Keraguan muncul di benak Aremania saat nama Carlos Manuel dos Santos Fortes diperkenalkan sebagai penyerang asing baru Arema FC pada 12 Juli 2021 silam.
Perasaan tersebut muncul didasari oleh statistik pria asal Portugal itu dalam beberapa tahun ke belakang.
Direkrut secara gratis dari Vilafranquense yang berkompetisi di Liga Portugal 2 (kasta kedua), Fortes yang bermain sebanyak 25 kali cuma sanggup mencetak 2 gol.
Berposisi sebagai striker tetapi dalam semusim hanya bikin gol kurang dari dua digit. Siapa yang terkesan dengan hal itu? Pasti tak ada.
Kiprah Fortes bersama Universitatea Craiova di Liga Rumania dan Liga Maroko bareng Ittihad Tangier juga jauh dari kata memuaskan.
Akan tetapi, manajemen Singo Edan bergeming. Mereka merasa bahwa Fortes akan bersinar.
Eduardo Almeida, pelatih Arema FC saat ini, disebut-sebut sebagai kunci utama mengapa Fortes bergabung ke klub asal Malang tersebut.
Pelatih yang sebelumnya menukangi Semen Padang inilah yang meyakinkan manajemen klub supaya mendatangkan Fortes guna melengkapi lini serang Singo Edan yang telah diisi Dedik Setiawan, Kushedya Hari Yudho, dan M. Rafli.
Arema FC sendiri beberapa musim ke belakang boleh dibilang tidak memiliki bomber impor yang bertaji.
Pada Liga 1 tahun 2019, eks top skorer Liga 1 bersama Bali United, Sylvano Comvalius hanya menyumbang 5 gol dari 27 laga.
Padahal ekspektasi publik Malang akan kedatangan bomber berpaspor Belanda itu sangat menjulang. Ya, dengan rekam jejak luar biasa di Pulau Dewata, Aremania jelas tergiur melihat kemampuan Comvalius.
Musim sebelumnya, Thiago Furtuoso yang dicomot juga gagal memenuhi harapan. Penyerang asal Brasil tersebut cuma menggelontorkan 5 gol saja di tahun 2018.
Pihak Arema FC tentu berharap Fortes tidak akan mengulangi kesuraman yang dibawa Furtuoso maupun Comvalius.
Kendati begitu, ada keraguan yang melompat-lompat di dada Aremania saat tim kesayangannya cuma meraih tiga poin dari empat laga awal.
Almeida mendapat kritikan tajam dan dituntut berbenah. Sementara Fortes diledek sebab tak jua membuka rekening golnya.
Mujur, ketika Singo Edan mulai menemukan performa terbaiknya, Fortes juga merasakannya.
Sosok kelahiran Charneca ini mencetak gol saat Arema FC menundukkan Persipura (29/9). Hebatnya, setelah itu ia begitu rutin menyumbangkan gol.
Secara beruntun, Fortes menyobek jala Persela, Persija, dan Persiraja. Total ia menyumbang empat gol dari tiga laga tersebut.
Bahkan tendangan first time-nya yang berbuah gol dalam laga melawan Persija terpilih sebagai gol terbaik Liga 1 2021/2022 pada bulan Oktober.
Sempat terhenti keran golnya pada laga melawan Persita dan Madura United, pundi-pundi gol Fortes kembali bertambah saat melawan Persebaya, Persik dan Barito Putera yang masing-masing dibobol satu kali.
Dua golnya melawan Borneo FC (10/12) lantas menggenapi koleksi gol penyerang berusia 27 tahun ini sekaligus menjadikannya pencetak gol terbanyak sementara dari Arema FC.
Total 10 gol yang dicetak pemain bernomor punggung 9 ini dilengkapinya dengan 3 asis. Jumlah asisnya bahkan sejajar dengan milik Dendi Santoso sebagai yang terbanyak. Sungguh menarik, bukan?
Kontribusi atas 13 gol Arema FC dari Fortes sepanjang musim ini melambungkan klub berkostum berwarna biru itu ke peringkat tiga klasemen sementara.
Presensi Fortes di lini serang Arema FC benar-benar krusial. Ia membuat lawan senantiasa waspada. Sekali saja lengah, bomber yang satu ini siap memberi hukuman.
Tinggi badannya boleh saja 188 sentimeter dan berpostur gempal, tetapi Fortes memiliki mobilitas dan kecepatan yang menjadi nilai tambah bagi lini depan Singo Edan.
Lewat postur menjulangnya, Fortes bisa memenangi duel-duel udara. Sementara tubuh kokohnya, bikin ia sulit ditaklukkan saat duel-duel fisik.
Lebih jauh, tubuh Fortes yang besar nyatanya tidak membuat pergerakannya lambat. Kecepatan larinya bahkan boleh diadu dengan para bek tengah lawan.
Gol saat melawan Persiraja menjadi buktinya. Ia berani adu lari dengan penggawa lawan sebelum mengelabui penjaga gawang Fakhrurrazi Quba dengan sepakan kaki kanannya.
Uniknya, dari 10 gol yang sudah dibuat Fortes sejauh ini, hanya satu gol yang dicetak dari sundulan kepala. Ini bak anomali karena postur jangkungnya.
Sembilan gol lain yang diukir Fortes berasal dari sepakan kaki kanan (7 gol) dan sepakan kaki kiri (2 gol).
Bila dipecah lagi, tiga gol Fortes lahir dari sepakan jarak jauh, termasuk tendangan bebas.
Kenyataan di atas seperti menjustifikasi bahwa dirinya adalah penyerang komplet. Ia berbahaya di kotak penalti sekaligus pandai mencari kesempatan dari luar kotak.
Fortes beringas dalam situasi open play, juga berbahaya saat Arema FC mendapat bola-bola mati di dekat kotak penalti. Dirinya betul-betul bak seekor singa di depan jala lawan.
Kepercayaan Almeida dan manajemen Arema FC sejauh ini mampu dijawab Fortes dengan cara gemilang.
Tak heran bila Aremania mulai mengidolakannya. Ia menjadi protagonis anyar yang sudah lama ditunggu kehadirannya.
Bila mampu menjaga performanya atau bahkan mengantar Arema FC mereguk prestasi, maka jebolan akademi Nacional ini akan sah dinobatkan sebagai Ongis Nade asal Charneca.