Francisco Guillermo Ochoa Magana seakan menjadi jimat Timnas Meksiko di ajang Piala Dunia. Ketika Ochoa berada di bawah mistar, ia selalu menjadi juru selamat El Tri dari kekalahan dan kebobolan melalui penyelamatan-penyelamatan heroiknya. Dengan rambut kribo dan nomor punggung 13-nya, ia menjadi ikon Meksiko yang selalu dinantikan aksi-aksinya oleh jutaan penggemar sepakbola di seluruh dunia.
Menjadi kiper karena ketidaksengajaan
Guillermo Ochoa lahir di kota Guadalajara, Meksiko pada 13 Juli 1985. Ketika usianya masih anak-anak, Memo, sapaan akrabnya, bersama keluarganya pindah ke Meksiko City untuk berdagang roti. Di sela-sela menunggu toko roti, Memo biasanya menggunakan waktunya untuk bermain sepakbola di jalanan bersama teman-temannya.
Melihat anaknya punya bakat, sang ayah mendaftarkannya ke akademi sepakbola America di dekat rumahnya. Awalnya Ochoa berposisi sebagai pemain gelandang di klubnya saat itu. Namun saat itu kiper utama klubnya tidak bisa datang, hingga sang pelatih memutuskan untuk memainkan Ochoa sebagai penjaga gawang.
Bermain di bukan posisinya Ochoa justru tampil mempesona. Hingga ia dipermanenkan oleh pihak klub sebagai penjaga gawang utama dan naik ke level U-20 di CF America dan tak lama berselang ia masuk tim senior di tahun 2003.
Memo bersama klub berjuluk, Aguilas, itu bermain selama delapan tahun di 211 laga dan mempersembahkan 1 gelar Liga Meksiko 2004/2005 dan 1 gelar CONCACAF Championship di tahun 2006. Berkat penampilan konsistennya, ia masuk dalam 50 besar Golden Ball di tahun 2005.
Spesialis Piala Dunia
Tak butuh waktu lama bagi Guillermo Ochoa untuk menembus skuad utama Timnas Meksiko. Di usianya yang baru 20 tahun ia sudah mendapatkan kepercayaan pelatih Meksiko saat itu, Ricardo La Volpe. Laga debutnya pada laga uji coba internasional melawan Hongaria pun berakhir manis, ia berhasil clean sheet dan El Tri menang 2-0 pada tahun 2005.
Guillermo Ochoa will come save Mexico as usual, then disappear . LEGEND. pic.twitter.com/H3uNlST5Di
— Alex Baraza (@GreatEmbian) October 31, 2022
Penantian Memo untuk tampil di Piala Dunia akhirnya terjadi di tahun 2014. Pasalnya di edisi sebelumnya, 2010, ia masih duduk di bangku cadangan. Pada Piala Dunia Brasil inilah menjadi awal namanya mulai dikenal oleh banyak orang. Ia bermain di empat laga dengan mencatatkan 2 kali clean sheet, membuat 19 saves, dan membawa Los Tricolores lolos ke babak 16 besar.
Penampilan gemilang Ochoa berlanjut pada Piala Dunia 2018. Ia kembali menjadi tembok tebal bagi lawan-lawan Meksiko. Ia bermain di empat laga bersama El Tri, mencatatkan 1 clean sheet, membuat 25 saves dan membawa lolos Meksiko ke fase 16 besar. Dengan jumlah saves yang begitu banyak ia menyamai rekor Tim Howard pada tahun 2014 silam sebagai kiper dengan saves terbanyak dalam satu edisi Piala Dunia.
Gagal bermain di PSG dan Fulham karena gagal tes doping
Awalnya, Guillermo Ochoa enggan hijrah ke Eropa, dan memilih untuk berada di Meksiko. Tapi karena ada tawaran menarik dari Paris Saint-Germain dan Fulham pada tahun 2011 ia berubah pikiran. Namun sayang ia gagal dalam tes doping. Ochoa terbukti menggunakan zat clenbuterol dan yang membuat semua negosiasi dan kontraknya bersama dua klub tersebut terpaksa dibatalkan.
Setelah menjalani masa rehabilitasi selama dua bulan, akhirnya mendapatkan tawaran baru dari klub Ligue 1 Prancis, AC Ajaccio. Meskipun mendapatkan cemoohan dari publik Meksiko karena gagal bergabung dengan PSG dan Fulham, Ochoa tetap tenang dan membuktikan lewat penampilan apiknya. Selama hampir empat musim, Ochoa total membuat 435 saves dan bermain dari 112 laga.
https://twitter.com/MalagaCF/status/1262292134939570177?s=20&t=vpvfbsadu8nEwmCIoS3JOQ
Penampilan memukaunya di Piala Dunia 2014 dan di AC Ajaccio membuat Malaga kepincut untuk merekrutnya. Sayang, kariernya bersama Malaga gagal total, ia banyak duduk di bangku cadangan dan hingga akhirnya terdepak ke Granada pada tahun 2017. Bersama Granada nasib buruk Ochoa masih berlanjut dan ia akhirnya dijual ke klub Belgia, Standard Liege di tahun yang sama.
Pemain berusia 37 tahun itu, akhirnya menemukan kembali menemukan kembali kepercayaan dirinya dengan terlibat di banyak pertandingan. Ia membuat 22 kali clean sheet dari 86 laga.
Pada tahun 2019, Guillermo Ochoa kembali dibeli klub masa mudanya, America. Bersama, America, Ochoa, bisa dibilang menjadi salah satu legenda klub dengan 424 laga dan 120 clean sheet hingga saat ini.
Peraih gelar master manajemen olahraga
Tidak banyak pesepakbola dari kawasan Amerika maupun Amerika Latin yang punya concern dalam hal pendidikan. Di balik sosok Ochoa yang jago sebagai penjaga gawang, ia sangat peduli dengan masa depannya. Maka dari itu di tahun 2013 silam, ia mengikuti program master di bidang manajemen olahraga di Joyan Cruyff Institute.
“Saya berkuliah untuk menyiapkan masa depan saya setelah pensiun dan membekali diri dengan keterampilan di luar lapangan hijau” ungkap Ochoa dalam wawancara bersama Johan Cruyff Institute.
In 23 days, this man will be a mix of prime Buffon, Casillas and Neuer again.
If you know you know. pic.twitter.com/FWb1vRivxX
— SPORTbible (@sportbible) October 31, 2022
Dilansir dari whoscored.com, Ochoa memang dikenal sebagai kiper dengan kemampuan reflek yang baik. Ia juga penalty stopper yang cukup mumpuni. Hanya saja ia cukup kelabakan ketika dihadapkan bola-bola udara. Memo tampaknya akan kembali tampil di Piala Dunia Qatar 2022. Apakah Ochoa bisa mengulangi kisah gemilangnya di edisi Piala Dunia sebelum-sebelumnya?
(Sumber : The Guardian, Transfermarkt, Fbref, Sofascore, Wikipedia)