Separuh Aku: Senandung Bobotoh dan Persib

RAMDHANI/RADAR BANDUNG SELEBRASI: Pemain Persib Bandung, Makan Konate merayakan golnya ke gawang Gresik United. Persib sukses mengamankan tiga poin setelah mengalahkan Gresik United 4-1 dalam lanjutan Indonesia Super League (ISL) di Stadion Si Jalak Harupat Kabupaten Bandung, Kamis (29/5).

Separuh aku adalah salah satu judul lagu hits superband asal Bandung NOAH. Band yang beranggotakan empat orang ini (setelah keluarnya sang pemain drum) memang menjadi salah satu ikon dari kota kembang.

Berbicara tentang Bandung dan ikon kota tersebut, tentu setiap orang setuju bahwa ikon yang lebih terkenal dan lebih kekinian dari kota yang memiliki julukan Paris Van Java ialah Persib.

Tentu dengan mengulas kedua ikon kota yang baru saja mendapat hadiah Adipura setelah 17 tahun ini di awal tulisan memperlihatkan mengenai kemungkinan hubungan antara kedua ikon tersebut. Sayangnya hubungan ini bukan pergantian tempat antara Nazriel Irham sang vokalis Noah menjadi kapten Persib dan sebaliknya Lord Atep Rizal menjadi vokalis Noah.

Yang menjadi benang merah antara kedua ikon ini ialah justru karya sang vokalis dan rekan impor sang kapten yang berasal dari Mali yaitu Makan Konate. Malian Messiah memang menjadi idola bobotoh dan juga bagian yang tidak terpisahkan dari skuat juara Maung Bandung.

Sejak didatangkan dari Barito Putera pada 2013 peran pemain kelahiran Bamako ini tidak tergantikan di lini tengah Pangeran Biru. Kontribusi pentingnya mampu mengantarkan klub yang dilatih Djadjang Nurjaman ini meraih titel juara Indonesia Super League (ISL) 2014.

Berposisi sebagai gelandang serang, eks pemain PSPS Pekanbaru ini memikul tanggung jawab sebagai advanced playmaker di skema 4-2-3-1 yang menjadi skema favorit sang pelatih yang merupakan legenda hidup Persib tersebut. Selain itu, selama mengarungi musim 2013-2014, pemain yang mengawali karir profesionalnya pada usia 17 tahun ini tak tergantikan di lini tengah Persib dan menjadi topskor tim dengan 13 golnya.

Kini, sang pemain tetap ada dalam daftar skuat Persib di gelaran Piala Jenderal Sudirman. Sebuah turnamen pengisi kekosongan liga sepak bola nasional.

BACA JUGA:  Wiljan Pluim: Dari Belanda ke Indonesia Lewat Vietnam

Tapi kebersamaan itu tak akan berlangsung lama lagi. Santer terdengar kabar yang menyatakan sang pemain segera menuju Persatuan Bola Sepak Daerah Kuala Terengganu T-Team (PBDKT T-Team).

T-Team yang berkompetisi di kasta kedua Liga Malaysia musim depan akan dilatih oleh Rachmad Darmawan. Nilai kontrak Makan Konate mencapai 2,7 miliar rupiah per musim. Dengan semua raihan, kontribusi dan prestasi yang telah ia raih bersama skuat Pangeran Biru tentu ini bukan hal yang mudah diterima.

Namun, keputusan Konate dan sang agen tidak salah, karena sebagai pemain profesional, kontrak jangka panjang adalah sebuah pilihan yang paling masuk akal dibandingkan main dari turnamen ke turnamen tanpa kepastian kapan akan dimulainya liga lantaran terlalu banyak kerumitan dan konflik antara pembuat kebijakan sepak bola di negeri ini.

Meskipun konteksnya berbeda, namun Persib memang memiliki catatan kurang baik dalam “menjaga” pemain asing hebat mereka untuk bertahan lama di klub yang sudah dua kali menjuarai Liga Indonesia ini. Sudah banyak contoh, di antaranya Christian Bekamenga, Suchao Nutnum, Sinthawechaai Hathariatanakool dan tak lupa, Sergio Van Dijk.

Tanpa mengecilkan peran para pemain lain dan juga kemampuan meracik taktik sang pelatih Djajang Nurdjaman, jadilah kini para bobotoh dan Persib sepertinya dinyanyikan lagu oleh kang Ariel dan kawan-kawan;

Dan terjadi lagi…
Kisah lama yang terulang kembali….
Kau terluka lagi, dari cinta rumit yang kau jalani….
Karena separuh aku dirimu…

 

Komentar
Penulis merupakan penikmat sepakbola lokal dan Italia. Biasanya nge-tweet via akun @rezaatm.