Klub Indonesia Melawan Corona

Tidak disangka pada tahun 2020, kita semua dihebohkan oleh kehadiran wabah penyakit yang bernama Corona. Wabah ini sendiri membuat sendi-sendi kehidupan terganggu. Tak terkecuali dunia sepakbola.

Sudah lebih dari dua bulan kita dipaksa libur menyaksikan laga-laga sepakbola di televisi ataupun streaming, baik nasional maupun internasional. Bagi para penggemar sepakbola, kenyataan ini sungguh menyiksa. Sama tak enaknya dengan perasaan patah hati.

Sebagai salah satu cabang olahraga populer, sepakbola memang menarik atensi banyak orang. Sepakbola juga menyediakan ruang bagi mereka yang ingin meraih sesuatu darinya, entah dengan mengambil peran sebagai direksi klub, pelatih, pemain, kitman, suporter, atau bahkan pedagang asongan.

Sebaran Corona telah mengubah wajah sepakbola. Walau demikian, masih ada  banyak cerita menarik dari sepakbola meski tak ada pertandingan.

Di tengah kelindan rivalitas antarklub, nyatanya sepakbola juga dapat hadir sebagai sebuah wadah kemanusiaan. Tim sepakbola bisa menginisiasi pengumpulan donasi dalam upaya penanganan wabah Corona. Beberapa klub profesional di Indonesia memperlihatkannya kepada kita.

Ada banyak cara yang dilakukan oleh klub-klub Indonesia dalam rangka bersatu melawan Corona. Cara-cara ini dikemas dengan menarik tapi sederhana, agar  suporter tergugah untuk berpartisipasi.

Lantas, apa saja cara yang ditempuh klub-klub Indonesia guna memerangi Corona?

Belanja Merchandise sambil Donasi

Membeli merchandise klub pujaan adalah ritual yang wajib ditunaikan seorang fans. Hal ini dilakukan sebagai bentuk cinta mereka.

Sadar bahwa fans adalah pangsa pasar yang besar, banyak klub Indonesia yang kemudian berinisiatif menjual merchandise resminya seraya mengajak fans untuk berdonasi.

Beberapa klub Indonesia merilis sejumlah produk menarik untuk ditawarkan kepada fans. Harganya pun relatif terjangkau dalam situasi sulit seperti sekarang.

Bali United sempat merilis masker yang tertera logo mereka dengan tanda bintang di atasnya sebagai penanda bahwa mereka adalah kampiun di musim lalu.

Klub promosi asal Tangerang, Persita, juga melakukan hal serupa. Bedanya, klub dengan warna kebesaran ungu ini menjual masker spesial dengan logo teranyar mereka.

BACA JUGA:  Peter Bonetti: Kiper Anti-Gravitasi

Tim yang dianggap sebagai representasi Jawa Barat, Persib, mengampanyekan tanda pagar #Sauyunan di media sosial. Melalui hal itu, kubu Maung Bandung melepas dua produk yakni jersi #Sauyunan dan masker #Sauyunan.

Sementara klub raksasa Jawa Timur, Persebaya, memunculkan konsep pembelian merchandise via laman resmi gerai ofisial klub. Asyiknya, jumlah donasi sudah tercantum di laman tersebut.

Dengan berbagai metode yang dipilih masing-masing klub, atensi publik jelas melonjak. Setidaknya ada dua alasan kenapa akhirnya fans mau membeli merchandise.

Pertama, memenuhi keinginan untuk mengoleksi pernak-pernik terkait klub yang diidolakan. Kedua, keinginan buat beramal untuk kepentingan sesama. Utamanya dalam memerangi Corona.

Lelang Jersi dan Barang Istimewa Milik Pemain

Lelang barang merupakan cara yang menarik bagi para fans. Dengan begitu, mereka berkesempatan untuk memiliki barang-barang istimewa yang dimiliki oleh para pemain dari klub idoanya.

Klub ibu kota, Persija, mengadakan lelang jersi, sepatu, jaket, hingga medali juara yang pernah didapatkan oleh para pemainnya.

Sementara Borneo FC, Madura United, Persela, Persik, PSIM, PSIS, PS Sleman, sampai PS Tira-Persikabo juga mengadakan lelang seragam milik sejumlah pemainnya sebagai cara melawan wabah Corona.

Jersi-jersi yang dilelang ini merupakan baju yang dipakai oleh para pemain dalam pertandingan tertentu. Ada sejumlah jersi lawas yang ikut meramaikan lelang. Ada pula seragam tim di musim kompetisi 2020 kali ini. Dengan label tersebut, fans tentu tertarik untuk mengikuti lelang demi memiliki benda-benda prestisius dari klub kesayangannya sekaligus berdonasi.

Salah satu keuntungan sistem lelang adalah suporter yang ingin berpartisipasi dapat melihat sendiri perkembangan harga dari suatu item. Sehingga mereka juga bisa menyesuaikan dengan kemampuan finansialnya. Satu yang pasti, semakin unik dan langka suatu benda, maka harganya pasti semakin tinggi.

BACA JUGA:  Menengok Nasib Hachim Mastour

Akan tetapi, dalam proses lelang ini diperlukan kontrol diri. Jangan sampai karena terlalu ambisius, lalu memasang harga amat tinggi demi memuluskan jalan untuk mendapatkan barang yang diinginkan. Padahal kondisi finansial tak mendukung. Alhasil, bidder akan dicap melakukan bid and run serta mencederai proses lelang tersebut.

Mengirim Donasi via Klub Secara Langsung

Cara ini adalah yang paling sederhana. Para supporter cukup mengirim sejumlah uang, bebas berapapun nominalnya, ke rekening bank yang telah ditentukan oleh klub. Badak Lampung FC dan PSIM adalah kesebelasan yang menerapkan metode ini melakukan metode seperti ini.

Melalui program PSIM Empathy, Laskar Mataram mengajak suporter setianya untuk terlibat dalam pengumpulan donasi guna membantu penanganan wabah Corona. Para fans bisa langsung mengirim uang donasi ke rekening yang dikelola langsung oleh manajemen PSIM. Sementara itu, Badak Lampung FC menyepakati kerja sama dengan lembaga kemanusiaan, Aksi Cepat Tanggap (ACT), dalam pengumpulan donasi.

Berkaca dari langkah-langkah di atas, klub sepakbola pada kenyataannya memang bisa menjadi motor penggerak untuk membantu sesama, khususnya dalam penanganan wabah Corona yang saat ini menjangkiti Indonesia. Dengan daya tarik yang kuat, sebuah klub dapat mengajak sekaligus memengarui fansnya untuk berbuat kebaikan.

Inisiatif dari para klub-klub Indonesia itu patut diberikan apresiasi yang setinggi-tingginya. Di tengah himpitan Corona yang terus menyebar, mereka sanggup menginisiasi gerakan positif untuk kemanusiaan.

Terlepas dari cara apapun yang digunakan, sepakbola selalu menghadirkan cerita unik tidak hanya di dalam lapangan, tapi juga di luar lapangan. Melalui keterlibatan dalam penanganan Corona, sepakbola seolah menunjukkan kepada kita bahwa nilai-nilai kemanusiaan wajib dijunjung tinggi. Semoga saja, wabah Corona ini segera berakhir dan sepakbola Indonesia kembali bergulir. Percayalah bahwa setiap hujan pasti akan reda.

Komentar
Penulis merupakan bucin sepakbola yang memiliki akun Twitter dan Instagram bernama @abdee_mawur. Saat ini sedang mengerjakan Tesis demi menuntaskan studi di Magister Manajemen Universitas Sriwijaya Program Beasiswa Kemenpora RI 2018. Penulis masih terus bermimpi Indonesia menjadi Tuan Rumah Piala Dunia senior di rentang tahun 2030-2040.