Melalui laman resminya, PS Sleman mengkonfirmasi bahwa kontrak dari penjaga gawang Ega Rizky Pramana, telah diperpanjang. Ini berarti Ega akan mengenakan baju Super Elang Jawa untuk musim keempat secara beruntun.
“Jelas suatu kebanggaan saya masih dipercaya untuk membela PSS hingga sekarang. Apalagi suporter Sleman ngangenin banget. Jarak kampung halaman saya (Banyumas) dengan Sleman juga tidak begitu jauh”, terangnya.
Bertahannya Ega disambut riang oleh penggemar PSS. De Ega (berasal dari plesetan nama David de Gea), julukan yang diberikan fans kepada sang penjaga gawang, dinilai sebagai figur yang tangguh buat melindungi jala klub yang bermarkas di Stadion Maguwoharjo tersebut.
Contoh nyatanya tentu saja kesigapan Ega saat membendung peluang-peluang Kalteng Putra pada babak semifinal Liga 2 musim 2018.
Pada Liga 2 musim 2018 sendiri, Ega bersama rekan-rekannya seperti Asyraq Gufron, Bagus Nirwanto, dan Ikhwan Ciptadi berhasil mencatatkan diri sebagai kesebelasan dengan jumlah kebobolan paling sedikit. Wajar bila kemudian Super Elang Jawa sanggup menggondol tiket promosi ke Liga 1 usai menjuarai kasta kedua.
Selain itu, Ega juga bermain layaknya kiper modern yang lihai melakukan build up permainan. Fans PSS tentu sulit melupakan momen di mana tim kesayangan mereka menyuguhkan aksi build up menawan kala bersua Bhayangkara FC di Stadion PTIK (Liga 1 musim 2019).
Berkat presensi pemain bernomor punggung 21 ini, musim 2019 yang lalu PSS mampu finis di peringkat 8 klasemen akhir. Sebuah pencapaian bagus untuk klub dengan status promosi.
Di musim kompetisi 2020, kiper setinggi 176 sentimeter ini juga memamerkan aksi-aksi ciamik. Salah satunya saat membendung tembakan penggawa Persib, Febri Hariyadi, kala PSS melawat ke Stadion Jalak Harupat.
Performa apiknya tersebut bikin kesengsem sejumlah tim besar di tanah air dan sempat menawarinya untuk hijrah dari Sleman. Beruntung, hati Ega masih tertambat di Stadion Maguwoharjo dan akhirnya memilih bertahan seusai pihak klub menyodorinya kontrak baru.
Lebih jauh, penampilan Ega juga membuatnya diapungkan sebagai kandidat penjaga gawang tim nasional Indonesia. Tak peduli bahwa kini bercokol nama-nama dengan kualitas prima seperti Andritany Ardhiyasa, Muhammad Ridho, dan Nadeo Argawinata.
Di usianya yang masih 28 tahun, kesempatan Ega buat mengenakan baju timnas memang terbuka lebar. Pelatih Shin Tae-yong takkan menutup mata jika performa dari eks penggawa Persibas dan PSCS ini sesuai dengan standar yang dibutuhkan skuad Garuda.
Akan tetapi, sejak 16 Maret 2020 silam, fans tak lagi dapat menyaksikan penampilan heroik Ega lantaran kompetisi ditunda akibat pandemi Covid-19. Usai tarik ulur mengenai kelanjutan kompetisi, federasi sepakbola Indonesia (PSSI) akhirnya menyerah dan menetapkan bahwa Liga 1 2020 secara resmi dihentikan pada 20 Januari 2021 lalu.
Buat menjaga kondisi fisiknya ketika tidak ada kompetisi, Ega menjalani latihan mandiri di rumah. Selain itu, Ega juga mencoba untuk berwirausaha agar memiliki pendapatan tambahan serta kesibukan di luar sepakbola seperti yang dilakukan rekan setimnya, Fitra Ridwan dan Irkham Zahrul Milla.
Beberapa waktu lalu, PSSI mengkonfirmasi jika dalam waktu dekat akan diselenggarakan turnamen pramusim bertajuk Piala Menpora. Ajang ini bakal digunakan sebagai uji kesiapan dari PSSI, klub-klub yang ada dan suporter sepakbola di Indonesia guna berkompetisi kembali di tengah pandemi yang belum usai.
Andai semuanya berjalan lancar, besar kemungkinan setelah turnamen ini diselenggarakan, kompetisi resmi bertajuk Liga 1 musim 2021 bakal dihelat.
Kerinduan fans PSS untuk menyaksikan aksi-aksi mengagumkan penggemar Gianluigi Buffon ini di bawah mistar pun bakal segera terobati. Entah berupa pertunjukan build up permainan yang dimulai dari kakinya atau aksi-aksi individual Ega seperti melentingkan badan, menyusur tanah atau bahkan melompat demi menjaga gawangnya tetap perawan.