Keputusan manajemen Barcelona mendepak Luis Suarez disambut hangat oleh pesaing mereka di La Liga Spanyol, Atletico Madrid. Tanpa ragu, Los Colchoneros melabuhkan pria Uruguay tersebut ke Stadion Wanda Metropolitano secara gratis pada musim panas 2020 kemarin.
Pada era sepakbola modern seperti sekarang, bukan hal aneh bagi kita untuk melihat bintang dari sebuah klub memilih hengkang ke tim rival.
Lebih lucunya lagi, dalam kasus Suarez yang pindah ke ibu kota, Barcelona masih harus membayarkan sisa kontraknya sebab manajemen klub yang menyudahi proses kerja sama. Hal ini terjadi karena pelatih anyar, Ronald Koeman, menyebut bahwa ia tak membutuhkan tenaga Suarez.
Secara keseluruhan, Barcelona kudu membayar kompensasi sebesar 14 juta Euro kepada Suarez karena sebetulnya, kontrak eks penyerang Liverpool ini di Stadion Camp Nou baru kelar musim panas 2021.
Keputusan melepas Suarez dengan begitu mudahnya bahkan dipertanyakan oleh megabintang asal Argentina sekaligus ikon klub, Lionel Messi.
“Ia layak mendapatkan pesta perpisahan mengingat kontribusinya selama ini. Suarez memberikan banyak hal untuk Barcelona, baik dalam ranah kolektif maupun individu. Ia tak pantas dibuang layaknya sampah seperti ini. Namun melihat apa yang ada di tubuh tim ini sekarang, saya tidak terkejut”, papar Messi seperti dilansir The Guardian.
Manajemen Barcelona berdalih kalau melepas Suarez merupakan salah satu upaya untuk meringankan beban gaji klub yang terdampak Covid-19. Selain itu, langkah regenerasi skuad juga harus dilakukan sesegera mungkin mengingat Suarez sendiri telah berumur 34 tahun.
Mungkin, ketika melepas Suarez, Barcelona berharap jika kepindahannya ke Juventus berjalan mulus mengingat tim Italia itu ngebet mendatangkannya. Apa lacur, transfer itu gagal sebab Suarez dianggap berbuat curang saat menjalani ujian bahasa Italia guna mendapat kewarganegaraan Italia.
Keadaan pelik itulah yang kemudian dimanfaatkan Atletico. Alih-alih pergi dari Negeri Matador, karier sepakbolanya lantas dilanjutkan bersama tim asuhan Diego Simeone tersebut. El Pistolero, julukan sang striker, menerima kontrak berdurasi dua musim dengan bayaran 7,5 juta Euro per musim.
Situasi itu jelas menggegerkan Barcelona dan fansnya. Kisah David Villa pada 2013 silam seakan terulang. Ya, ketika melego Villa ke Atletico, kubu Blaugrana mengklaim ingin melakukan regenerasi karena Villa sudah berumur 31 tahun.
Menariknya, saat berbaju merah-putih khas Los Colchoneros, Villa justru sanggup mengantar mereka jadi kampiun La Liga seraya lolos ke final Liga Champions. Rasa khawatir bahwa Barcelona sedang memperkuat pesaing dengan transfer Suarez pun mulai mengemuka.
Sama seperti Villa, Suarez adalah kepingan terakhir yang diperlukan oleh Simeone untuk membangun tim juara bersama Atletico pada musim ini. Simeone sebenarnya sempat didera isu pemecatan setelah penampilan mengecewakan Atletico musim lalu. Namun pada musim ini, Simeone berhasil tampil superior di tengah inkonsistensi yang ditunjukkan Barcelona dan Real Madrid.
Sudah menjadi rahasia umum bila tim asuhan Simeone terkenal dengan sistem pertahanan yang sangat kuat. Saat meraih gelar juara pada musim 2013/2014, pertahanan Atleti diisi oleh duet dua bek tangguh dalam wujud Diego Godin dan Joao Miranda plus kiper muda potensial, Thibaut Courtois.
Kendati demikian, Los Colchoneros juga memiliki lini serang yang mematikan. Arda Turan dan Koke di sektor tengah menopang Diego Costa dan Villa yang menempati lini serang. Total, tandem Costa-Villa menghasilkan 51 gol untuk Atletico sepanjang musim tersebut.
Sayangnya, sejak musim itu prestasi Atletico cenderung mengalami penurunan. Gelar yang mereka mampu raih cuma Liga Europa dan Piala Super Eropa 2017/2018. Di kancah domestik, tim asuhan Simeone selalu kalah bersaing dari sepasang rival bebuyutannya.
Hal itu berimbas pada kepergian sejumlah pemain. Khusus di lini serang, penghuninya terus berganti. Namun nama Antoine Griezmann merupakan figur yang paling spesial. Nahasnya, lelaki Prancis itu gagal mendulang emas bersama Atletico. Ia pun memutuskan hijrah ke Barcelona demi titel juara.
Bersamaan dengan minggatnya Griezmann, Los Colchoneros merekrut bintang muda Portugal milik Benfica, Joao Felix. Harga tebus tak main-main, 100 juta Euro! Sayangnya, musim perdana Felix di ibu kota Spanyol tak berjalan mulus. Namun mengingat usianya baru 19 tahun, masa depan Felix masih begitu panjang.
Kebutuhan akan penyerang haus gol sekaligus mentor untuk Felix yang tak dapat diperankan oleh Costa lalu dijawab dengan perekrutan Suarez. Apa yang dimiliki Atletico pada musim ini adalah tiruan sempurna dari tim jawara di musim 2013/2014 silam.
Benar saja, sampai La Liga merampungkan 19 jornada, Los Colchoneros duduk nyaman di puncak klasemen dengan koleksi 47 poin, unggul 7 angka dari Madrid yang menempel di peringkat kedua. Namun perlu diingat bahwa anak asuh Simeone masih menyimpan satu laga tunda sehingga jarak poin tersebut bisa semakin lebar.
Digdayanya Atletico memang buah kejeniusan Simeone. Kalau pada akhir musim nanti Atletico berhasil memeluk titel La Liga, sang entrenador pantas beroleh pujian karena strateginya begitu ciamik. Namun di sisi lain, Suarez juga layak diapungkan sebagai kepingan penyempurna strategi tersebut. Terlebih, ketajaman Felix ikut terkatrol dengan keberadaannya. Sejauh ini tandem Suarez dan Felix sudah menggelontorkan 21 gol di seluruh ajang.
Biarlah manajemen Barcelona saja yang merutuki diri sendiri karena menyesali keputusannya membuang Suarez. Pasalnya, Atletico akan tersenyum puas karena rekrutannya belum habis seperti klaim dari kesebelasannya dahulu.