Pernahkah kamu membayangkan ada seorang anak yang usianya belum genap 12 tahun tetapi bisa mencetak 33 gol di kompetisi U-15 hanya dalam rentang 21 pertandingan? Pada musim selanjutnya, bocah tersebut langsung naik kelas ke tim U-17 walau usianya baru menginjak 13 tahun.
Seolah belum mau berhenti memunculkan sensasi, ia menghentak dengan mencetak 40 gol dari 28 pertandingan. Terasa makin fantastis, gelontoran gol dari sang bocah pada musim kedua jumlahnya meningkat jadi 50 biji.
Kehebatan bak cerita manga itu sendiri akhirnya mendorong orang tuanya untuk selalu membawa kartu tanda lahir si anak lantaran sering dicurigai melakukan pencurian umur.
Dengan deretan data dan angka-angka yang mencengangkan tersebut, rasanya sudah cukup bagi seorang mangaka (penulis manga) buat memperkenalkan karakter protagonis atau antagonis utama dari manga bertema sepakbola yang dibikinnya. Paling tidak, hal itu sudah cukup untuk membuat pembaca berkenan mengikuti perjalanan karakter tersebut.
Namun perlu diketahui bahwa di dunia nyata, memang ada bocah dengan torehan segemilang itu. Dialah Youssoufa Moukoko, penggawa tim junior salah satu kesebelasan beken di Jerman, Borussia Dortmund. Lahir di Yaounde, Kamerun, keluarganya lantas membawa Moukoko ke Negeri Panser pada 2014 lalu.
Berbekal catatan fenomenal tersebut, Moukoko digadang-gadang sebagai bintang sepakbola masa depan. Terlebih, ia berada di lingkungan yang tepat serta sangat nyaman di Dortmund dan kemampuannya pun tampak semakin matang sebagai pesepakbola muda. Potensi meletup darinya seakan tinggal menunggu waktu.
Ayah dari Moukoko sudah tinggal lama di kota Hamburg. Manakala putranya dibawa ke Jerman, ia dimasukkan ke akademi sepakbola St. Pauli, sebuah klub yang kondang dengan cerita-cerita menarik dari suporternya. Di tim junior St. Pauli juga, sinarnya sebagai calon bintang sepakbola kian terlihat.
Atensi publik terhadapnya semakin menjadi-jadi setelah ia pindah ke akademi Dortmund. Pasalnya, ia gemar menorehkan catatan positif setiap kali bertanding.
Teraktual, Moukoko sukses bikin quattrick ke gawang Rot Weiss Essen dalam laga U-19 pada pengujung Oktober 2020 kemarin. Mengacu pada data Transfermarkt, Moukoko sejauh ini telah mengoleksi 13 gol dari seluruh kompetisi yang diikutinya bersama tim junior Die Schwarzgelben.
Performa impresif yang ditampilkan Moukoko menarik perhatian pelatih tim senior Dortmund, Lucien Favre. Tak heran kalau sang pemain diberi kesempatan untuk berlatih bareng tim utama. Sudah bukan rahasia umum kalau tim yang bermarkas di Stadion Signal Iduna Park ini memberi porsi luar biasa bagi pesepakbola muda.
Saat ini, mereka punya amunisi belia nan menjanjikan seperti Jude Bellingham (17 tahun), Erling Braut Haaland (20), Giovanni Reyna (17), sampai Jadon Sancho (20). Bila ditarik ke masa lalu, berjejer pula nama-nama seperti Ousmane Dembele, Mario Gotze, Ilkay Gundogan, dan Christian Pulisic yang meroket di usia muda kala berseragam Dortmund.
Melihat rekam jejak Die Schwarzgelben, rasa-rasanya kita takkan lama lagi melihat aksi Moukoko di tim utama. Apalagi federasi sepakbola Jerman (DFB) sudah mengubah regulasi tentang usia pemain junior yang dipromosikan sehingga kans Moukoko menjalani debut profesionalnya tinggal menunggu hari.
Per 20 November nanti, tepat di hari ulang tahunnya yang ke-16, ia bisa diberdayagunakan oleh Favre.
Semua penulis manga pasti berharap karyanya akan laris di pasaran sebab banyak orang yang mau mengikuti jalan cerita dari manga buatannya sampai akhir. Namun dalam dunia nyata, ada banyak faktor yang dapat memengaruhi kiprah dari seorang pesepakbola muda penuh potensi.
Sejauh ini dirinya memang sangat menakjubkan dan keberingasannya di depan gawang begitu eksepsional. Harapannya, ia dapat meneruskan itu di kancah senior. Meminjam potongan lagu dari sebuah kontes dangdut kenamaan dari sebuah televisi swasta nasional Indonesia, jadilah bintang Moukoko.
Rasanya akan sangat menyebalkan kalau gebrakan Moukoko di level junior kemudian berujung pilu sebab jejak yang diikutinya adalah jalan milik bekas pesepakbola muda yang disinyalir bisa melambung tetapi amburadul di level profesional, Freddy Adu.