Duel antara Spanyol dan Jerman di grup E Piala Dunia 2022 menyuguhkan pertandingan tingkat tinggi hingga peluit panjang berbunyi. Gol penyama kedudukan yang dicetak Niclas Fullkurg di menit 83 berhasil memperpanjang nyawa Jerman di Qatar dan menjaga asa lolos ke babak gugur tetap terbuka. Keduanya bermain disiplin sejak awal laga dengan struktur rapat baik saat possession maupun ketika tanpa bola.
Pertarungan keduanya menjadi pembuktian dua striker murni kedua tim. Gol Spanyol berasal dari tembakan Alvaro Morata yang masuk di menit 54 menggantikan Ferran Torres.
Di kubu lawan, Fullkurg merangkai momen indah dalam debutnya di Piala Dunia sebagai super sub untuk Der Panzer. Jerman barangkali telah merindukan sosok striker murni yang terakhir kali ditemukan dalam diri Mario Gomez.
Fullkurg bisa jadi pemecah kebuntuan dan jawaban untuk Hansi Flick. Cedera Timo Werner menjadi berkah untuknya. Jalan Fullkurg untuk mencapai turnamen level tertinggi juga tak mudah. Di usia yang sudah 29 tahun, Fullkurg baru bisa merasakan atmosfer Piala Dunia bersama Jerman.
Ia harus berkutat dengan riwayat cedera yang terus mengganggunya sejak di Hannover 96. Musim lalu, ia bahkan masih berjuang dengan Werder Bremen untuk merangkak ke Bundesliga.
https://twitter.com/SpieltagIndo/status/1593081197214957568
Di atas kertas, Spanyol tetap bermain dengan 4-3-3 dan hanya mengganti Cesar Azpilicueta dengan Dani Carvajal dari laga sebelumnya. Sedangkan Jerman membuat perubahan di lini tengah dengan kehadiran Leon Goretzka menggantikan Kai Havertz dan mendorong Ilkay Gundogan lebih ke depan, serta mengganti komposisi di pertahanan dengan memasukkan Thilo Kehrer dan menggeser Niklas Sule ke tengah.
Spanyol diunggulkan sebelum laga sebab berkaca dari kemenangan besar atas Kosta Rika di laga pertama. Apalagi, Jerman telah takluk dari wakil Asia, Jepang dengan permainan yang kurang memuaskan. Namun, laga ini menjadi pembuktian bagi Der Panzer.
Jerman menunjukkan determinasi tinggi untuk bertahan dan bermain efektif melawan dominasi La Furia Roja yang impresif. Babak pertama Spanyol lebih menguasai pertandingan dengan 68 persen penguasaan bola, namun belum mampu membongkar struktur bertahan Jerman yang rapat dan disiplin.
Spanyol coba memanfaatkan lebar lapangan untuk merenggangkan garis pertahanan lawan. High press juga ditunjukkan sejak menit awal, di mana membuat Jerman cukup sulit mengembangkan permainan. Babak kedua, laga berjalan lebih seimbang, terutama untuk Jerman yang sukses bermain lebih efektif dan menghasilkan 8 tembakan dengan 3 di antaranya tepat sasaran. Dilansir Sofascore, angka harapan gol Jerman mencapai 1.10 berbanding hanya 0.57 untuk Spanyol di laga kali ini.
https://twitter.com/brfootball/status/1596980140885643266
Spanyol justru mengendur setelah unggul. Masuknya Morata disusul Nico WIlliams yang menggantikan Gavi membuat penguasaan bola mereka kurang stabil dan bermain lebih direct.
Pergantian pemain menjadi titik balik bagi Jerman setelah Fullkurg masuk menggantikan Muller yang telah menjadi pressing monster sepanjang laga dan Sane menggantikan Gundogan yang terlihat mulai kelelahan. Pergantian tersebut memungkinkan Jamal Musiala untuk bermain lebih ke tengah dan menjadi nomor 10 di tim.
Musiala menunjukkan performa brilian dengan sumbangsih satu assist untuk Fullkurg. Selain itu, ia mencatatkan 1 kreasi peluang, 4 dribbles sukses, 7 kali memenangi duel, dan 1 tembakan ke gawang. Pergerakan dengan maupun tanpa bola Musiala menjadi kunci permainan Jerman, terutama dalam fase build up sebagai konektor serangan.
Hasil imbang setidaknya mampu menyelamatkan muka Jerman di Piala Dunia 2022 Qatar. Mereka saat ini memang menjadi juru kunci di grup E dengan koleksi 1 poin. Jerman wajib menang kontra Kosta Rika di laga pamungkas dan Jepang harus kalah dari Spanyol jika ingin lolos ke babak gugur. Melihat peluang yang ada, apakah Jerman mampu melenggang dengan meyakinkan?