Apa yang Bisa Ditawarkan Timo Werner?

Aktivitas transfer Chelsea setahun belakangan ibarat pepatah: mundur ke belakang, untuk melompat lebih jauh ke depan. Musim panas 2019, hukuman larangan transfer memaksa Chelsea memanfaatkan potensi akademi.

Hasilnya nyata, bahkan sedikit melebihi ekspektasi. Namun, usai dinyatakan bebas mendatangkan pemain pada jeda musim dingin, alih-alih mendatangkan amunisi anyar, penggemar Chelsea hanya menerima rumor demi rumor.

Lompatan aktivitas The Blues di lantai bursa, baru terlihat pada bulan Februari 2020. Momen itu ditandai dengan suksesnya Chelsea memboyong Hakim Ziyech dari Ajax Amsterdam.

Sepertinya, pertemuan dengan tim berjuluk de Godenzonen itu pada fase grup Liga Champions membuat Frank Lampard takjub oleh aksi gelandang 27 tahun asal Maroko tersebut. Suksesnya transfer Ziyech, membuat direksi dan tim kepelatihan semakin buas berburu pemain.

Belakangan, radar transfer mereka selalu mengarah ke tanah Jerman. Bukan rahasia lagi jika nama Jadon Sancho jadi yang teratas dalam buku catatan Maria Granovskaia. Namun, klausul yang mahal, ramai pesaing, dan alotnya negosiasi dengan Dortmund, membuat Chelsea memalingkan arah.

Tak disangka, cuitan Fabrizio Romano pada awal Juni lalu bikin geger media sosial. Persis seperti kabar yang ia lemparkan, arah transfer Chelsea tengah menyasar penyerang andalan Red Bull Leipzig, Timo Werner. Tak tanggung-tanggung, kepindahannya ke Stamford Bridge tinggal menunggu waktu.

Kurang dari dua minggu kemudian, The Blues benar-benar meresmikan kedatangan Werner dari Leipzig dengan nilai transfer 53 juta euro. Juru gedor muda itu menandatangani kontrak berdurasi lima tahun, dengan perkiraan gaji 170 ribu euro per pekan.

Kedatangan Werner di Inggris, memang santer diberitakan setahun belakangan. Kejutan hadir ketika Chelsea sukses menyalip Liverpool yang sebelumnya selalu di atas angin di mata publik.

BACA JUGA:  Transfer Gila-Gilaan dan Pengaruhnya Terhadap Prestasi

Kemenangan di perburuan transfer itu memang wajib dilakukan demi agenda musim depan. Tujuannya jelas agar skuad Chelsea sanggup bersaing ketat dengan tim top di Liga Inggris, bahkan Eropa.

Kedatangan Werner membawa angin segar bagi proyek jangka panjang The Blues. Usianya masih 24 tahun, angka yang sedikit lagi menyentuh usia emas para pesepakbola. Meski terbilang cukup muda, modal bermain di level tertinggi sepakbola Eropa lumayan berlimpah.

Ia sudah dua kali mencicipi ganasnya Liga Champions bersama Leipzig dengan torehan tujuh gol dan dua asis dari 14 pertandingan.Bila Chelsea sukses mengamankan tiket ke ajang itu musim depan, dengan pengalamannya, Werner bisa memimpin barisan anak muda yang baru belajar merangkak ke arah kerasnya persaingan sepakbola Benua Biru.

Persoalan pertama yang harus dihadapi Werner adalah adaptasi. Liga Inggris diklaim lebih mengandalkan fisik dan kecepatan, sementara Bundesliga dianggap mengedepankan segi taktikal.

Namun, kedatangan pelatih top semacam Antonio Conte, Pep Guardiola, dan Jurgen Klopp di lima tahun terakhir, sedikit banyak mengubah pandangan itu, terutama bagi tim besar di Inggris. Pemahaman taktik Werner yang diasah bersama duo guru-murid, Ralf Rangnick dan Julian Nagelsman, akan jadi senjata ampuh bagi Lampard.

Sementara itu, dari segi kecepatan, Werner mendapat julukan “turbo”, sebab ia mampu menempuh 100 meter hanya dengan waktu 11,1 detik. Sisanya, ia harus lebih rutin mengolah kekuatan tubuhnya, daripada berakhir apes seperti Morata.

Berbicara urusan menjebol jala lawan, kemampuannya tak perlu ditanya lagi. Di Bundesliga Jerman musim ini, Werner mencatatkan 26 gol dari 32 pertandingan.

Ia juga bisa beroperasi di beberapa zona penyerangan. Alhasil, pemain kelahiran Stuttgart itu juga cukup sering memberikan asis. Sejauh ini, sudah delapan asis yang ia ciptakan di Bundesliga.

BACA JUGA:  Cobham Berbinar

Versatilitas Werner jelas menawarkan beragam opsi taktik bagi Frank Lampard di lini depan Chelsea. Konsekuensinya, tentu saja meningkatkan kreativitas serangan yang minim terlihat di skuat The Blues musim ini.

Wajar saja jika kedatangannya di Chelsea dielu-elukan banyak pihak. Komplitnya kemampuan pemegang 29 caps bersama Timnas Jerman, sangat menguntungkan tim manapun yang ia bela. Tentu saja, hal tersebut tak bisa dilepaskan dari faktor pelatih, adaptasi, dan suasana hati.

Patut ditunggu kiprah Werner di Stamford Bridge. Bagaimana pun, tak semua penggawa Jerman bisa menuai sukses bersama Chelsea. Belum lagi, soal riwayat buruk yang kerap menimpa para penyerang The Blues, dari era Shevchenko hingga Alvaro Morata.

Akan tetapi, tenang saja, ia tak akan melewati masa adaptasi sendirian. Di skuad Chelsea terdapat Antonio Rudiger yang bisa menemani. Kesamaan negara asal adalah alasannya.

Selain itu, pemain belakang itu sempat menjadi teman Werner ketika kecil, dan sekaligus beberapa kali kedapatan melempar bujukan kepadanya untuk berseragam biru.

Komentar
Andi Ilham Badawi, penikmat sepak bola dari pinggiran. Sering berkicau di akun twitter @bedeweib