Bintang-Bintang yang Tertinggal dari EURO 2016

Euro 2016 tinggal dalam hitungan hari. Persiapan negara-negara peserta pun sudah memasuki tahap final. Pada tanggal 31 Mei lalu, para pelatih juga telah mengumumkan 23 nama yang dibawa oleh masing-masing tim.

Usai pengumuman tersebut, banyak yang harus menahan kekecewaan karena gagal berpartisipasi pada ajang empat tahunan tersebut. Kemudian, selain mereka yang harus menelan pil pahit pada menit-menit akhir, ada pula nama-nama yang nasibnya telah ditentukan jauh-jauh hari sebelumnya.

Ada yang harus absen karena cedera, ada pula yang harus rela menonton dari layar kaca lantaran negara mereka gagal lolos.

Pada tulisan ini, saya berusaha menyusun sebuah tim berisikan 18 pemain terbaik yang tidak akan kita saksikan pada Euro 2016 ini. Jika Anda memiliki pendapat lain, silakan isi kolom komentar.

Penjaga Gawang – Kasper Schmeichel

Meski bernasib sama dengan sang ayah, Peter, dengan menjuarai Liga Primer Inggris untuk pertama kalinya pada usia 29, nasib Kasper Schmeichel di level negara tidak (atau belum) sebaik ayahnya.

Nyaris meraih Sarung Tangan Emas di Liga Inggris, Schmeichel junior gagal membawa negaranya melewati hadangan Swedia pada babak play-off. Sedang berada di usia emas, Schmeichel masih memiliki kesempatan untuk tampil pada turnamen besar berikutnya.

Hmm, semoga lebih beruntung pada kesempatan berikut, Kasper!

Bek Kanan – Daniel Carvajal

Sial betul Dani Carvajal. Jika saja cedera otot tidak iseng menghampiri pada laga final Liga Champions di San Siro, jatah bek kanan tim nasional Spanyol sudah otomatis akan menjadi milik pemain lulusan La Fabrica.

Carvajal sendiri mengaku sangat kesal karena pada laga final tersebut, ia sengaja minta diganti demi bisa bermain di Euro 2016, akan tetapi, tim medis Real Madrid kemudian memvonis dirinya harus absen pada turnamen kali ini.

Ah, malang betul.

Bek Tengah Kanan – Vincent Kompany

Meski belakangan kerap dihinggapi cedera, Vincent Kompany masih merupakan bek tengah terbaik timnas Belgia. Ia adalah sosok bek tengah dengan kemampuan yang lengkap. Ia adalah pemain bertahan yang amat tangguh dan memiliki kemampuan membangun serangan dengan baik. Selain itu, ia juga sosok pemimpin yang sangat disegani baik oleh kawan maupun lawan.

Sayang, cedera paha ia derita pada laga semifinal Liga Champions kontra Real Madrid dan ia pun harus rela tempatnya di timnas jadi milik Jason Denayer. Meski begitu, Kompany takkan sepenuhnya menganggur pada turnamen ini, karena ia sudah dikontrak oleh BBC untuk menjadi pandit spesial mereka.

Bek Tengah Kiri – Raphael Varane

Bek muda dengan potensi luar biasa ini memang sudah lama dikenal rentan cedera. Sangat tenang dan penuh perhitungan, permainan Varane memang terlihat jauh lebih matang dibanding usianya.

Bek yang dibeli Real Madrid dari Racing Club Lens ini sebenarnya sudah diproyeksi masuk ke dalam skuat arahan Didier Deschamps, namun pada latihan klub jelang final Liga Champions, Varane justru mengalami cedera hamstring.

BACA JUGA:  Zinedine Zidane: Motivator Ulung yang Miskin Taktik

Divonis absen hingga empat pekan, Deschamps pun memutuskan untuk beralih kepada Adil Rami yang sebelumnya berhasil mengantarkan Sevilla menjuarai Liga Europa.

Bek Kiri – Daley Blind

Well, “pemain kesayangan” Louis van Gaal ini memang tidak tampil spesial-spesial amat seiring dengan penampilan klubnya, Manchester United, yang angin-anginan. Sudah begitu, pemain yang bersinar pada Piala Dunia 2014 silam juga harus menerima kenyataan bahwa sang ayah, Danny, yang menjadi pelatihnya di tim nasional Belanda, juga gagal mengantarkan Tim Oranje ke putaran final Euro 2016.

Jika mau menambahkan nasibnya di Manchester United yang terancam setelah kedatangan Jose Mourinho, maka semakin lengkaplah derita Daley Blind. Meski sedang dirundung rentetan nasib buruk, Blind tetap merupakan nama besar yang akan dirindukan di gelaran Euro 2016.

Gelandang Bertahan – Marco Verratti

Mantan gelandang Pescara era Zdenek Zeman ini boleh dibilang merupakan talenta muda terbesar Italia saat ini. Pada usia 23 tahun, pemain bertubuh mungil ini sudah mampu menjadi pemain andalan di klub bertabur bintang, Paris Saint-Germain.

Di tengah seretnya talenta spesial di Gli Azzurri, Verratti sebenarnya diharapkan dapat mengangkat performa tim asuhan Antonio Conte. Sayang, cedera kunci paha mengubur mimpi sang bintang muda.

Gelandang Tengah Kanan – Claudio Marchisio

Kapten ketiga Juventus ini memainkan peran penting pada comeback sensasional Juventus musim lalu. Didera cedera panjang pada awal musim, Juventus pun limbung tanpa sang bintang.

Lalu, ketika Marchisio akhirnya pulih dan kembali membela Bianconeri, laju Si Nyonya Tua pun tak terhentikan. Sayangnya, ketika Juventus justru telah berhasil mengunci gelar juara cedera ACL (anterior cruciate ligament) datang tanpa peringatan.

Terkaparnya Marchisio dan Verratti ini akan menjadi kehilangan yang sulit sekali digantikan oleh siapa pun di tim nasional.

Gelandang Tengah Kiri – Henrikh Mkhitaryan

Pengatur serangan Borussia Dortmund ini memang “sial” karena terlahir sebagai orang Armenia. Sebagai negara dengan kualitas persepakbolaannya tidak spesial, berlaga di turnamen besar macam Euro atau Piala Dunia akan senantiasa menjadi mimpi di awang-awang, walau bukan mustahil.

Finis di posisi juru kunci grup babak kualifikasi, pemain sekelas Mkhitaryan pun terbukti kesulitan mengangkat tim yang sepuluh pemain lainnya memang berkualitas di bawah rata-rata. Meski begitu, pada laga persahabatan kontra Guatemala 30 Mei 2016 silam, ia mencetak gol ini:

Gelandang Serang – Christian Eriksen

Motor serangan Tottenham Hotspur ini sudah barang tentu akan menjadi salah satu pemain paling dirindukan di Euro 2016. Tampil gemilang secara konsisten sepanjang musim, ekspemain AFC Ajax ini membawa The Lilywhites menempel ketat Leicester City sebelum akhirnya kehabisan bahan bakar pada dua laga penghabisan.

BACA JUGA:  Relasi Romantik Prancis Bersama Para Gelandang

Diberkahi kreativitas super, eksekusi bola mati mematikan, serta stamina yang prima, pemain 23 tahun ini tetap gagal mengangkat Denmark yang terhenti di fase play-off.

Second Striker – Marco Reus

Dengan dicoretnya nama bintang Borussia Dortmund ini, berarti sudah dua turnamen berturut-turut dilewatkan Marco Reus. Dua tahun silam, eks Borussia Monchengladbach ini juga harus absen dari Piala Dunia lantaran cedera.

Tahun ini, nasib Reus pun belum membaik. Cedera kembali menghampiri pemain yang sebenarnya sudah menjadi langganan timnas. Satu hal menyakitkan lain, ia dicoret tepat pada hari ulang tahunnya yang ke-27. Sudah klubnya terus diperotoli, timnas pun tak ramah terhadap dirinya.

Ah, Reus, nasibmu.

Penyerang Tengah – Karim Benzema

Tidak dibawanya Karim Benzema ini merupakan kasus yang unik karena ia sejatinya tampil gemilang bersama Real Madrid dan tidak mengalami cedera. Didier Deschamps memutuskan untuk meninggalkan Benzema lantaran kasus pemerasan yang melibatkan rekan setimnya di timnas, Mathieu Valbuena.

Meski telah membantah, dan kasus sudah selesai, tampaknya Deschamps lebih mementingkan keharmonisan tim nasional, terutama setelah “bencana” yang menimpa timnas Prancis pada Piala Dunia 2010.

Hmm, jika Valbuena pun kemudian tidak dipanggil masuk timnas, apakah meninggalkan Benzema benar-benar keputusan tepat untuk Prancis?

Cadangan

Samir Handanovic (PG)

Pemain Internazionale Milano paling konsisten musim lalu, dengan jumlah penyelamatan (88 kali) dan clean sheet (15 kali) terbanyak. Andai saja ia bukan orang Slovenia…

Kurt Zouma

Bek muda Prancis yang secara perlahan mampu menyingkirkan John Terry dari tim inti Chelsea ini harus puas menyaksikan Euro dari rumahnya setelah menderita cedera ACL pada laga kontra Manchester United. Ouch.

Aymeric Laporte

Digadang-gadang akan segera “lulus” dari tim U-21 ke level senior usai tampil apik bersama Athletic Club, engkel bek berdarah Basque ini justru remuk ketika membela Prancis U-21 pada laga persahabatan melawan Skotlandia, Maret lalu.

Danny Drinkwater

F**k Roy Hodgson!

Ilkay Gundogan

“Pengkhianat” Dortmund terbaru yang sudah jauh-jauh hari divonis takkan membela timnas Jerman pada Euro 2016. Semoga di Manchester City nasibnya lebih mujur.

Saul Niguez

Sebuah lelucon tak lucu dari Vicente Del Bosque yang justru memasukkan Cesc Fabregas dan Pedro alih-alih bintang muda Atletico de Madrid ini. Untung saja usianya baru 21 tahun dan masih punya banyak kesempatan di masa yang akan datang.

Arjen Robben

Meski sudah menua (32 tahun) dan tak lagi menjadi andalan di FC Bayern, Arjen Robben tetaplah Arjen Robben. Ia merupakan pemain besar, dengan gaya main merangsang, yang pastinya tetap akan dirindukan.

Honorable Mentions: Fernando Torres, Paco Alcacer, Hatem Ben Arfa, Santi Cazorla, Giacomo Bonaventura, Jorginho, Dejan Lovren, dan Jose Luis Gaya.

 

Komentar
Punya fetish pada gelandang bertahan, penggemar calcio, dan (mencoba untuk jadi) storyteller yang baik. Juga menggemari musik, film, dan makanan enak.