Melalui akun media sosial Twitter resminya, klub sepakbola asal Italia, Internazionale Milano, meluncurkan logo baru mereka pada Selasa, 30 Maret 2021 kemarin.
MY NAME IS MY STORY.
I M FC INTERNAZIONALE MILANO.#IMInter pic.twitter.com/Aa5fFFYO7J— Inter (@Inter_en) March 30, 2021
Layaknya presentasi logo baru dari sebuah entitas, lambang anyar I Nerazzurri yang dipilih manajemen juga diiringi dengan pro dan kontra di kalangan penggila sepakbola, tak terkecuali suporter setia mereka, Interisti.
Ada yang menganggap logo tersebut sudah sesuai dengan visi dan tujuan manajemen dalam melakoni rebranding sebab memiliki unsur khasnya sendiri.
Ada pula yang merasa jika lambang anyar yang diresmikan keluar dari pakem yang selama ini identik dengan Inter. Misalnya saja lenyapnya warna emas dari lambang.
Studio Bureau Borsche yang dikelola Mirko Borsche dan bermarkas di kota Munchen, Jerman, adalah pihak yang ditunjuk manajemen Inter guna merancang logo anyar mereka.
Ide dasar dari hal ini sangatlah jelas yakni sebuah logo kontemporer yang menonjolkan identitas klub seperti buatan sang pendiri, Giorgio Muggiani, dan ramah untuk diaplikasikan di segala aspek.
Bureau Borsche bukanlah nama sembarangan di dunia desain. Mereka adalah pihak yang merancang logo teranyar salah satu jenama fashion ternama dunia asal Spanyol, Balenciaga, pada 2017 silam.
Selain itu, Bureau Borsche juga menjadi salah satu klien paling dipercaya oleh jenama fashion dan olahraga terkemuka dari Amerika Serikat, Nike, buat mengurusi berbagai kampanye produk mereka selama lima tahun pamungkas.
Memakan waktu kurang lebih satu tahun, proyek ini dikepalai oleh Kolja Buscher yang dibantu 12 orang desainer dan disupervisi oleh manajemen Inter.
Pada akhirnya, seperti yang disampaikan Borsche kepada Vogue, logo anyar yang kontemporer tetapi punya kekuatan dalam menonjolkan nama serta identitas klub selesai dibuat.
Logo berupa tipografi I dan M yang mencerminkan nama Internazionale Milano serta disusun sedemikian rupa sehingga dapat membentuk sebuah lingkaran kecil berwarna putih seraya diletakkan di atas lingkaran ganda yang berwarna biru dan hitam.
Hilangnya huruf F dan C yang berarti Football Club menunjukkan bahwa Inter tak ingin dikenal sebagai klub sepakbola semata. Secara global, I Nerazzurri ingin lebih dikenal sebagai suatu jenama tersendiri di masa sekarang maupun masa depan.
Kebetulan, klub memiliki inisial IM yang bila diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dapat melahirkan makna ‘aku’. Tak pelak, hal ini semakin memperkuat keinginan manajemen dalam melakukan rebranding sekaligus memperkuat jenama Inter.
Tema kampanye yang dipilih pun I am Milano alias aku Milano. Sebuah penanda bahwa Inter adalah sebuah jenama (sepakbola atau lainnya) yang berasal dari kota Milano. Kebetulannya lagi, Milano adalah salah satu pusat fashion di Negeri Pizza dan juga dunia.
Komposisi warna yang dipilih juga melalui berbagai pertimbangan dengan tidak menghilangkan ciri khas I Nerazzurri. Bureau Borsche sendiri mengklaim bahwa lambang anyar klub mempertahankan 90 persen proporsi dari lambang yang sebelumnya.
Hal itu bisa dilihat dari bentuk huruf I dan M, warna hitam dan biru yang dipilih (meski tone warna biru kali ini lebih gelap dan dingin), dan bentuk lingkaran.
Dalam laman resminya seusai peluncuran logo anyar, ada empat hal utama yang disebutkan perihal logo tersebut yakni inovatif, minimalis, elegan, dan berorientasi pada generasi baru. Dilihat dari perspektif manapun, keempat hal itu memang diimplementasikan secara nyata pada lambang baru klub.
Inovasi diperlihatkan pada hilangnya unsur FC pada logo, tulisan IM yang menonjolkan identitas klub secara kuat tetapi punya desain minimalis, kombinasi warna yang semakin elegan, dan pangsa pasar yang dituju.
Melalui laman resmi klub, Chief Marketing Officer (CMO) Inter, Luca Danovaro, mengungkapkan bahwa klub tetap berfokus pada kancah sepakbola.
Namun di sisi lain, identitas visual baru yang mereka miliki juga mendorong I Nerazzurri untuk melakukan penetrasi lebih di dunia digital, hiburan dan fashion. Inisial IM dari klub memegang peranan penting dalam aspek tersebut.
Apa yang dilakukan Inter sejatinya sama dengan yang dilakukan oleh banyak kesebelasan sepakbola lainnya di Eropa, mulai dari Atletico Madrid, Chelsea, Juventus, Manchester City, hingga Paris Saint-Germain (PSG). Tentunya, dengan visi dan misinya masing-masing.
Pergantian logo yang dilakukan I Nerazzurri kali ini adalah yang kelima belas sepanjang sejarah berdirinya klub. Seperti yang saya tuliskan di bagian awal, ada pro dan kontra yang mengiringi rilis lambang baru.
Inter tak bisa menyenangkan semua pihak terkait logo anyarnya. Bahkan dari kalangan Interisti sendiri. Namun satu yang pasti, perubahan itu takkan mempengaruhi rasa cinta tifosi kepada klub kesayangannya. Malah mungkin hal sebaliknya yang terjadi.
Apalagi kalau performa tim senantiasa ada di level tertinggi dan pada akhirnya rajin memetik prestasi seraya menyudahi periode nirgelar selama satu dekade.
Logo baru Inter dibuat untuk memperjelas dan memperkuat identitas mereka sebagai sebuah entitas. Bedanya, lambang kali ini mencakup ruang yang lebih luas, tidak hanya balbalan. Sebuah perwujudan dari industri yang kian masif dari permainan sepakbola itu sendiri.
I am Milano and my name is my story.