Buat sebagian orang, maskot sebuah klub sepak bola mungkin tidak terlalu penting. Kehadirannya dianggap hanya untuk kepentingan hiburan semata-mata khususnya bagi para fans anak-anak.
Namun, untuk sejumlah klub di Bundesliga, maskot merupakan sesuatu yang memiliki makna khusus bagi mereka. Maskot menjadi salah satu bentuk personifikasi dari eksistensi sebuah klub. Bos Hamburger SV, Dietmar Beiersdorfer, ketika muncul spekulasi untuk menghilangkan maskot klub, dengan tegas menyatakan bahwa sang maskot akan tetap dipertahankan.
Dari banyak maskot klub di Bundesliga, ada dua yang bisa dibilang berbeda dari yang lain, yaitu Hennes dan Attila. Jika maskot klub lain umumnya berupa orang yang menggunakan kostum karakter binatang yang dipilih klub, maka Hennes dan Attila adalah benar-benar hewan hidup.
Seekor kambing bernama Hennes untuk FC Koln
Hennes merupakan maskot Koln yang adalah seekor kambing. Nama Hennes diambil dari nama mantan pemain dan pelatih legendaris Koln, Hennes Weisweiler. Sehari-hari kambing spesial ini tinggal di kebun binatang Cologne. Namun saban akhir pekan, khususnya pada pertandingan kandang Koln, Hennes akan berada di dalam stadion RheinEnergie turut menyaksikan dan mendukung timnya bermain.
Sejak tahun 2008 yang menjadi maskot adalah Hennes VIII. Ia menggantikan pendahulunya Hennes VII yang harus pensiun karena mengalami penyakit komplikasi.
Selama masa jabatannya, Hennes VII sempat juga tampil di beberapa acara televisi seperti Harald Schmidt Show dan SK Kölsch. Namun di antara semuanya, Hennes IV adalah yang paling beruntung karena turut mengalami kesuksesan FC Koln meraih gelar ganda pada tahun 1978.
Koln memiliki orang khusus untuk merawat Hennes dari waktu ke waktu. Salah satu yang paling terkenal adalah Wilhelm Schäfer, yang selama dua puluh tahun lebih mengurus maskot kebanggaan Koln (Hennes III sampai Hennes VII) sampai akhirnya ia meninggal pada tahun 2006 silam. Sang istri, Hildegard Schäfer dan Ingo Reipka kini melanjutkan tugas penting tersebut.
Kisah Hennes berawal dari perjalanan sebuah kelompok sirkus bernama Circus Williams pada akhir perang dunia kedua di tahun 1945. Dalam turnya, mereka menemukan seekor kambing tak bertuan yang tidak terurus.
Sang pemilik sirkus, Harry Williams memutuskan untuk merawat kambing tersebut. Empat tahun berselang, kambing itu melahirkan dan pada tahun 1950, anak kambing tersebut diberikan kepada FC Koln untuk dijadikan maskot klub.
Attila, sang elang bagi Eintracht Frankfurt
Maskot hidup lainnya adalah Attila, sang elang. Sejak musim 2006/07, Eintracht Frankfurt menjadikan elang hidup sebagai maskotnya. Attila dianggap mewakili harga diri, skills, keindahan dan kehebatan insting dari Frankfurt.
Selain selalu tampil di laga kandang klub, Attila juga sempat dibawa ke Berlin pada final DFB Pokal tahun 2006 kontra FC Bayern. Jika sedang tidak berada di stadion Commerzbank Arena, Attila dapat ditemui di kebun binatang Hanau.
Seperti sempat disinggung pada awal artikel, maskot klub lainnya menggunakan orang yang memakai kostum binatang. Meskipun tidak seunik kisah Hennes dan Attila, namun ada juga beberapa cerita yang melekat pada maskot klub-klub Bundesliga.
Misalnya kisah Emma, si lebah maskot Dortmund yang sempat mencuri perhatian pada tahun 2012 lalu ketika berpura-pura buang air kecil ke arah bus FC Bayern.
Sementara itu, Berni si beruang, maskot FC Bayern juga pernah meramaikan ice bucket challenge beberapa tahun silam menerima tantangan dari Tobias Schweinsteiger. Berni sendiri merupakan pengganti Bazi yang merupakan maskot Bayern sejak musim 1993/1994.
Sedangkan Augsburg menjalin kerja sama dengan teater boneka lokal bernama Augsburger Puppenkiste untuk menghadirkan puppet mascot yang bernama Jim Button.
Beberapa nama maskot juga punya makna tersendiri. Maskot Mönchengladbach, Jünter, diambil dari nama pemain tenar yang mereka miliki, Günter Netzer. Sedangkan maskot Hamburger SV adalah dinosaurus yang diberi nama Hermann, yang bersumber dari physio legendaris klub tersebut yang bernama Hermann Rieger.
Begitulah sekelumit kisah tentang maskot klub Bundesliga. Mereka memiliki peran (cukup) penting yang harus dimainkan, baik dalam urusan membangun atmosfir di antara penonton sebelum pertandingan, mendukung kepentingan marketing, terlibat dalam aksi sosial dan lain sebagainya.
Pekerjaan yang tidak mudah bagi siapa pun orang yang ada di balik kostum setiap maskot. Namun pada saat yang bersamaan, mereka juga bisa disebut sebagai orang-orang yang beruntung.
Setiap hari bisa punya kesempatan bertemu pemain bintang, nonton pertandingan langsung di stadion dan jalan-jalan keliling dunia menemani klub melakoni tur pramusim.
Ah, profesi yang menarik sekali. Bahkan Holger Becker, orang di balik kostum Erwin (maskot Schalke) menyatakan bahwa menjadi maskot adalah pekerjaan impian dan langka. Mungkin ada pembaca yang berminat melamar posisi maskot klub?