“Sepp Blatter was the godfather of football“. Pesta akbar Piala Dunia 2022 Qatar akan segera berlangsung dalam waktu kurang dari sebulan. Sebelum menyaksikan para bintang beradu di teater sepakbola termegah, ada sebuah tontonan yang bisa menggugah pikiran untuk pemanasan. FIFA Uncovered bakal dirilis 11 hari sebelum Piala Dunia resmi berjalan. Bobroknya FIFA sebagai induk sepakbola dunia akan dikuliti habis dalam serial mini produksi Netflix tersebut.
FIFA Uncovered akan menyoroti kiprah “organisasi kriminal” itu dalam kurun waktu 10 tahun ke belakang. Masa ketika Sepp Blatter berkuasa penuh untuk menjalankan praktik korupnya dalam pengelolaan federasi sepakbola. 17 tahun pria asal Swiss itu bercokol di rantai teratas federasi sejak 1998.
Hingga pada 2015 dirinya lengser dalam waktu kurang dari sepekan setelah Blatter kembali terpilih sebagai Presiden FIFA untuk kelima kalinya. Sebelum mengumumkan pengunduran diri, sejumlah petinggi FIFA ditangkap oleh FBI terkait kasus korupsi.
Lebih dari 100 tahun berdiri, FIFA kini membawahi 211 anggota asosiasi dari berbagai negara di belahan dunia. “Menjadi anggota FIFA, rasanya seperti berada dalam sebuah taman rahasia,” kata narator dalam trailer FIFA Uncovered. Semua seolah bisa melakukan apapun di lembaga yang berkantor pusat di Zurich itu.
Korupsi, penyelewengan kekuasaan, penipuan, pemalsuan dokumen, penghindaran pajak, pencucian uang, dan hal buruk lain seperti sudah mendarah daging.
Termasuk dalam hal pemilihan tuan rumah Piala Dunia yang selalu bermasalah dan penuh kecurangan. Pada pemilihan Afrika Selatan sebagai tuan rumah Piala Dunia 2010, eks Sekretaris Jenderal FIFA Jerome Valcke tersangkut skandal suap sebesar 10 juta dolar untuk memuluskan pemilihan tuan rumah tersebut.
Kasus serupa diduga terjadi saat pemilihan Rusia dan Qatar untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia 2018 dan 2022. Sejumlah pejabat FIFA diduga menerima suap dengan suara mereka sebagai imbalan agar memenangkan Rusia dan Qatar sebagai tuan rumah.
Seorang reporter New York Times. Ken Bensinger yang menulis buku tentang skandal FIFA berjudul How the U.S. Blew the Whistle on the World’s Biggest Sports Scandal dan Red Card: FIFA and the Fall of the Most Powerful Men in Sports ikut terlibat dalam pembuatan serial ini. Melalui akun Twitter-nya, Ken menjanjikan bahwa akan menyajikan akses luar biasa ke sebuah pengungkapan besar di tubuh FIFA.
For the past 2 years I've been privileged to help out w/ this ambitious project on FIFA & its manifold corruptions. I've seen the finished series I can say it's got amazing access & big revelations.
Eager to see "FIFA Uncovered" drop…just in time for the Qatar World Cup! https://t.co/L1OWYYm9IY
— Ken Bensinger (@kenbensinger) October 25, 2022
FIFA selalu melarang adanya intervensi pemerintah atau politik ke dalam sepakbola. Akan tetapi sikapnya bertentangan dengan ucapan yang bahkan tertuang dalam regulasi resmi tersebut.
Selama bertahun-tahun, induk sepakbola dunia itu melakukan praktik-praktik kotor dan bersekongkol dengan banyak asosiasi dari negara lain untuk mendulang keuntungan pribadi. Termasuk kasus yang menyangkut eks Presiden UEFA Michel Platini yang terendus oleh Kejaksaan Agung Swiss (OAG) atau ketika Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan dukungan terbuka kepada Sepp Blatter untuk maju dalam pemilihan Presiden FIFA pada 2015 lalu.
Di balik senyapnya hari-hari menuju Piala Dunia 2022 Qatar, Netflix berupaya “meramaikan” suasana dengan dokumenter yang melucuti kebobrokan organisasi sepakbola terbesar di dunia. Serial FIFA Uncovered akan tayang mulai 9 November mendatang. Gimana, tertarik menontonnya?