Qatar harus menyerah 0-2 dari Ekuador dalam laga pembuka Grup A Piala Dunia 2022 (20/11). Di hadapan 67.372 penonton yang hadir di Stadion Al-Bayt, Hassan Al Haydos dkk tampil penuh beban dan kalah dominan dari tim tamu.
Rekor buruk
Hasil ini membuat Qatar mencatatkan dua rekor buruk sekaligus. Pertama, mereka menjadi satu-satunya tuan rumah yang kalah di laga pembuka sepanjang sejarah Piala Dunia. Kedua, skuad The Maroons juga menjadi tim tuan rumah perdana yang gagal mencetak gol di laga pembuka sejak Piala Dunia 1970.
Qatar are the first hosts in the history of the World Cup to lose the opening match ❌ pic.twitter.com/meWCDXUOjB
— B/R Football (@brfootball) November 20, 2022
Sepanjang laga, terutama di babak pertama, Qatar tampil sangat tidak meyakinkan. Entah nervous atau kenapa, permainan anak asuh Felix Sanchez Bas tak berkembang. Para pemain juga terlihat panik, sering salah umpan, dan terlalu lama mendribble bola. Niat Felix Sanchez dengan memperbanyak pemain di sektor tengah melalui formasi 3-5-2 pun tidak berjalan sebagaimana mestinya.
Sementara, Ekuador justru tampil lepas dan mampu mendominasi jalannya laga dengan total 53% penguasaan bola. Taktik high defensive line yang diterapkan pelatih Ekuador, Gustavo Alfaro, juga berhasil memaksa Qatar bertahan dan merubah formasi mereka menjadi 5-3-2.
Ekuador hanya butuh 31 menit untuk bisa 2 kali membobol gawang Qatar. Gol pertama lahir dari sepakan penalti kapten mereka, Enner Valencia di menit ke-16. Kemudian pemain FC Fenerbahce itu juga berhasil mencetak gol keduanya di menit ke-31 lewat sundulan kepala.
Tanpa perlawanan
Alih-alih mengejar ketertinggalan, Qatar justru tidak mencoba lebih agresif dalam menyerang. Dalam catatan BBC, selama 90 menit tim tuan rumah hanya dua kali menyentuh bola di kotak penalti Ekuador. Mereka juga mencatatkan 0 shot on target dan hanya bisa membuat satu big chance.
Ekuador sebetulnya juga tidak punya banyak peluang. Mereka juga hanya punya 1 big chance dan 3 shot on target. Hanya saja Enner Valencia dkk lebih efektif memanfaatkan peluang-peluang kecil. Buktinya angka xG Ekuador pada laga kali ini adalah 1,18 tapi mereka bisa mencetak 2 gol.
Akar masalah Qatar dalam laga pembuka melawan Ekuador adalah akurasi passing yang rendah, sering kalah dalam duel, minim kreativitas. Berdasarkan data dari Sofascore, akurasi passing Qatar (short, long, crossing) hanya 54% saja. Hal ini berakibat pada seringnya kehilangan bola (119 kali). Kemudian dari 101 duel, Qatar hanya mampu memenangkan 49 diantaranya. Terakhir dalam data Whoscored, 46% serangan Qatar selalu bertumpu di sektor sayap kiri yang diisi oleh Abdulaziz Hatem dan Akram Afif.
Laga pembuka kali ini memang tidak seseru apa yang diekspektasikan banyak orang, bahkan cenderung membosankan. Pasalnya selama 90 menit total hanya 2 peluang besar dan 11 tembakan dari kedua tim. Jumlah tembakan tersebut menjadikan laga ini menjadi laga paling sedikit tembakan atau shooting sejak Piala Dunia 1966.
Jika tidak segera berbenah tentu Qatar akan jadi penggembira saja pada Piala Dunia 2022. Pasalnya dua lawan berikutnya juga bukan lawan yang mudah, yaitu ada Senegal dan Belanda.