Lisandro Martinez dan Raphael Varane menjadi tembok tebal bagi pertahanan Manchester United. Ketika keduanya bermain bersama, Setan Merah baru menelan satu kali kekalahan dan mencatatkan 5 kali clean sheet dari 8 laga di semua kompetisi. Terbaru, keduanya mampu “mengantongi” duet striker tajam Spurs, Son dan Kane, pada pertandingan pekan ke-10 Liga Inggris 2022/2023. Penampilan solid keduanya membuat sang kapten, Harry Maguire, lebih sering duduk di bangku cadangan.
Lalu, apakah rahasia penampilan solid keduanya?
Punya chemistry yang bagus
Meskipun baru musim ini diduetkan, Licha, sapaan akrab, Lisandro dan Varane terlihat sudah memiliki chemistry yang bagus. Selain itu, mereka juga mampu membagi peran dengan baik di lini belakang United. Varane lebih sering menjaga kedalaman, sementara Licha lebih aktif untuk melakukan duel dan distribusi bola. Keduanya pun juga saling melengkapi, kecepatan dan agresivitas Licha mampu mengcover Varane, sebaliknya postur tinggi dan ketenangan Varane mampu mengcover Licha ketika terjadi duel udara.
FaktaMUW – Tidak ada pemain dalam laga tadi yang membuat lebih banyak tekel sukses dari Lisandro Martínez (4), dan lebih banyak sapuan bola dari Raphael Varane (5). Duet.#PostMatchReaction#MUNTOT #PL pic.twitter.com/gmXah6IjY4
— Manchester United World (@manutd_world) October 19, 2022
Meskipun berbadan mungil, statistik bertahan Lisandro Martinez tidak bisa dianggap remeh. Berdasarkan statistik dari Fbref, pemain Timnas Argentina ini menjadi pemain United yang paling banyak melakukan passing (764), tekel (27) , intersep (24) dan clearance (49) dari 14 laga yang sudah ia mainkan. Selain itu pemain bertinggi 177 cm itu juga menjadi pemain terbanyak ketiga yang memenangkan duel.
Bertugas menjaga kedalaman lini belakang Manchester United, Raphael Varane juga menunjukan kematangannya. Dari 8 kali kesempatan bermain, kapten Timnas Prancis itu menjadi pemain dengan kemenangan duel terbanyak sebanyak 23 kali dan juga pemain terbanyak kedua melakukan sapuan sebanyak 43 kali.
Cocok dengan taktik Erik ten Hag
Penampilan apik keduanya tidak lepas dari tangan dingin sang manajer, Erik ten Hag. Mantan pelatih Ajax Amsterdam ini memang sangat mengandalkan build-up serangan dari bawah, pressing tinggi dan mengandalkan permainan yang cepat. Menyiasati taktik ini tentu, Ten Hag butuh pemain belakang yang punya kemampuan distribusi bola yang baik. Sejauh ini duo Licha dan Varane sudah cukup baik menjalankan peran tersebut.
Lisandro selain menjadi pemain yang paling banyak menyentuh bola, juga menjadi pemain belakang yang terbilang aktif melakukan serangan melalui progressive carries atau membawa bola ke area lawan dan progressive passing atau melakukan umpan ke area lawan. Berdasarkan data dari Fbref, Licha rata-rata melakukan progressive carries sebanyak 5,49 dan progressive passes sebanyak 5,71 per laga
Sementara Licha fokus membantu penyerangan, Varane lebih bertugas sebagai orang terakhir di garis pertahanan. Tugasnya adalah melakukan sapuan atau duel jika lawan melakukan serangan dan sekaligus melapis area yang ditinggalkan oleh Licha.
Didukung bek sayap yang tampil cemerlang
Membaiknya sektor bek sayap United juga berkontribusi besar dalam penampilan apik Licha dan Varane. Terutama Diogo Dalot yang menunjukan peningkatan performa signifikan di musim ini. Pemain asal Portugal ini juga menjadi pilihan utama Ten Hag di sektor kanan karena mempunyai kemampuan attack dan defense yang sama baiknya.
Untuk aspek penyerangan, Dalot sejauh ini sudah mencetak 1 asis dan mencatatkan progressive pass rata-rata 4,5 kali per laga. Pemain berusia 23 tahun itu juga telah melakukan 14 crossing dari 10 laga di Liga Inggris musim ini. Sementara kemampuan bertahannya dibuktikan dengan menjadi pemain terbanyak melakukan block sebanyak 23 kali.
https://twitter.com/StatmanDave/status/1582842155076550656?s=20&t=743WvkYofipowsyw7jiNGw
Rekrutan baru United di sektor bek sayap kiri, Tyrel Malacia, juga tampil bagus di musim perdananya. Sama halnya dengan Licha, Malacia menjadi pemain yang cukup banyak terlibat dalam penyerangan. Ia melakukan distribusi bola ke lini depan sebanyak 58 kali umpan per 90 menit. Pemain asal Belanda tersebut juga jago dalam menjaga pertahanan Setan Merah dengan rerata 2,85 tekel dan 2,10 intersep per laga.
Selain itu kembalinya Luke Shaw ke performa terbaiknya juga semakin menambah rapat dan seru persaingan lini belakang The Red Devils.
Hadirnya Casemiro
Pembelian Casemiro bisa dikatakan menjadi salah satu pembelian terbaik United di musim panas lalu. Senioritas mantan pemain Real Madrid di sektor tengah terbukti memberi ketenangan bagi pertahanan United yang dalam beberapa tahun terakhir terlihat sangat rapuh.
Erik ten Hag: "Anda dapat melihat mengapa kami merekrutnya. Ia penting bagi tim dan penampilannya luar biasa. Klub ini membutuhkan pemain sepertinya. Ia menunjukkan dalam beberapa laga terakhir mengenai apa yang dapat ia bawa ke dalam tim."#PostMatchReaction#MUNTOT #PL pic.twitter.com/MpDi7BiFrR
— Manchester United World (@manutd_world) October 19, 2022
Selain aktif membantu serangan dan sudah mencatatkan 1 asis, Casemiro juga punya andil besar dalam pertahanan United .Berdasarkan data dari Fbref pemain asal Brasil tersebut mencatatkan rata-rata 3,2 tekel, 2,5 blok, 2.99 sapuan, 2,1 intersep dan 3,9 kali memenangkan duel udara per 90 menit.
Solidnya Casemiro sebagai jangkar dan pemutus serangan lawan di lini tengah tentu akan sedikit mengurangi tugas dari Licha maupun Varane di sektor belakang. Pun saat posisinya diisi McTominay perannya juga mampu digantikan dengan baik oleh pemain asal Skotlandia tersebut.
Akankah duo benteng tebal Lisandro Martinez dan Raphael Varane mampu tampil kokoh hingga akhir musim?