Memuji Romelu Lukaku

Memuji Romelu Lukaku

Terlalu mahal, adalah kalimat yang meluncur dari banyak orang saat mengetahui bahwa duit yang mesti digelontorkan Internazionale Milano untuk memboyong Romelu Lukaku dari Manchester United berjumlah 80 juta euro.

Banyak yang menganggap harga Lukaku kemahalan dan United jadi pihak yang untung dalam transaksi ini. Namun kubu I Nerazzurri kemudian merilis bahwa pembelian Lukaku tidak dilaksanakan secara tunai, melainkan kredit selama lima tahun. Di titik ini, harga selangit Lukaku pun mulai tak terasa sebab keuangan Inter tak kelewat terbebani.

 

Selain kontrol bola yang kurang apik, membuat Lukaku jadi bahan lelucon oleh fans United di kanal berbagi video, dan dituding kegemukan, ada banyak tanggapan negatif lain yang mengiringi kedatangan sosok kelahiran Antwerp tersebut ke Stadion Giuseppe Meazza. Lukaku this, Lukaku that.

Lebih-lebih, bagi mereka yang menyayangkan keputusan Inter buat meminjamkan Mauro Icardi ke Paris Saint-Germain (PSG). Meski gemar membuat kontroversi, kebolehan Icardi dalam merobek jala musuh memang tiada duanya. Bisakah Lukaku menggantikan striker Argentina itu sebagai juru gedor andalan I Nerazzurri yang baru?

Apalagi rapor Lukaku bareng The Red Devils sepanjang musim 2018/2019 bisa dikatakan jauh dari kata impresif. Merumput di 45 laga pada seluruh kompetisi, pria berpaspor Belgia tersebut mendulang 15 gol. Artinya, Lukaku cuma punya rataan 1 gol per 3 pertandingan.

Walau begitu, Antonio Conte sebagai pelatih anyar Inter paham betul bahwa Lukaku adalah kepingan puzzle yang ia butuhkan buat menyempurnakan lini serang bersama Lautaro Martinez. Asal tahu saja, Conte sudah menginginkan Lukaku berada di tim asuhannya semenjak ia menangani Chelsea pada 2016 silam.

“Aku sering mendengar Lukaku dicaci sebagai keledai. Namun anggapan itu salah karena sebenarnya, dia adalah berlian yang masih kasar. Aku menginginkannya sejak melatih Chelsea beberapa musim lalu. Sampai akhirnya, kesempatan memoles berlian itu datang bersama Inter saat ini,” papar Conte seperti dilansri metro.

Atribut yang dimiliki Lukaku sebagai penyerang, mungkin, tak selengkap Robert Lewandowski atau bahkan Lionel Messi. Namun apa yang Lukaku miliki sudah memenuhi kebutuhan Conte.

BACA JUGA:  Armando Picchi, Libero Andal yang Terlupakan

Sepanjang libur musim panas, bahkan sampai kompetisi Serie A resmi digelar selama beberapa pekan, Lukaku berjuang keras untuk mengembalikan bentuk tubuhnya ke kondisi ideal. Tujuannya sederhana, membuktikan diri sekaligus membungkam mulut para pencaci. Apakah kamu termasuk di antaranya?

Diplot sebagai target man di lini depan, Lukaku punya tugas untuk menjadi pemantul bola bagi rekan-rekannya, terutama Lautaro. Terlebih, salah satu gaya khas Inter di bawah Conte adalah serangan balik yang direct.

Kala berhasil mematahkan tekanan lawan, bola yang sukses direbut bek atau gelandang, langsung didistribusikan kepada Lukaku yang piawai mencari ruang (tentu dengan bantuan Lautaro yang juga rajin bergerak guna menarik perhatian bek-bek lawan). Gol-gol yang ia bukukan saat berduel dengan Napoli beberapa waktu lalu adalah gambaran nyata perihal kapasitas Lukaku sebagai striker. Sulit dijaga, lihai mencari sekaligus memaksimalkan ruang dan punya penyelesaian ciamik.

Pemain berusia 26 tahun ini sendiri memegang dua opsi, mengumpan balik kepada rekan setim, baik tandemnya di sektor depan, gelandang yang ikut naik maupun para wingback di area sayap, yang lebih bebas atau mengeksekusinya sendiri.

Berbekal kepercayaan yang diberikan Conte dan rekan-rekannya, Lukaku pun meledak bersama Inter. Performanya di atas lapangan amat konsisten dan keran golnya terus mengalir. Alhasil, Interisti yang semula menyangsikan kemampuan bekas penggawa Everton dan West Bromwich Albion itu, sekarang berduyun-duyun melakukan taubat.

Dini hari tadi (15/1), Lukaku kembali memamerkan keahliannya dalam menjebol gawang lawan saat I Nerazzurri bersua Cagliari di babak perdelapanfinal Piala Italia. Dalam kemenangan 4-1 tersebut, pria setinggi 190 sentimeter itu menyumbang dua buah gol.

BACA JUGA:  Mengikhlaskan Kepergian Achraf Hakimi

Gara-gara momen heroik yang diciptakannya dini hari tadi, pundi-pundi gol Lukaku terkatrol menjadi 18 buah di seluruh kompetisi. Rinciannya berupa 14 gol di kancah Serie A, 2 gol di Piala Italia, dan 2 gol di Liga Champions. Jumlah itu bahkan setara dengan koleksi gol AC Milan pada seluruh ajang (setidaknya sampai tulisan ini dibuat).

“Aku siap memberikan segalanya demi membantu tim. Aku kudu meneruskan performa seperti ini dan mencetak lebih banyak gol lagi. Untuk itulah aku di sini dan aku berharap bisa memenangi sesuatu di akhir musim nanti,” tutur Lukaku seperti dikutip dari fedenerazzurra.

Interisti tak sepatutnya ragu buat melayangkan pujian untuk Lukaku yang sejauh ini, telah memberi kontribusi signifikan bagi tim kesayangan mereka. Tanpa kehadirannya sebagai mesin gol, bisa dipastikan bahwa Inter takkan ada di posisinya saat ini.

Nikmat mana lagi yang mau kalian dustakan, wahai Interisti? Mari memuji Lukaku.

Komentar