Beringas Bersama Edson Tavares

Beringas Bersama Edson Tavares
Beringas Bersama Edson Tavares

Mengemban status juara bertahan Liga 1, performa yang disuguhkan Persija Jakarta dalam mengarungi musim kompetisi 2019 amat mengecewakan. Alih-alih bersaing di papan atas guna mempertahankan gelar, mereka justru betah berlama-lama di papan bawah, bahkan zona degradasi.

Kondisi tersebut bikin manajemen Macan Kemayoran dan The Jak, fans berat Persija, geram. Pelatih berkebangsaan Spanyol, Julio Bañuelos, mereka tuding sebagai kambing hitam perihal merosotnya penampilan Marko Simic dan kawan-kawan.

Rumor pemecatan yang berkembang sedari lama, akhirnya jadi kenyataan pada 19 September 2019 kemarin setelah Persija menuai hasil negatif (kekalahan keenam sepanjang musim ini) kontra Bali United.

Sempat menunjuk Sudirman sebagai caretaker, Persija tak membuang banyak waktu guna mencari sosok pelatih kepala yang baru. Dilansir melalui akun ofisial twitter Macan Kemayoran (29/9), pihak manajemen sepakat untuk mendatangkan arsitek asal Brasil, Edson Araujo Tavares.

Layaknya Bañuelos, sebagian pihak merasa kalau Tavares juga nama yang cukup asing di telinga. Walau begitu, jangan ragukan curriculum vitae lelaki berumur 63 tahun tersebut. Pasalnya, karier kepelatihan Tavares sudah dimulai sejak tahun 1982 silam.

Menariknya, karier melatih Tavares justru lebih banyak dihabiskan di luar Negeri Samba. Beberapa tim yang pernah ia tukangi antara lain tim nasional Haiti, Jordania, dan Vietnam. Sementara Al Hilal, Sepahan, dan Yokohama FC merupakan kesebelasan profesional yang sempat merasakan sentuhan Tavares.

Bareng Al Hilal pula, sosok kelahiran Rio de Janeiro ini sukses mengukuhkan diri sebagai klub terbaik di Benua Kuning manakala memboyong gelar Asian Club Championship 1991 (ajang yang menjadi cikal bakal Liga Champions Asia).

BACA JUGA:  Tentang Nama Klub Asal Belanda

Teraktual, Yokohama FC besutan Tavares finis di peringkat ketiga klasemen akhir J.League 2 musim 2018 kemarin sehingga berhak mengantongi tiket ke babak playoff promosi. Sayangnya, perjuangan Kazuyoshi Miura dan kawan-kawan buat naik kasta berakhir tragis akibat kalah dari Tokyo Verdy di laga semifinal.

Kini, petualangan baru siap dilakoni Tavares pasca-menerima pinangan Persija. Manajemen Macan Kemayoran dan The Jak pasti berharap tangan dinginnya sanggup membawa Simic dan kolega, setidaknya, menjauhi zona merah.

Membenahi Mental

Serangkaian hasil jeblok yang ditelan Persija dalam rentang 19 pertandingan yang sudah dijalani, tentu memengaruhi mentalitas para pemain. Hal inilah yang harus dibereskan Tavares terlebih dahulu sebelum melangkah jauh ke pembenahan taktik maupun teknik.

Tanpa kekuatan mental yang paripurna dari seluruh penggawa Persija, taktik dan teknik paling eksepsional sekalipun akan sulit dipahami dan diimplementasikan secara langsung di atas lapangan.

Sebagai contoh kecil, mereka yang gemar bermain game Football Manager (FM) pasti mafhum betapa sulitnya mengatrol mental para pemain yang ambruk gara-gara sering menelan hasil minor.

Terlebih, pendekatan psikologis yang tepat untuk membangkitkan kemampuan dari masing-masing pemain tidak bisa dilakukan lewat cara yang sama. Bila di game saja proses itu berjalan alot, hal serupa di dunia nyata tentu lebih alot lagi, bukan?

Tavares wajib ‘menyadarkan’ skuat Macan Kemayoran bahwa mereka adalah segerombolan pesepakbola pilih tanding. Alih-alih bikin Persija inferior, merekalah pionir utama dalam mewujudkan misi kebangkitan.

Andai pembenahan di sektor mental ini berjalan mulus dan cepat, penerapan ide-ide permainan yang beranak pinak di kepala Tavares guna membantu Persija meraih hasil-hasil positif tentu bisa dilaksanakan dengan lebih mudah.

“Pelatih Tavares adalah sosok yang tegas, disiplin, dan penuh komitmen. Bersamanya, kami ingin bangkit”, tutur Sandi Sute, salah seorang penggawa Persija seperti dilansir detiksport, dengan nada optimis.

BACA JUGA:  Mengenang Pelatih Tim Nasional Selama Indonesia Merdeka

Keuntungan Persija

Di tengah situasi sulit dan waktu adaptasi yang mepet, Tavares dan Persija mengantongi sedikit keuntungan buat menuntaskan misi bangkitnya di sisa musim ini. Apalagi kalau bukan tabungan partai tunda.

Berdasarkan data yang dihimpun melalui laman resmi Liga 1, Simic dan kolega mempunyai tabungan tiga laga tunda. Masing-masing kontra Borneo FC, Semen Padang, dan Persela Lamongan. Partai-partai itu sendiri terpaksa ditunda karena berbagai alasan, mulai dari keikutsertaan Persija di kompetisi antarklub Asia hingga tidak keluarnya izin keamanan dari pihak Kepolisian.

Asiknya lagi buat Persija, semua laga tunda tersebut merupakan pertandingan kandang. Bermain di hadapan puluhan ribu The Jak yang siap memenuhi tribun, sepatutnya bisa memotivasi anak asuh Tavares untuk tampil kesetanan demi menyapu bersih angka sempurna dan memperbaiki posisi di papan klasemen.

Kembali tampil beringas layaknya macan kelaparan yang siap menerkam mangsanya di hutan belantara adalah keharusan bagi Persija. Sebab keberingasan itulah yang nantinya bisa membawa mereka menyelesaikan musim dengan lebih baik.

Ikut berebut titel juara tentu mustahil, tapi finis di delapan besar (hal itu merupakan target paling realistis bagi Simic dan kawan-kawan saat ini) jelas bukan pekerjaan yang sukar untuk direalisasikan lewat bantuan Tavares.

Komentar