Graham Potter benar-benar menjadi penyihir bagi klub semenjana Brighton & Hove Albion F.C. Bagaimana tidak? selama hampir empat musim menahkodai klub yang berasal dari kota pantai Brighton & Hove itu, The Seagulls menunjukan grafik penampilan yang memuaskan dan selalu menjadi klub yang menyusahkan para raksasa Premier League.
Terbaru, pada laga pembuka Liga Inggris 2023/2022, tim dengan jersey bergaris putih dan biru itu mampu menaklukan Manchester United dengan skor 2-1 di Old Trafford.
Di tangan Potter, klub yang bermarkas di Falmer Stadium itu memiliki karakter bermain yang agresif, selalu bermain menyerang, dan ingin mendominasi permainan.
Ditambah organisasi lini belakangnya yang terbilang cukup solid sehingga susah untuk ditembus. Kisah gemilang Potter tentu menjadi pembalasan dendam akan masa lalunya yang terbilang pahit.
Sebelum mengawali kariernya sebagai pelatih, Potter adalah pesepakbola profesional yang banyak membela klub papan tengah seperti Birmingham City, Stoke City dan West Bromwich Albion. Tapi sayang, ia harus memutuskan pensiun di usia yang baru menginjak 30 tahun.
Bukan karena cedera, namun Potter mengalami frustasi yang luar biasa dalam kariernya sebagai pesepakbola. Ia selalu dicemooh dan bahkan dijuluki sebagai pemain sial oleh para pendukung Birmingham.
Padahal saat itu ia masih berusia sangat muda yang baru saja dipromosikan ke tim utama. Sejak peristiwa kelam itu, kiprahnya sebagai pemain tidak berkembang dan akhirnya harus menggantung sepatu.
Selepas dari gantung sepatu, Potter memutuskan untuk melanjutkan kariernya di pendidikan dan meraih gelar Bachelor serta Master dari dua universitas yang berbeda. Setelahnya, ia memutuskan untuk terbang ke Ghana guna mengembangkan sepakbola wanita di sana.
Baru setelah itu ia kembali ke Eropa dan melatih klub asal Swedia, Östersunds FK. Bersama klub tersebut Potter sukses meraih satu gelar Swedia Cup.
Kesuksesan di tanah Swedia, mengantarkannya ke Swansea City untuk mengarungi Championship musim 2018/2019. Tak berselang lama, Tony Bloom pemilik Brighton & Hove Albion F.C. menghubunginya untuk memimpin timnya yang baru saja promosi ke Liga Inggris.
Di musim pertamanya, ia mampu membawa The Seagulls bertahan di Liga Inggris. Prestasi terbaiknya adalah di musim ketiga dengan membawa klub asuhannya finis di peringkat kesembilan Liga Inggris 2021/2022.
Kisah Potter sangat mirip dengan karakter Harry Potter. Sempat dilecehkan, dicemooh dan bahkan dianggap tidak punya kemampuan apa-apa, namun ternyata ia punya kekuatan sihir yang sangat hebat berkat kerja keras yang ia tunjukan.
Patut kita tunggu sihir-sihir Graham Potter bersama Brighton & Hove Albion F.C. Sectumsempra!