Meski Tottenham Hotspur mendapatkan sejumlah pemain yang dirasa banyak orang sebagai sebuah pergerakan transfer yang baik, keraguan Antonio Conte masih saja belum bisa untuk dibendung. Pelatih asal Italia itu belum yakin kalau Tottenham Hotspur dapat menjadi title contender yang sejati.
Spurs, julukan Tottenham Hotspur, memulai musim Liga Inggris 2022/2023 dengan cukup meyakinkan. Conte berhasil membawa tim asuhannya memperoleh 10 dari kemungkinan penuh 12 poin. Klub dari London Utara itu menduduki peringkat ketiga klasemen sementara, di bawah bayang-bayang Manchester City dan rival abadi mereka, Arsenal.
Jika dibandingkan dengan musim lalu, Conte memang merasa bahwa skuadnya kali ini lebih lengkap. Walau begitu, ia juga mengatakan bahwa Spurs membutuhkan setidaknya 2 jendela transfer lagi untuk menjadi penantang gelar Liga Inggris yang konsisten.
Klub milik Daniel Levy itu sebelumnya telah mendatangkan setidaknya 4 nama pemain yang sudah tidak asing lagi. Richarlison dari Everton, Yves Bissouma dari Brighton, Ivan Perisic dari Inter Milan, dan Clement Lenglet yang dipinjam dari Barcelona.
Dengan para pemain baru, tak butuh waktu lama bagi Conte untuk membuat mereka menyatu dalam skuad. Sebagai contoh seperti Richarlison dan Perisic yang mulai nyetel dengan permainan Conte.
Tetapi melihat 4 kompetisi resmi yang diikuti Spurs; Liga Inggris, Liga Champions, Piala FA, dan Piala Liga, Conte memilih untuk realistis. Salah satu penyebabnya karena rotasi pemain menjadi hal yang wajib untuk dilakukan bahkan bagi seluruh klub di Liga Inggris.
Itulah alasannya memiliki pemain inti lebih dari 11 adalah hal yang paling ideal di model sepakbola saat ini. Sebagai contoh Manchester City. Adalah sesuatu yang sangat benar jika mereka memiliki starter lebih dari jumlah pemain yang bisa diturunkan oleh Pep Guardiola di lapangan.
Melihat jadwal padat itu, alibi Conte tentang target Spurs yang tak muluk-muluk terlihat lebih rasional. Target yang paling realistis adalah memastikan diri untuk masuk ke dalam posisi 4 besar lagi. Tetapi, apakah Daniel Levy yang terkenal pelit akan menolerir keraguan Conte?