Suatu hari di musim dingin awal tahun 2020, Bruno Fernandes berjalan menuju ruangan di Lisbon. Gelandang asal Portugal tersebut kemudian berbicara kepada atasannya di Sporting CP bahwa ia tak sekalipun bingung tentang keputusan yang akan diambilnya.
Pihak Sporting CP memang sudah beberapa kali menjalin kontak dengan Manchester United terkait pemain tersebut. Sementara itu, Fernandes dengan tegas juga menyatakan andai kesempatan itu datang, Setan Merah adalah pilihannya.
Dua hari sebelum bulan Januari berakhir, Fernandes tiba di Carrington, tempat latihan United. Seorang kitman berniat memberikan sarung tangan serta pakaian yang lebih hangat. Namun, gayung tak bersambut.
Penggawa anyar itu menyuruhnya untuk menyimpan kembali dengan rapi sarung tangan yang ditawarkan. Untuk mempercepat adaptasinya, Fernandes merasa perlu merasakan udara Inggris yang lebih dingin dari tempat manapun di Semenanjung Iberia.
Cuaca dingin menusuk dan tiupan angin yang menerpa kencang tak menghentikan pemain baru itu untuk berlatih. Fernandes terlihat lebih semangat dari pemain lain yang sudah terlebih dahulu terbiasa dengan kondisi itu.
Hari kedua, bulan kedua, adalah laga pertamanya. Menghadapi Wolverhampton Wanderers di Old Trafford dalam lanjutan Liga Inggris, ia sungguh tak percaya dengan suara yang didengarnya dari tribun.
“Bruno, Bruno, Bruno. He’s from Sporting like Cristiano,” begitu nyanyian pendukung United.
Terkejut Fernandes mendengarnya. Ia belum genap lima hari dan suporter telah menyiapkan sebuah nyanyian untuknya. Bahkan saat itu, mereka belum pernah melihatnya bermain dalam balutan seragam The Red Devils.
Sebulan kemudian, masih di atas rumput hijau yang sama, ia menghadapi sebuah situasi bola mati di depan baris pertahanan Manchester City. Fred melangkah mendekat mengajaknya berdiskusi. Sejurus kemudian, Fernandes memberi arahan bahwa gelandang asal Brazil itu yang akan menendang bola.
Benar saja, Fred mengambil beberapa langkah ancang-ancang seolah akan mengirim umpan manis ke kotak penalti di mana pertahanan City siap mementahaknnya. Peluit ditiup, mantan pemain Shakhtar Donetsk itu mengangkat tangan sebagai isyarat. Namun, si kulit bulat tak pernah menyentuh kakinya.
Fernandes yang sedari tadi berada di dekat bola, tiba-tiba mengirim umpan kepada Anthony Martial yang berlari begitu Fred memberi isyarat. Sergio Aguero tak berdaya membendung laju striker Prancis yang kemudian memperdaya Ederson Moraes itu.
Ulah Fred dan Fernandes itu bukan spontanitas. Sejak kedatangan Fernandes, Fred terlibat dalam 5 gol Setan Merah dalam 9 laga terakhir. Ia perlahan membuktikan kesalahan dari cemoohan soal angka 60 juta paun yang digelontorkan United untuk mendatangkannya.
Hampir satu jam sehabis set up akal-akalan dari kedua pemain itu, Odion Ighalo melakukan pemanasan di pinggir lapangan. Ia mengingat kembali kenangan tentang pemain yang akan gantikannya itu, Bruno Fernandes.
Ighalo ingat betul sosoknya saat mereka berdua masih di Udinese. Fernandes merupakan pemain dengan visi yang bagus dan selalu ingin menguasai bola. Ketika lawan memberikannya ruang, pemain tengah berusia 26 tahun itu akan menunjukkan sesuatu yang fantastis.
Pada masa injury time, Ighalo berlari ke sudut lapangan menyusul seluruh rekannya. Ia memeluk Luke Shaw dan Nemanja Matic yang lebih dulu merayakan gol jarak jauh dari Scott McTominay.
Sementara itu, Fernandes berjingkrak-jingkrak di belakang Mike Phelan, asisten pelatih United. Berulang kali ia menghantamkan kepalannnya ke udara begitu si kulit bulat masuk ke gawang Ederson.
Bangga pastinya. Fernandes selama ini memang dianggap bak mentor oleh McTominay. Pemain kelahiran Maia, Portugal itu dengan senang hati mendukung perkembangan McTominay yang baru sembuh dari cedera.
Fernandes kerap terlihat memberi arahan kepada gelandang muda asal Skotlandia tersebut. Melihat perkembangan pesat McTominay, tentu pemain lulusan akademi United itu tak keberatan dengan saran untuknya. Bisa jadi, McTominay justru terinspirasi oleh gelandang kreatif itu.
“Anda bisa melihat bahwa dia (Fernandes) terlahir sebagai pemenang. Dia mau menerima bola dalam situasi apapun dan memberikan umpan akurat yang mematikan. Kami membutuhkan kreativitas seperti itu,” ujar pemain berusia 23 tahun itu seperti dilansir manutd.com.
Merasa terkesan juga dengan penampilan Fernandes, eks pemain United, Owen Hargreaves, ikut angkat suara. Ia membenarkan situasi yang terjadi pada Fred dan McTominay. Di mana kehadiran gelandang jebolan akademi Novara itu berpengaruh terhadap penampilan mereka.
Fernandes memang pemain yang dibutuhkan United selama ini. Ia tak hanya bermain dengan hebat, tetapi juga mampu membuat rekan-rekannya tempil ciamik. Hargreaves bahkan berani membandingkannya dengan mantan gelandang tersohor Setan Merah, Paul Scholes.
Sementara itu, pelatih United, Ole Gunnar Solskjaer, justru menganggap Fernandes memiliki karakteristik Juan Sebastian Veron disamping beberapa kemiripannya dengan Paul Scholes. Menurutnya, Setan merah melakukan langkah yang tepat pada bursa transfer musim dingin dengan merekrutnya.
Terbukti, setelah Fernandes bergabung, United memang mendapatkan efek instan. The Red Devils tidak pernah mengalami kekalahan sejak itu. Catatan tiga gol dan empat asisnya juga berhasil mengatrol performa Setan Merah. Tak pelak, ia diganjar penghargaan Player of The Month Liga Inggris edisi Februari 2020.
Pertanyaannya, apakah penampilan Fernandes bisa terus konsisten hingga akhir karirnya di Old Trafford?