Apa yang Manchester United harapkan dari Jadon Sancho? Apa yang spesial dari pemuda kelahiran Camberwell berusia 20 tahun tersebut?
Selama beberapa hari ke belakang, jurnalis Italia yang dijadikan rujukan berita transfer pemain, Fabrizio Romano, menyebut jika The Red Devils sudah mencapai kesepakatan personal dengan Sancho untuk membawanya pulang ke Inggris.
Proses negosiasi terus dikebut bersama dengan klub Sancho saat ini, Borussia Dortmund. Kabarnya, kubu Die Schwarzgelben ingin duit senilai 95 juta Poundsterling untuk memuluskan transfer, tetapi pihak United masih berusaha menekan harga tersebut.
Manchester United know since April that Borussia Dortmund want €95m for Jadon Sancho. Negotiations ongoing after personal terms agreed until 2026 – now it’s about payment terms, how to deal with “add ons structure”… and €95m to be guaranteed to BVB. Work in progress. 🔴 #MUFC
— Fabrizio Romano (@FabrizioRomano) June 10, 2021
Selama tiga musim terakhir, Sancho menjadi salah satu pemain penting di Stadion Signal Iduna Park. Presensi, gol dan asis yang ia bukukan berguna untuk kampanye Dortmund di berbagai kompetisi yang diikuti.
Pada musim 2020/2021 lalu, ia ikut berkontribusi atas keberhasilan Dortmund menjuarai Piala Jerman usai menghempaskan RasenBallsport (RB) Leipzig di final. Pada momen itu sendiri, Sancho memborong dua gol.
Performa menawan Sancho selama berbaju kuning bahkan menarik atensi pelatih tim nasional Inggris, Gareth Southgate. Hingga tulisan ini dibuat, pemain kelahiran 25 Maret 2000 tersebut sudah mengemas 19 caps dan mengoleksi 3 gol.
Bersama Erling Braut Haaland, Sancho membentuk duet yang sangat menjanjikan di lini depan Die Schwarzgelben. Terlebih usia mereka berdua masih begitu muda. Namun penampilan apik keduanya juga bikin Dortmund tak mudah untuk mempertahankan mereka.
Banyak sekali klub-klub mapan Eropa yang sudah melayangkan penawaran untuk merekrut Sancho maupun Haaland. Khusus nama pertama, saya merasa bahwa dirinya akan jadi perekrutan bagus untuk The Red Devils yang tengah membangun ulang kekuatannya.
Mengacu pada data Fbref.com pada musim lalu, Sancho memcatatkan persentase giringan sukses hingga 97 persen. Ia juga membuat 97 persen umpan progresinya sukses, bikin 82 persen sentuhan di kotak penalti, serta 94 persen umpan kunci yang menghasilkan peluang.
Bila dibandingkan dengan apa yang diperbuat Marcus Rashford yang mengukir 90 persen giringan sukses, 69 persen umpan progresi, 87 persen sentuhan di kotak penalti, dan 27 persen bikin umpan kunci yang menghasilkan peluang, Sancho jelas lebih unggul dan berbahaya.
Menurut saya sendiri, Sancho sangat cocok menggantikan Rashford. Ketidakpuasan fans kepada pemain asal Inggris tersebut diakibatkan ia sering membuat peluang emas.
Salah satu yang paling disayangkan tentu momen satu lawan satu dengan kiper Villarreal, Geronimo Rulli, pada babak final Liga Europa 2020/2021.
Andai Rashford berhasil mengonversi peluang tersebut menjadi gol, barangkali United jadi kubu yang tertawa paling akhir lantaran menang dan sukses membawa pulang trofi Liga Europa. Namun apa boleh buat, pemain bernomor punggung 10 itu gagal dan bikin United menangis di pengujung laga.
Fans The Red Devils jelas antusias bila Sancho benar-benar didaratkan ke Stadion Old Trafford. Bisa jadi, dirinyalah sang messiah, bukan Rashford, yang sanggup membawa United keluar dari terowongan gelap.
Ketertarikan Sancho kepada Sancho sudah berlangsung cukup lama, tetapi proses pendekatan dan negosiasi dengan Dortmund tidak mudah untuk dilakukan. Seringkali prosesnya molor atau macet di tengah jalan.
Padahal untuk mendapatkan jasa sang pemain, United juga harus mengungguli tim-tim lain yang sudah memperlihatkan ketertarikan. Misalnya saja Liverpool.
Bila Sancho berhasil didapat, Ole Gunnar Solskjaer mengantongi fleksibilitas untuk skema permainan andalannya. Jebolan akademi Manchester City ini bisa dipasangnya sebagai winger kanan maupun kiri untuk memanjakan Edinson Cavani atau Rashford yang diplot sebagai penyerang tunggal.
Sancho, diakui atau tidak, merupakan salah satu pemain paling berbakat Inggris dalam kurun satu dekade terakhir. Oleh media-media Inggris, ia bahkan disamakan dengan berlian kepunyaan Prancis, Kylian Mbappe. Sanggup mendapatkan tenaganya sungguh amat krusial untuk perjalanan The Red Devils di masa yang akan datang.