Penampilan apik bersama Persebaya membuat nama Irfan Jaya terkerek. Dirinya pun lantas menjadi buruan klub-klub tanah air lainnya.
Dari sekian tim, PSS Sleman menjadi yang paling beruntung karena mampu mengamankan jasa sosok asal Bantaeng, Sulawesi Selatan, tersebut.
Konon, upah yang diterima Irfan sedikit di atas para penggawa PSS yang lain. Namun mengingat kemampuannya, wajar bila PSS kudu merogoh kocek lebih agar sosok setinggi 162 sentimeter ini mau berlabuh ke Stadion Maguwoharjo.
Sepanjang Liga 1 musim 2021/2022, kiprah Irfan tergolong cukup elok. Dirinya menjadi bagian integral Super Elang Jawa.
Hingga pekan ke-15, ia sudah menyumbang 6 gol dari 10 penampilan. Sebuah catatan yang cukup impresif dari figur yang berposisi natural sebagai winger tersebut.
Catatan itu setidaknya mampu membuat PSS untuk sementara duduk di peringkat sebelas klasemen dengan 19 poin.
Meski kerap dipanggil Tim Nasional Indonesia sehingga tidak dapat memperkuat PSS, performa Irfan memang bikin Sleman Fans gembira.
Ia menjadi penawar segala keresahan fans yang ingin melihat tim kesayangannya tampil lebih baik dan berada di papan atas.
Bahkan ada yang mengatakan bila Irfan absen, nyaris separuh kekuatan klub yang berdiri tahun 1976 ini menghilang.
Apa yang Irfan tampilkan seperti lanjutan dari aksi-aksi menawan yang ia suguhkan pada ajang Piala Menpora 2021 lalu saat mengantar PSS finis sebagai tim peringkat ketiga.
Menariknya, aksi-aksi mengagumkan Irfan sepanjang musim ini beberapa kali menyelamatkan muka Dejan Antonic, sang pelatih.
Oleh Sleman Fans, pria yang pernah menukangi Madura United tersebut berulangkali didesak untuk mundur. Namun pihak manajemen masih mempertahankannya.
Dibandingkan seri 1 dan 2, penampilan Super Elja di seri 3 memang memperlihatkan sedikit kemajuan. Hal inilah yang bikin mereka sanggup menyodok ke papan tengah usai lama terkungkung di papan bawah.
Beresnya sejumlah persoalan non-teknis serta perubahan-perubahan yang muncul dari segi permainan disinyalir sebagai kunci peningkatan performa tim.
Khusus yang disebut terakhir, cara main PSS memang sedikit berbeda. Jika sebelumnya acap mengandalkan umpan-umpan panjang, kini mereka lebih berani memainkan bola dari kaki ke kaki.
Hal tersebut bikin aliran bola lebih rapi dan Super Elja bisa lebih mendikte permainan guna menciptakan peluang serta gol.
Situasi di atas bikin Sleman Fans lebih optimis dengan tim kesayangannya. Harapan melihat Super Elja terbang lebih tinggi pun meletup-letup.
Sudah menjadi rahasia umum bila satu posisi di area depan disegel Irfan kalau ia tersedia. Ia bakal menjadi pelayan untuk Nemanja Kojic sekaligus menjadi penyelesai serangan.
Empat asis bagi rekan setim menjadi bukti bahwa dirinya tak boleh dibiarkan bergerak secara leluasa di area berbahaya. Dengan atau tanpa bola, ia bisa meneror lini pertahanan.
Irfan merupakan salah satu pemain yang tidak banyak dimiliki Indonesia. Umumnya, beberapa pemain yang memiliki kecepatan berlari tidak didukung dengan akurasi giringan serta kontrol bola yang memadai.
Akan tetapi, Irfan menjadi anomali hal tersebut. Tak heran bila presensinya begitu menakutkan untuk lawan.
Irfan menjadi gambaran winger modern yang piawai menyayat lewat sayap maupun bergerak menusuk ke area tengah.
Kemampuan lengkap pemain bernomor punggung 41 diyakini bisa membuatnya moncer dengan Kojic yang merupakan rekrutan baru tim buat mengisi slot penyerang asing.
Ketika Irfan absen dan Dejan menempatkan sosok lain seperti Arsyad Yusgiantoro untuk menggantikannya, impresi yang diharapkan belum terlihat.
Pekerjaan rumah ini mesti diselesaikan segera agar ketergantungan terhadap Irfan tak menjadi-jadi.
Esensi Irfan di tubuh PSS saat ini memang luar biasa. Terlebih ia juga memiliki kerja sama yang apik dengan Bagus Nirwanto yang mengisi pos bek kanan.
Uniknya, dalam beberapa pekan terakhir namanya begitu santer digosipkan hijrah. Ada sejumlah klub mapan tanah air yang siap membajaknya dari Sleman.
Manajemen tentu harus bekerja sebaik mungkin untuk mempertahankannya mengingat sang pelatih punya kepercayaan tinggi terhadap pemain berusia 25 tahun ini.
Andai tak mampu, mencari pengganti sepadan menjadi keharusan sebab kehilangan Irfan berpotensi melemahkan PSS dan bikin pekerjaan Dejan semakin rumit.
Lebih jauh, Super Elja harus membuktikan kepada suporternya bahwa dengan atau tanpa Irfan, mereka tetap bisa mengepakkan sayapnya guna terbang setinggi-tingginya.