Sadio Mane hadir bak malaikat tak bersayap bagi masyarakat Senegal. Setelah berhasil membawa Liverpool dan Timnas Senegal ke puncak kesuksesan, ia juga mampu membangun peradaban baru bagi rakyat Senegal.
Mane memang dikenal sebagai pesepakbola muslim yang taat dan sangat sederhana dalam gaya hidupnya. Sangat jarang melihat Mane memakai barang-barang branded dalam kesehariannya. Bahkan sempat terlihat hp yang layar kacanya sudah retak pun masih ia pakai dan, Mane tidak malu untuk membantu membersihkan masjid di sekitaran Anfield.
Peribahasa “kacang yang lupa akan kulitnya” tidak berlaku bagi Mane. Di tengah gelimang harta, kemewahan dan popularitas tidak membuat Mane lupa darimana ia berasal. Banyak hal yang ia berikan kepada masyarakat Senegal sebagai ucapan terima kasih kepada negara kandungnya.
Tercatat ada sebuah rumah sakit dan sekolahan yang nilainya tidak kurang dari Rp 12,7 miliar ia bangun di Bambaly, desa tempat ia lahir. Ia juga termasuk pesepakbola yang concern pada pendidikan, alhasil banyak laptop yang diberikan untuk siswa berprestasi di Senegal.
Tak berhenti disitu, Mane juga membangun sebuah pom bensin, kantor pos dan menyediakan layanan jaringan 4G bagi masyarakat Senegal yang sudah barang tentu nominalnya tidak murah. Ia juga secara rutin membagikan pakaian olahraga kepada anak-anak senegal agar lebih bersemangat dalam berlatih sepakbola.
Kini Senegal punya sosok panutan baru. Kegemilangannya di lapangan hijau sejalan dengan peran besarnya bagi masyarakat Senegal.