Jalan Bergelombang AC Milan dan Ketegangan Milanisti

Melihat laju AC Milan di awal hingga pertengahan musim ini yang begitu fantastis, wajar kalau Milanisti merasa jemawa.

Bagaimana tidak, I Rossoneri lama bertahan di puncak klasemen lantaran tak terkalahkan di lima belas giornata awal.

Dicari, tim yang bisa ngalahin AC Milan. Jalur ke puncak sudah ditutup AC Milan, yang lain putar balik saja. Kami rindu kalah.

Performa Ante Rebic dan kawan-kawan bikin Milanisti seperti ada di awang-awang. Dan kejemawaan macam itu begitu riuh di media sosial.

Sampai akhirnya, kekalahan yang ‘dirindukan’ itu betul-betul datang di giornata ke-16. I Rossoneri dibungkam Juventus dengan skor 1-3 di Stadion San Siro.

Namun hasil minor itu tak berpengaruh pada posisi AC Milan di klasemen. Mereka tetap duduk sebagai capolista.

Bahkan di saat anak buah Stefano Pioli menderita dua kekalahan beruntun di pekan ke-22 dan ke-23 dari Spezia dan Inter Milan, cukup banyak Milanisti yang tetap jemawa. Kami turun beli mie instan sebentar karena di puncak dingin, nanti naik lagi. Begitu katanya.

Sayangnya, usai turun beli salah satu menu favorit masyarakat Indonesia tersebut, AC Milan tak pernah naik lagi ke puncak lantaran pintu masuknya sudah disegel Inter.

Setelah momen itu, kejemawaan Milanisti memudar karena tim kesayangannya mulai menemui jalan bergelombang.

Segala keyakinan yang sempat terekam jelas, pelan-pelan hilang dan bahkan bersalin rupa menjadi kekhawatiran dan ketegangan.

Alih-alih merebut gelar Serie A, di kejuaraan antarklub Eropa mana I Rossoneri akan beraksi musim depan juga belum bisa ditentukan.

Sempat terlempar ke posisi lima, Rebic dan kawan-kawan sanggup kembali ke tiga besar. Kemenangan atas Juventus di giornata ke-35 mengatrol asa bahwa AC Milan bisa menyudahi absensinya dari Liga Champions selama tujuh musim terakhir.

BACA JUGA:  Real Madrid (1-1) Juventus: Serangan Sayap Madrid vs Pertahanan Narrow Juventus

Apalagi penampilan mereka dalam laga tersebut dinilai luar biasa. I Bianconeri yang unggul materi pemain dibuat tak berkutik walau di sejumlah momen, atraksi penggawa AC Milan juga bikin jantung Milanisti deg-degan.

Ketika Franck Kessie gagal mengonversi penalti yang didapat, saya merasa bahwa itu adalah awal dari kesialan I Rossoneri dalam laga itu. Beruntung, ketakutan saya tak terbukti.

Brahim Diaz, Rebic, dan Fikayo Tomori akhirnya jadi pemberi kebahagiaan Milanisti sebab gol dari kepala serta kaki mereka memastikan angka sempurna dari Stadion Allianz.

Akan tetapi, tur di kota Turin masih berlanjut pada pekan ke-36. Giliran Torino yang menjadi lawan bagi anak asuh Pioli. Kubu tuan rumah sedang mengusung misi lolos degradasi sehingga laga diramalkan berlangsung alot.

Siapa sangka, Stadion Olimpico Torino malah jadi arena panen I Rossoneri. Tak tanggung-tanggung, mereka menggulung Il Toro dengan skor mencolok 7-0.

Diaz, Theo Hernandez (dua gol), Kessie, dan Rebic (tiga gol) menjadi bintang kemenangan AC Milan.

Hasil manis itu melegakan untuk Milanisti karena tim kesayangannya makin nyaman duduk di peringkat ketiga.

75 poin yang dimiliki Rebic dan kawan-kawan berselisih dua dengan Napoli yang mengekor di peringkat empat serta unggul tiga dari Juventus yang terdampar di posisi kelima.

Tatkala harapan melihat AC Milan bisa merumput lagi di ajang Liga Champions semakin besar, petir di siang bolong menyambar pada giornata ke-37.

Bermain di kandang sendiri melawan Cagliari yang sudah pasti aman dari jerat relegasi, tim besutan Pioli malah gagal mengemas angka penuh.

Hasil imbang tanpa gol yang mengakhiri laga di Stadion San Siro membuat Milanisti kudu berselimut ketegangan menyongsong laga di pekan terakhir. Pasalnya, posisi dan raihan angka AC Milan di classifica tak menggaransi kelolosan ke Liga Champions.

BACA JUGA:  Inzaghi dan Memori Fantastis bagi Milanisti

Koleksi 76 poin yang mereka miliki masih rawan digeser Napoli yang ada peringkat empat dengan koleksi poin sama serta Juventus di peringkat lima yang cuma berjarak sebiji angka.

Makin menyebalkan, lawan yang mesti dihadapi Rebic dan kawan-kawan adalah Atalanta yang sudah memastikan lolos ke Liga Champions. Laga ini sendiri bakal dihelat di Stadion Gewiss Arena.

Walau begitu, menang di Bergamo bukan persoalan mudah untuk I Rossoneri karena La Dea juga ogah kehilangan posisi dua klasemen yang menjamin hadiah uang lebih banyak. Pada pertemuan pertama, Atalanta juga sukses membungkam AC Milan dengan skor 3-0.

Sementara Napoli akan berjumpa Hellas Verona di kandang sendiri, Stadion Diego Armando Maradona. Di atas kertas, I Partenopei memiliki jadwal lebih mudah dan diramal bisa menekuk sang lawan. Namun menariknya, Lorenzo Insigne dan kawan-kawan justru takluk 1-3 dari Verona pada pertemuan pertama musim ini.

Terakhir, ada Juventus yang melawat ke Stadion Renato Dall’Ara, rumah dari Bologna. Kendati harus bertandang, banyak yang percaya kalau I Bianconeri dapat membungkus poin sempurna. Terlebih di pertemuan pertama lalu Dejan Kulusevski dan kolega juga unggul atas Rodrigo Palacio beserta rekannya.

Laga Atalanta melawan AC Milan, Napoli versus Verona, dan Bologna kontra Juventus bakal diselimuti atmosfer sengit yang luar biasa. Ketegangan para fans akan terlihat di situ. Siapa yang merasa lega begitu peluit panjang dibunyikan juga belum bisa diterka.

Satu yang pasti, saya sebagai Milanisti berharap AC Milan bisa menentukan nasibnya sendiri tanpa bergantung kepada tim lain. Tak peduli sesulit apapun, menaklukkan Atalanta jadi misi yang kudu diwujudkan.

#ForzaMilan

Komentar
Penggemar AC Milan yang hobinya rupa-rupa, mulai dari membaca, menulis, menggambar, sampai fotografi. Bisa disapa di akun twitter @andrNyala.