Thomas Frank: Pawang Lebah

Thomas Frank
Thomas Frank, pelatih Brentford. (skysports.com)

Thomas Frank membuktikan bahwa ia adalah pawang lebah yang mumpuni untuk Brentford FC. Ia adalah aktor penting dibalik promosinya The Bees ke Liga Inggris pada musim 2020/2021 setelah menunggu selama 74 tahun.

Lahir di Frederiksværk, Denmark pada 9 Oktober 1973 silam, Frank mengawali kariernya sebagai pemain bola amatir di klub kota kelahirannya Frederiksværk BK yang berposisi sebagai gelandang tengah.

Sayangnya kariernya sebagai pemain hanya seumur jagung dan akhirnya banting stir dengan menjadi pelatih sepakbola U-8 dan U-12 di tim kota kelahirannya.

Ia kemudian mencoba peruntungannya dengan melatih beberapa klub senior di liga lokal Denmark seperti: Hvidovre IF (1998), B93 (2005), dan Lyngby (2006).

Setelahnya ia dipercaya untuk menukangi skuad muda Timnas Denmark U-16 dan U-17 dan mampu membawa skuad Dinamit muda ke semifinal Piala Eropa serta membawa timnya lolos ke Piala Dunia U-17 di Meksiko untuk pertama kali sepanjang sejarah pada tahun 2011.

Capaian manis tersebut membuatnya dipromosikan ke skuad Timnas Demark U-19. Akan tetapi Frank tidak bisa mencapai target lolos Piala Eropa U-19 2013 dan akhirnya harus diberhentikan.

Setelah bertahun-tahun menukangi tim junior, kesempatan melatih tim senior akhirnya didapat pria berambut gondrong tersebut dengan melatih klub Liga Denmark, Brøndby IF.

Dua musim menjadi pelatih, mampu membawa klub yang bermarkas di Brondby Stadium itu selalu masuk 4 besar klasemen akhir liga dan melaju ke babak kualifikasi Piala Eropa.

Kebersamaannya dengan Drengene fra Vestegnen, julukan Brøndby IF, harus berakhir pada tahun 2016 atau tepat di musim ketiganya. Hal itu dipicu perselisihan yang ia alami bersama pemilik klub, Jan Bech Andersen.

Menurutnya sang owner terlalu ikut campur urusan internal seperti taktik, gaya bermain, dan bahkan hingga penentuan starting eleven yang ia buat.

BACA JUGA:  Dimitri Payet: Sosok Penting untuk West Ham United dan Prancis

Pada tahun 2018 ia memutuskan untuk merantau ke negeri Ratu Elizabeth dengan menjadi asisten pelatih Dean Smith di Brentford FC. Pada pertengahan musim, Frank naik ke posisi pelatih utama karena Dean Smith memutuskan hengkang ke Aston Villa.

Meskipun datang di tengah musim, racikan tangan dingin Frank mampu membuat Brentford tampil konsisten dan mampu finis di peringkat 11 serta mendapat gelar Manager Of The Year pada musim 2018/2019

Setelah berjuang selama tiga musim, akhirnya ia mampu membawa klub yang bermarkas di Gtech Community Stadium ini lolos ke Liga Inggris. Bapak tiga anak ini memang dikenal sebagai pelatih yang punya gaya main direct, pressing tinggi, dan cerdik dalam memlih taktik.

Musim 2021/2022 tim yang ia latih mampu finis di peringkat 13 dengan torehan 13 kemenangan, 7 imbang, dan 18 kekalahan. Tidak mentereng namun cukup baik untuk sekelas tim promosi.

Frank bukanlah pelatih yang sempurna, masalah pertahan masih menjadi PR yang harus ia selesaikan. Musim lalu David Raya, kiper Brentford, harus memungut bola dari gawangnya sebanyak 56 kali. Sementara tim yang dilatihnya itu hanya mencetak 48 gol saja.

Musim 2022/2023 Brentford mampu mencatatkan start yang cukup baik, mereka mampu menahan imbang Leicester City di kandanganya dan mampu menggulung Manchester United 4-0 di Gtech Community Stadium. Lalu akankan skuad lebah mampu tampil konsisten musim ini?

Komentar
Medioker yang bisa diandalkan. Kadang dukung Manchester United kadang dukung AC Milan. Bisa kalian sapa di twitter @CandraBantara