Piala Menpora Beres, Bagaimana Nasib Liga 1?

Seiring dengan dimainkannya leg kedua final Piala Menpora kemarin malam (25/4), maka selesai pula turnamen pra-musim yang dihelat sejak 21 Maret 2021 tersebut. Kesebelasan ibu kota, Persija, melesat sebagai yang terbaik dengan menahbiskan diri sebagai kampiun.

Selain The Jak, faksi pendukung Persija, kubu PSSI sebagai penyelenggara kompetisi juga patut berbahagia. Pasalnya, turnamen yang mengakhiri masa vakum sepakbola di tanah air itu berjalan dengan lancar serta sukses.

Tak ada hambatan berarti yang membuat jadwal pertandingan pada kompetisi yang satu ini terganggu atau bahkan tertunda.

Mengingat Piala Menpora menjadi tolok ukur kesiapan PSSI dalam menghelat ajang resmi seperti Liga 1, Liga 2, dan divisi yang ada di bawahnya di tengah pandemi Covid-19, maka lancarnya gelar Piala Menpora adalah hal yang layak disyukuri.

Paling tidak, PSSI sudah tahu cara menyelenggarakan kompetisi di tengah kondisi sulit seperti ini. Bagaimana menerapkan protokol kesehatan yang tepat bagi tim yang akan bertanding? Bagaimana mekanisme penanganan bagi pemain, pelatih atau ofisial yang terjangkit Covid-19? Dan masih banyak lagi.

Satu yang pasti, publik sepakbola yang terhibur dengan adanya Piala Menpora kini menunggu langkah PSSI terkait berputarnya lagi kompetisi liga. Apalagi PSSI sendiri sudah menjanjikan bahwa kompetisi akan dilangsungkan dalam waktu dekat.

Dalam pertemuan dengan pihak Menteri Pemuda dan Olahraga, Zainudin Amali, Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan, menyatakan bahwa liga bakal dimulai pada Juli 2021.

Kompetisi sendiri bakal dilangsungkan sampai bulan Maret 2022 atau sebelum datangnya bulan Ramadan 1443 Hijriah.

“Kami sudah sampaikan persiapan Liga 1 2021. Perencanaannya sudah disiapkan. Item surat-menyurat sedang disiapkan, termasuk rekomendasi Kemenpora, Satgas Covid-19, dan Kepolisian”, terang M. Iriawan seperti dikutip dari CNN Indonesia.

BACA JUGA:  Belgia dan Kesempatan Terakhir Generasi Emasnya

Melihat optimisme dari Ketum PSSI, penggemar sepakbola nasional boleh menaruh harap jika kompetisi liga di tanah air bisa segera diselenggarakan. Lagipula, suporter mana yang tak rindu melihat aksi tim kesayangannya?

Akan tetapi, mereka tak boleh lupa bahwa organisasi yang mengurus hal itu adalah PSSI. Siapapun tahu, organisasi yang satu ini kondang akan inkonsistensinya. Isuk dele, sore tempe. Begitulah kira-kira.

Optimisme dan janji yang diletupkan PSSI, tak bisa ditelan mentah-mentah. Ada begitu banyak hal yang mesti dipantau secara saksama oleh khalayak.

Kita tentu masih ingat batalnya laga uji coba tim Indonesia U-23 versus PS Tira Persikabo beberapa waktu lalu. Usut punya usut, izin keamanan dari pihak Kepolisian untuk laga tersebut justru belum keluar.

Kapolsek Tanah Abang, Kompol Singgih Hermawan, menegaskan bahwa permohonan izin yang diajukan PSSI terlalu mendadak.

“Ya, harusnya mendapatkan izin, yang bersangkutan itu baru ngasih izin. Nggak tahu saya (jam berapa PSSI mengajukan izin), tetapi pengajuannya baru di hari ini (hari pertandingan), katanya,” ungkap Singgih seperti dilansir dari Detik.

Setelah musim kemarin terhenti usai melakoni tiga pertandingan, nasib kompetisi juga tak kunjung jelas. PSSI dan operator kompetisi, PT. Liga Indonesia Baru, berulangkali menyebut nama bulan sebagai waktu digelarnya kembali liga.

Namun semuanya selalu molor dan bikin suporter gerah. Hingga akhirnya, ketidakpastian itu dijawab PSSI sendiri setelah nyaris setahun bahwa kompetisi Liga 1, Liga 2, dan Liga 3 dihentikan karena pandemi Covid-19.

Kejadian sejenis tentu ogah dirasakan kembali. Kalau memang bisa dilaksanakan, maka laksanakan. Andai tidak, paparkan secara rinci kendalanya tanpa memberi janji-janji.

Pasalnya, klub-klub sepakbola di tanah air membutuhkan kepastian perihal kompetisi. Hal itu juga terkait dengan operasional serta perjanjian mereka dengan sponsor.

BACA JUGA:  Dimitri Payet dan Diego Costa: Meletakkan Loyalitas pada Tempatnya

Setali tiga uang, para pesepakbola, pelatih dan ofisial juga membutuhkan hal yang sama sebab ada atau tidaknya kompetisi akan berdampak pada kehidupan mereka.

“Sebagai pemain, saya berharap Liga 1 bisa berjalan kembali. Saya mendukung PSSI agar semua proses untuk menyelenggarakan kompetisi bisa dibereskan”, terang penyerang PSIS, Hari Nur Yulianto, seperti dilansir Bolasport.

Rencana PSSI dan PT. LIB yang menggelar liga pada bulan Juli sejatinya memberi ruang kepada mereka untuk bergerak lebih luwes dalam mempersiapkan segalanya. Setidaknya, ada waktu selama dua bulan buat menyelesaikan segala pekerjaan rumah.

Koordinasi dengan Kemenpora, Satgas Covid-19 hingga Kepolisian harusnya bisa dilakukan secara intensif sehingga perizinan yang dibutuhkan sudah ada di tangan sebelum sepak mula Liga 1, Liga 2, dan Liga 3 2021/2022 dilaksanakan.

Jika PSSI dan PT. LIB bekerja dengan benar sehingga izin kompetisi didapat, mereka juga bisa melanjutkan proses negosiasi dengan para sponsor yang sebelumnya tersendat.

Jangan sampai nasib kompetisi liga di tanah air tak kunjung mendapat kejelasan akibat perilaku sembrono PSSI dan PT. LIB sendiri.

Alih-alih memperbaiki citra, kedua entitas ini bakal semakin dihujat oleh para penggemar sepakbola sebab dinilai tak kapabel dalam mengelola sepakbola Indonesia.

Piala Menpora berlangsung dengan cukup mulus. Hal itu seharusnya bisa menjadi pelecut bagi PSSI dan PT. LIB untuk menyelenggarakan kompetisi liga yang bebas hambatan dan kompetitif pada musim baru.

Komentar