Serbuan pelatih asing di Liga 1 Indonesia belum berakhir. PSS Sleman menjadi klub peserta kasta tertinggi sepakbola Indonesia yang akhirnya ikut menggunakan jasa pelatih asing. Dejan Antonic ditunjuk sebagai pelatih PSS empat hari sebelum laga perdana Liga 1 2020. Meskipun begitu, pelatih asal Serbia yang menggantikan Eduardo Perez Moran tersebut baru akan memimpin sesi latihan pada Selasa (3/1) esok.
Dejan sendiri merupakan pelatih yang kenyang pengalaman dengan sepakbola Indonesia. Sebelum menerima pinangan Super Elang Jawa, Dejan sudah pernah menangani beberapa klub di Indonesia, seperti Pelita Bandung Raya, Persib, Borneo FC, dan Madura United.
Tulisan ini akan sedikit memberi gambaran tentang gaya bermain Dejan Antonic, terutama saat menangani Madura United. Laskar Sape Kerab merupakan tim terakhir yang dinahkodai pelatih berlisensi UEFA Pro tersebut, sebelum memutuskan untuk mundur di tengah musim 2019.
Saat menangani tim asal Pulau Madura itu, Dejan kerap menggunakan formasi 4-2-3-1 dan mencoba bermain secara konstruktif dari lini ke lini. Umpan-umpan vertikal digunakan untuk melakukan progresi serangan ke daerah pertahanan lawan.
Terdapat dua kecenderungan yang sering dilakukan oleh Madura United dalam membangun serangan dan progresi bola ke area pertahanan lawan. Dua hal itu pula yang kemudian mempengaruhi proses penciptaan peluang Andik Vermansyah dan kolega.
Dalam proses bangun serangan, Madura United di bawah Dejan menggunakan dua gelandang bertahan atau double pivot untuk membantu melakukan sirkulasi bola dalam proses awal bangun serangan. Lawan kemudian merespon dengan melakukan pressing untuk mengganggu build up tersebut atau menerapkan blok pertahanan medium.
Untuk melepaskan diri dari pressing ataupun mencari celah pada blok lawan, Dejan mengandalkan wide rotation untuk melakukan progresi bola. Tujuannya adalah untuk membebaskan ruang bagi fullback agar dapat melakukan overlap. Mekanisme wide rotation melibatkan satu dari dua pivot, fullback, dan pemain sayap.
Salah satu dari double pivot akan sedikit turun ke ruang apit untuk menerima bola, biasanya Zulfiandi. Kemudian , disusul oleh pemain sayap yang juga bergerak ke ruang apit untuk menarik fullback lawan yang menjaganya. Akibatnya, koridor flank berada dalam situasi kosong setelah ditinggalkan fullback lawan. Ruang tersebut dimanfaatkan oleh fullback untuk overlap dan menerima umpan vertikal dari Zulfiandi.
Gambar 1. Wide Rotation untuk membebaskan ruang bagi fullback untuk overlap
Saat fullback lawan tidak langsung mengikuti pemain sayap yang masuk ke ruang apit, Madura United mengakses fullback yang melakukan overlap melalui pemain sayap dengan wall pass. Setelah mekanisme progresi bola itu, penciptaan peluang akan dilakukan melalui umpan silang atau umpan tarik ke dalam kotak penalti.
Gambar 2. Akses fullback melalui pemain sayap
Dalam skuat PS Sleman saat ini, salah satu pos double pivot kemungkinan besar akan diisi oleh Guilherme Batata. Dejan memiliki banyak opsi untuk memilih pemain untuk mendampingi gelandang asal Brasil tersebut. Gede Sukadana, Luthfi Kamal, Wahyu Sukarta dan Misbakus Solihin bisa diturunkan sesuai kebutuhan taktikal, kesiapan, dan kebugaran pemain.
Sementara itu, Bagus Nirwanto dan Derry Rachman memiliki peluang yang cukup besar untuk mengamankan posisi fullback. Kemampuan keduanya dalam melakukan overlap dan kecepatan yang dimiliki akan sangat membantu dalam skema serangan yang diterapkan oleh Dejan Antonic.
Untuk posisi pemain sayap, gelandang serang, penyerang, dan stopper terdapat kecenderungan lain yang dilakukan oleh Madura United dalam membangun serangan saat ditangani oleh Dejan. Menghadapi tim yang menerapkan blok pertahanan medium cenderung rendah, Madura United memanfaatkan stopper mereka untuk melakukan progresi.
Skema Dejan mengharuskan kedua stopper untuk mampu mengalirkan bola dan berani melepaskan umpan ke celah sempit. Hal itu dilakukan untuk melakukan sirkulasi untuk memecah kerapatan pertahanan lawan dan melepaskan umpan vertikal ke pemain di ruang antar lini saat terdapat celah yang tercipta.
Umumnya penyerang akan menjadi target utama umpan vertikal dari stopper atau double pivot. Di Madura United, Dejan sering menurunkan Aleksandar Rakic sebagai penyerang. Rakic sering sedikit turun dan membelakangi gawang lawan saat menerima umpan vertikal tersebut.
Penyerang berkebangsaan Serbia itu kemudian akan melakukan wall pass kepada pemain yang menghadap ke gawang lawan atau memutar badannya untuk melanjutkan serangan. Saat melakukan wall pass, Rakic akan memiliki dua opsi target umpan, yakni gelandang serang atau pemain sayap yang bergerak masuk ke ruang apit.
Setiap opsi wall pass yang dipilih akan memiliki konsekuensi yang berbeda terhadap kelanjutan serangan yang dilakukan. Pemilihan wall pass tersebut bergantung kepada beberapa faktor, seperti kualitas umpan, komunikasi dengan pemain lain yang menghadap ke gawang lawan, dan aksi stopper lawan untuk mengikuti penyerang atau tetap pada posisinya di lini belakang.
Saat penyerang memilih untuk memberikan umpan pantul kepada pemain sayap, terdapat dua kecenderungan yang terjadi sebagai aksi lanjutan. Pertama, pemain sayap akan melakukan kombinasi umpan lanjutan dengan penyerang dengan mengincar ruang di belakang backline lawan. Kedua, pemain sayap akan melepaskan umpan terobosan kepada gelandang serang yang melakukan run in behind.
Gambar 3. Wall pass penyerang ke pemain sayap
Jika gelandang serang menerima umpan pantul dari penyerang, si kulit bulat kemudian akan diberikan kepada pemain sayap. Untuk melakukan hal itu, gelandang serang memiliki dua opsi yang bisa diambil untuk mengakses target umpan.
Pilihan perdana, through pass ke ruang di belakang backline lawan kepada pemain sayap sehingga langsung berhadapan dengan kiper lawan. Opsi lain yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan umpan kepada pemain sayap yang berada di koridor flank yang berada dalam situasi 1v1 dengan fullback lawan.
Gambar 4. Wall pass penyerang ke gelandang serang
Sepakbola konstruktif yang coba diterapkan oleh Dejan membuat Aaron Evans dan Arsyad Gufron menjadi pilihan yang paling memungkinkan di posisi stopper. Selain keduanya berani untuk memainkan bola, kecepatan yang dimiliki oleh Gufron dan pembacaan permainan Aaron akan membuat pasangan ini lebih seimbang.
Sementara itu, untuk pemain sayap, Dejan menginginkan pemain yang memiliki kecepatan, kemampuan duel 1v1, dan mampu bermain baik di dalam (ruang apit) maupun di luar (ruang sayap). Soal kecepatan, semua pemain sayap Laskar Sembada memilikinya.
Irkham Mila memiliki kemampuan bermain di ruang apit dan di ruang sayap. Selain itu, ia juga lihai dalam membaca permainan, terutama mencari momen untuk melakukan run in behind. Namun, winger asal Tegal itu sedikit lemah dalam duel 1v1.
Jefri Kurniawan lebih maksimal saat dimainkan di ruang sayap daripada di ruang apit, sedangkan Arsyad Yusgiantoro cukup baik dalam menerima umpan di ruang sempit. Akan tetapi, mantan pemain PSM Makassar itu masih perlu meningkatkan kualitas aksi-aksi selanjutnya.
Irfan Bachdim tentu juga memiliki profil yang cocok untuk ditempatkan di posisi pemain sayap. Apabila Dejan memilih Bachdim untuk mengisi pos tersebut, maka pos gelandang serang kemungkinan besar diserahkan kepada Zah Rahan Krangar. Di Liga Indonesia, gelandang asal Liberia tersebut, sudah terkenal lihai mengatur serangan. Akan tetapi, kondisi fisiknya yang baru pulih dari cedera bisa menjadi kelemahan.
Untuk itu, PS Sleman memiliki opsi lain di pos nomor sepuluh. Mereka adalah mantan gelandang Persija Jakarta, Fitra Ridwan, dan rising star, Ocvian Chanigio. Keduanya memiliki kemampuan cukup baik dalam mencari ruang untuk menjaga koneksi dengan pemain lainnya.
Namun, memainkan Bachdim di belakang penyerang juga cukup menarik. Pemain kelahiran Amsterdam tersebut memiliki kualitas dalam membaca situasi pertandingan. melihat celah di lini belakang lawan dan melakukan run in behind. Kualitas tersebut juga akan memudahkan Bachdim dalam menjaga koneksi dengan pemain lain untuk mempermudah progresi bola.
Jika mantan pemain Bali United itu ditempatkan di posisi gelandang serang, Mila dan Jefri kemungkinan akan menjadi pilihan utama di posisi pemain sayap. Meskipun lebih dijagokan untuk mengisi pos terebut, mereka berdua tetap harus bersaing Arsyad Yusgiantoro, Naufal Rahmananda, dan Burhan Ikmanuddin.
Pos penyerang hwmpir pasti jatuh kepada Yevhen Bokhashvili. Kemampuan handling ball-nya akan memudahkan saat harus menerima bola membelakangi gawang lawan dan melepaskan umpan pantul ke pemain lain. Striker Ukraina yang akrab disapa Baha itu akan mendapatkan tekanan internal dari Saddam Emiruddin. Penyerang muda jebolan akademi PSS tersebut tentu sedang dalam motivasi tinggi untuk belajar dan membuktikan diri.
Gambar 5. Prakiraan formasi PSS dalam 4-2-3-1
Cukup menarik melihat bagaimana Dejan Antonic akan membawa Super Elang Jawa terbang di Liga 1 musim ini. Dejan tentu memiliki dua opsi: memilih memainkan sepakbola dengan cara yang sama saat menangani Madura United atau berkompromi dengan skuat yang ada, mengingat pelatih asal Serbia itu tidak memiliki waktu memilih pemain yang sesuai dengan keinginannya.