PSS mengawali kompetisi Liga 1 2021/2022 dengan hasil kurang memuaskan. Dalam enam laga yang dijalani pada seri pertama, tim asuhan Dejan Antonic cuma mengoleksi lima angka.
Mereka takluk dari Persiraja, Madura United, dan Persebaya, seri kala bersua Persija dan Persik sementara satu-satunya kemenangan dipetik atas Arema FC.
Catatan tersebut untuk sementara bikin Bagus Nirwanto dan kolega tertahan di peringkat 15 klasemen atau satu strip di atas zona degradasi.
Realita demikian memantik ketidakpuasan dari Sleman Fans. Mereka pun menuntut agar sang pelatih angkat kaki dari Sleman.
Pelatih berkebangsaan Serbia tersebut dinilai tak punya kemampuan taktikal yang cakap sehingga permainan PSS tak menggairahkan dan sedap dipandang.
Selain itu, ia dianggap tak pandai memotivasi anak buahnya saat bertanding. Mentalitas tim juga tak kukuh.
Padahal, Dejan sudah menangani PSS sejak musim 2020 lalu (dihentikan setelah pekan ketiga lantaran pandemi Covid-19).
Alih-alih membuat Super Elang Jawa tampil menggigit dan garang, Sleman Fans merasa Dejan malah mengajak PSS berjalan mundur.
Dibanding era Seto Nurdiyantoro yang sebelumnya membesut PSS, era Dejan dirasa sangat kelam.
Perbedaan di antara kedua era tersebut terbentang amat jauh. Lebih jauh dibanding jarak Sleman ke Belgrade, tanah kelahiran Dejan.
Kekesalan Sleman Fans cukup beralasan. Materi skuad Super Elja musim ini terbilang menjanjikan.
Ada Ega Rizky di bawah mistar, Bagus, Aaron Evans, dan Arsyaq Gufron di lini pertahanan.
Area tengah ditempati oleh Dendi Maulana, Fitra Ridwan, dan Irfan Bachdim. Sementara lini serang dihuni Irfan Jaya, Irkham Mila, sampai Juninho.
Sleman Fans meyakini bahwa tim kesayangan mereka, apabila Dejan meramu taktik dengan benar, sanggup bersaing di papan atas.
Keputusan Dejan yang terus memainkan Arthur Irawan dan Kim Jeffrey Kurniawan terus disorot. Padahal kedua nama tersebut dianggap tidak konsisten performanya.
Apa yang diperlihatkan PSS sepanjang seri pertama Liga 1 2021/2022 seolah menghapus laju apik mereka saat tampil di Piala Menpora 2021 kemarin.
Saat itu, Bagus dan kawan-kawan berhasil finis di peringkat ketiga turnamen, meski tetap diiringi kritikan fans.
Dengan penampilan yang loyo dari PSS, seruan agar eks pelatih Persib dan Madura United itu dipecat terus menggema.
Di media sosial, bisa dengan mudah kita temukan tanda pagar #DejanOut yang berseliweran tanpa henti.
Ucapan Dejan selepas laga melawan Madura United semakin menebalkan keinginan Sleman Fans melihatnya tak lagi menukangi Bagus dan kolega.
“Saya masih bingung kenapa bisa seperti ini di babak kedua. Padahal di babak pertama kami berhasil mengontrol permainan dan mempunyai dua sampai tiga kesempatan untuk mencetak gol sedangkan Madura United tidak mampu bikin peluang,” ujarnya.
Dejan seperti kebingunan dengan aksi anak asuhnya sendiri. Padahal, ia merupakan sosok yang bertanggung jawab atas dalam memberi instruksi.
Suporter fanatik Super Elja merasa bahwa waktu yang diberikan kepada sang pelatih sudah lebih dari cukup.
Akan tetapi, perbaikan dan perubahan yang ia janjikan tak pernah memperlihatkan wujudnya. Wajar kalau akhirnya Sleman Fans merasa gerah.
Hasil imbang melawan Persik yang didapat Bagus dan kawan-kawan kemarin (3/10) tak menyurutkan keinginan Sleman Fans untuk melihat Dejan lengser dari jabatannya.
Membebastugaskan Dejan pada awal musim dinilai lebih baik karena kompetisi masih panjang.
Ada banyak waktu yang tersedia guna berbenah bersama juru strategi anyar. Dengan begitu, PSS bisa bangkit dari keterpurukannya.
Jangan sampai keputusan mempertahankan Dejan justru menghadirkan bumerang untuk perjalanan Super Elja di sisa musim ini.
Sekarang, sudah waktunya bagi Dejan out!
