGila_ng