Borneo FC sukses melaju ke final turnamen pramusim, Piala Presiden 2022 usai kandaskan PSS Sleman dengan agregat 6-0. Trio lini depan Pesut Etam menjadi aktor kemenangan berkat penampilan trengginasnya selama turnamen berlangsung. Satu nama yang patut diperhitungkan adalah predator baru mereka, Matheus Pato yang baru bergabung untuk melengkapi kuota legiun asing Borneo FC.
Belum pernah merumput di Indonesia, Pato langsung nyetel dengan gaya permainan tim asuhan Milo Seslija yang dikenal sebagai juru taktik spesialis turnamen. Total sudah enam gol berhasil diklaim Pato yang kini memimpin perburuan gelar topskor Piala Presiden 2022. Sementara pesaing terdekatnya yang masih punya kans menjadi pencetak gol terbanyak adalah rekannya sendiri, Stefano Lilipaly dengan selisih dua gol.
Koleksi enam golnya menjadi pembuktian bahwa Pato adalah predator ganas yang siap unjuk gigi di Liga 1 nanti. Kepala dan kaki kanannya sama-sama kuat, pun begitu dengan tendangan bebasnya saat membobol gawang RANS Nusantara FC yang juga tak kalah mematikan. Ia juga bukan tipikal striker yang terima jadi. Buktinya, saat leg pertama kontra PSS Sleman, pergerakan dan kombinasi semi akrobatiknya bersama Fano menusuk ke dalam dan berbuah gol pengunci kemenangan.
Pemain berkebangsaan Brasil itu pintar membuka ruang dan memanfaatkan peluang. Sekali saja lepas penjagaan, ia akan muncul bak predator dan menyergap pertahanan lawan. Padahal di klub sebelumnya, Pato tak menunjukkan performa yang mencolok. Selama semusim di Negeri Ginseng ia hanya membubuhkan tiga gol dan tiga asis untuk Daejon Hana di ajang K League 2.
Datang ke Indonesia bisa jadi pintu awal untuk karir cerahnya. Pato muda menghabiskan waktu di tim muda Fluminense sejak usia 18 tahun. Sayang, persaingan ketat di salah satu klub besar Brasil tersebut membuatnya lebih banyak menjalani masa peminjaman mulai dari Benfica U-19, STK Samorin di Slovakia, Cuiaba FC di Brasil, dan Daejon Hana.
Usianya 27 tahun. Masih dalam kondisi prima bagi seorang pesepakbola. Selama pramusim kali ini, performanya bersama Fano dan Terens Puhiri di lini depan Borneo FC terasa menjanjikan. Ketiganya begitu cair sekaligus solid sebagai trisula penyerang klub yang berbasis di Stadion Segiri Samarinda tersebut. Selain sebagai penyerang utama, Pato juga mampu beroperasi sebagai winger. Satu assist nya untuk Muhammad Sihran di laga kedua kontra Super Elja menjadi bukti ia tak hanya pandai dalam urusan gol saja.
Kehadirannya sebagai debutan asing di Borneo FC menjadi pelengkap lini serang pasca kepergian Fransico Torres yang tampil cukup baik di musim sebelumnya. Satu lagi predator asing diprediksi bersinar di kasta tertinggi sepakbola Indonesia. Seberapa jauh Pato dan kolega membawa Pesut Etam melaju di Liga 1 2022/2023 nanti? Manyala Pato, Manyala Borneo!