Surat Terbuka Untuk Carlos Bacca

Hai, Carlos Bacca.

Musim ini saya menyempatkan diri untuk menonton semua pertandingan AC Milan walaupun harus streaming dengan jaringan internet yang kadang stabil, kadang tidak. Kenapa? Karena saya merasa musim ini permainan Milan mulai membaik dari musim sebelumnya.

Jadi, pengorbanan yang saya lakukan untuk menyaksikan pertandingan Milan tidak menjadi sia-sia.

Tetapi pada giornata ke-11 ketika Milan menjamu Pescara di San Siro, ada kejadian yang membuat saya kecewa, sekaligus marah.

Kau berulah lagi Bacca. Kau marah ketika diganti dan tidak menghormati Vincenzo Montella dengan menolak berjabat tangan. Bahkan kau pun tidak ikut selebrasi ke Curva Sud di akhir pertandingan.

Coba perhatikan lagi bagaimana kamu mengumbar amarah yang saya rasa kurang pantas.

 

Bacca, ini bukan pertama kali kau marah ketika diganti. Masih terngiang dalam ingatan bagaimana kau melemparkan jaket Milan musim lalu yang membuat para Milanisti meradang. Walaupun pada akhirnya, kau meminta maaf dan kejadian itu pun mulai dilupakan.

Tetapi, kenapa kau ulangi lagi kesalahan yang sama musim ini? Apa kau pikir bisa berbuat kesalahan seenaknya lalu minta maaf dan masalah selesai? Atau apa karena kau menganggap dirmu sebagai pemain penting di Milan jadi kau bebas melakukan apa saja?

Bacca, kalau saya boleh jujur, kau itu belum ada apa-apanya dibandingkan penyerang-penyerang Milan terdahulu seperti Marco van Basten, George Weah, Andriy Shevchenko, dan Filippo Inzaghi.

Bacca, jika merasa frustasi karena tidak dapat mencetak gol, janganlah kau lampiaskan amarahmu ke dalam hal-hal yang buruk. Teruslah bekerja keras di lapangan, gol itu pasti akan datang dengan sendirinya.

Bacca, kau harusnya mencontoh Keisuke Honda, Luiz Adriano, dan Gianluca Lapadula. Mereka pemain cadangan yang hanya bisa bermain 15 menit atau bahkan hanya 5 menit di suatu pertandingan.

BACA JUGA:  Tentang Roberto Baggio dan Perseteruannya dengan Marcello Lippi

Namun, mereka tetapi tetap menunjukkan semangat yang tinggi ketika dimainkan. Mereka menyadari bahwa memperjuangkan satu tempat di tim inti Milan merupakan pekerjaan yang berat dan butuh kerja keras untuk mendapatkannya.

Bacca, Milan musim ini diisi banyak pemain muda yang membutuhkan panutan di. Kau, sebagai pemain senior harusnya memberikan contoh yang baik untuk anak-anak muda itu.

Tetapi, yang terjadi malah sebaliknya. Lihatlah bagaimana Gianluigi Donnarumma jatuh bangun menjaga gawang Milan. Kiper belia yang bahkan belum berusia 18 tahun itu justru bisa bersikap profesional dengan bermain penuh dedikasi. Ia memahami tanggung jawab yang ia emban.

Coba perhatikan Manuel Locatelli. Gelandang muda yang konon merupakan perpaduan Andrea Pirlo dan Ricardo Montolivo tersebut bermain dengan determinasi tinggi. Ia, yang masih begitu muda, menikmati keberhasilan dan kegagalan sebagai sesuatu yang patut terus diperjuangkan.

Atau yang paling baru, lihat Mario Pasalic, apakah dia mengeluh karena baru diberikan debut pada giornata 11? Pemain pinjaman dari Chelsea tersebut malah bermain dengan penuh semangat dan melakukan yang terbaik untuk tim.

Coba renungkan semua pengorbanan pemain-pemain muda tersebut yang harus bersabar dan bekerja sangat keras. Memang, bakat-bakat mereka begitu besar. Namun, para pemain masa depan tersebut membutuhkan bimbingan dari senior yang bisa dijadikan panutan.

Bacca, kau seharusnya bisa menjadi panutan itu. Bisa menjadi sosok kakak yang berdiri di belakang mereka untuk terus membisikkan semangat tak pantang penyerah. Bagaimana caranya? Ya dengan bermain sepenuh hati, dan menunjukkan sikap profesional.

Oh Bacca, sungguh memalukan dirimu. Ternyata anak-anak muda itu malah bisa bersikap lebih dewasa dibandingkan drimu.

Bacca, saya juga ingin mengucapkan selamat, karena kau beruntung berada di Milan saat sudah tidak ada lagi pemain seperti Paolo Maldini atau Gennaro Gattuso. Kalau mereka masih ada, mungkin kau akan dimarahi habis-habisan oleh Maldini dan ditempeleng oleh Gattuso.

BACA JUGA:  Sinar David Beckham di Dalam dan Luar Lapangan

Oh iya Bacca, jangan marah ya dengan perkataan saya ini. Saya menuliskan ini karena saya masih peduli padamu Bacca.

Cukup sekian dulu ya Bacca, semoga kau bisa mengubah kelakuan burukmu itu. Lampiaskan kekecewaan dan amarahmu itu di dalam pertandingan menjadi gol yang akan memberikan kemenangan bagi Milan. Jangan sampai para Milanisti muak melihat tingkah lakumu.

 

Komentar