Keputusan Nico Rosberg untuk mundur dari Formula 1 pada akhir 2016 lalu memang mengejutkan. Tak seperti Filipe Massa dan Jenson Button yang telah mengumumkan rencana pensiun jauh-jauh hari, sebelumnya tak ada kabar yang berembus bahwa Rosberg akan mundur dari ajang balap jet darat tersebut.
Apalagi sepanjang musim Rosberg bertarung dengan rekan setimnya, Lewis Hamilton, untuk memperebutkan gelar juara musim itu.
Beberapa bintang dari berbagai cabang olahraga memang ada yang memutuskan mundur saat puncak kariernya. Dari Bjorn Borg hingga Michael Jordan, dari Eric Cantona hingga Graeme Swann.
Para atlet tersebut tidak ada menyatakan keputusan pensiun hanya beberapa hari setelah pencapaian terbaiknya. Rosberg memang beda, ia memutuskan untuk pensiun hanya lima hari setelah berhasil merengkuh gelar juara F1 musim 2016.
Friksi dengan Rosberg
“Apakah aku akan merindukan rivalitas (dengan Rosberg)? Tentu. Ini akan menjadi hal yang aneh. Menyedihkan tidak ada dia (Rosberg) lagi di tim ini musim depan,” tutur Hamilton menanggapi keputusan pensiun rekan setimnya.
Apakah ucapan dari Hamilton tersebut benar-benar jujur? Saya rasa tidak terlalu.
Hamilton sebenarnya pasti merasa lega ketika mendengar kabar rekan setimnya memutuskan untuk tidak berada di belakang setir mobil F1 lagi. Sejak musim 2013 mereka berada di bawah naungan tim Mercedes AMG Petronas setelah Hamilton memutuskan hengkang dari McLaren-Mercedes.
Pada musim ketiga mereka bersama pada 2015, Hamilton dan Rosberg mulai berseteru. Performa Rosberg yang terus meningkat dan keputusan Toto Wolff, direktur tim Mercedes AMG Petronas, yang tidak mau memberikan team order bagi kedua pembalap membuat suasana semakin memanas.
Puncaknya ketika Rosberg mengungkapkan kekesalannya kepada media setelah balapan di Amerika Serikat. Rosberg yang kala itu dikalahkan Hamilton menuduh rekan setimnya yang berasal dari Inggris itu terlalu agresif dan terlalu berbahaya. Musim itu berakhir dengan Hamilton sebagai juara dunia meninggalkan Rosberg di tempat kedua.
Tahun lalu, perseteruan mereka berlanjut. Memang tidak ada perang kata-kata yang dimuat di media, namun gestur mereka di dalam maupun di luar lintasan memperlihatkan apa yang terjadi sebenarnya. Insiden di dalam lintasan dimulai saat seri kelima yang diadakan di Spanyol.
Berstatus sebagai peraih podium pertama di empat seri sebelumnya, Rosberg mengincar kemenangan kelimanya. Namun sayang, mobil Hamilton yang tergelincir setelah sempat keluar dari lintasan menabrak mobil Rosberg.
Keduanya gagal finis pada seri tersebut. Terlihat sesaat Rosberg melampiaskan kekesalannya setelah keluar dari kokpit mobilnya setelah terjadinya insiden.
Insiden kembali terjadi empat seri kemudian saat balapan diadakan di Austria. Rosberg masih memimpin saat lap terakhir hingga Hamilton mengejarnya dan wheel-to-wheel saat akan memasuki tikungan keempat.
Di tikungan tersebut, Rosberg yang berada di bagian dalam enggan memperlambat mobilnya hingga akhirnya sayap depan mobilnya menyenggol mobil Hamilton. Atas insiden tersebut, Rosberk dikenai penalti 10 detik yang membuatnya gagal naik podium sementara Hamilton berada pada pada podium pertama.
Setelah insiden tersebut, Rosberg dan Hamilton bergantian memuncaki klasemen. Sampai pada seri terakhir di Abu Dhabi, Rosberg berhasil meraih gelar setelah finish satu posisi di bawah Hamilton yang saat itu memenangi seri Abu Dhabi.
Suasana canggung terjadi sesaat sebelum penyerahan trofi. Hamilton dan Rosberg yang berada di satu ruangan tidak saling bertegur sapa dan malah berjauh-jauhan. Hamilton tidak terlihat memberikan selamat kepada Rosberg ketika itu. Kejadian yang menyiratkan friksi di antara mereka selama satu musim penuh.
Berseteru dengan Alonso
Bukan kali pertama Hamilton berseteru dengan pembalap lain. Pada musim 2007, Hamilton yang ketika itu menjadi rookie berseteru dengan rekan setimnya di McLaren-Mercedes, Fernando Alonso. Perseturuan ini melibatkan pihak tim McLaren-Mercedes.
Friksi di antara mereka bermula ketika seri Monaco. Hamilton diberi perintah untuk masuk pit padahal bensinnya masih cukup untuk beberapa putaran lagi. Hal ini menyebabkan Hamilton gagal menjuarai seri tersebut.
Sebenarnya kejadian tersebut disebabkan oleh kesalahan perhitungan dari tim teknis, tetapi Hamilton menuduh McLaren-Mercedes memberlakukan team order yang saat itu dilarang oleh FIA. Tuduhan tersebut membuat tim asal Inggris itu diinvestigasi oleh FIA.
Pada seri Malaysia, Hamilton lagi-lagi diberi perintah untuk masuk pit saat pit lane ditutup yang membuat pembalap asal Inggris tersebut mendapat penalti. Bukannya bersimpati atas penalti yang diterima Hamilton, Alonso malah terkesan mengejek dengan menyombongkan diri bahwa dirinya lebih beruntung daripada kompatriotnya.
Perseteruan berlanjut saat kualifikasi seri Hungaria. Pihak tim telah memberikan keputusan untuk mendahulukan Alonso untuk memulai kualifikasi.
Namun saat kualifikasi dimulai, Hamilton menolak untuk membiarkan Alonso memasuki lintasan terlebih dahulu. Alonso yang kesal membalas aksi Hamilton dengan mencegatnya di pit lane. Hal ini membuat Alonso diganjar sanksi.
Beberapa jam sebelum balapan dimulai, Alonso mengancam timnya sendiri akan menyebarkan dokumen rahasia tentang pencurian hak intelektual tim Ferrari oleh tim McLaren-Mercedes jika Ron Dennis, bos McLaren-Mercedes saat itu, tidak dapat mengatur sikap Hamilton.
Ketika itu, McLaren-Mercedes memang sedang dinvestivigasi terkait kepemilikan 780 lembar kekayaan intelektual milik tim Ferrari yang diduga didapat secara ilegal.
Kemarahan Alonso berlandaskan tuduhan bahwa tim yang ia bela menganakemaskan Hamilton. Ia pernah berucap, “Saya memiliki rekan dari Inggris di sebuah tim asal Inggris dan dia melakukan tugasnya dengan baik. Kita semua tahu mereka mendukung dan membantunya, saya mengerti itu sejak awal.”
Tuduhan Alonso bukan tanpa alasan. Ron Dennis pernah melakukan blunder setelah balapan di Shanghai dengan mengatakan bahwa “Kami bukan mengejar Kimi (Raikkonen), kami sebenarnya mengejar Alonso.”
Saat itu Hamilton yang berada di posisi tiga di belakang Alonso dan Raikkonen tidak berusaha mengejar Raikkonen yang berada di posisi pertama tetapi malah cukup puas dengan hanya menarget Alonso. Sebelum itu, terjadi insiden juga di seri Belgia ketika Alonso memaksa Hamilton keluar dari lintasan saat berada di tikungan.
Perseteruan antara Alonso dan Hamilton ini menyebabkan performa McLaren-Mercedes musim itu kacau balau. Di akhir musim, Alonso memutuskan kembali ke Renault karena tidak betah satu tim dengan Hamilton. Sementara Hamilton bertahan hingga 2013 sebelum ia pindah ke Mercedes AMG Petronas.
Rival masa depan
Setelah perseteruan dengan Alonso mereda dan Rosberg sudah memutuskan pensiun, Hamilton saat ini tak mempunyai rivalitas yang panas lagi. Namun, calon rival tersebut sudah ada walaupun belum ada gesekan antara mereka.
“Perkenalkan, ini Max. Dia baru saja lulus sekolah,” ucap Daniel Ricciardo saat memperkenalkan rekan setimnya kepada wartawan beberapa hari yang lalu.
Ya, calon rival Hamilton tersebut bernama Max Verstappen. Pembalap 19 tahun yang sudah dua musim menyetir jet darat bahkan sebelum mempunyai lisensi mengemudi.
Pemuda asal Belanda yang memegang rekor sejarah sebagai pembalap termuda di F1, pembalap termuda yang memimpin lomba, pembalap termuda yang naik podium, dan pembalap termuda yang pernah menjuarai seri balapan F1 setelah diuntungkan oleh insiden tabrakan antara Hamilton dan Rosberg di Spanyol.
PIC OF THE DAY: 18 year old Max Verstappen with his first winners’ trophy! #SpanishGP #F1 pic.twitter.com/2gc2lL9KEc
— Sportitude 10 (@Sportitude10) May 15, 2016
Remaja yang dijuluki “Mad Max” karena gaya membalapnya yang sangat agresif.
Dengan segala kemampuan istimewa yang dimiliki Verstappen dan catatan buruk Hamilton yang sering berseteru dengan rivalnya, sangat mungkin ia berseteru dengan Hamilton musim ini.
Namun jika Hamilton berseteru dengan Verstappen, pembalap asal Inggris itu tidak akan menjadi orang pertama yang berseteru dengan remaja yang baru saja lulus sekolah tersebut karena Verstappen telah terlebih dahulu berseteru dengan Sebastian Vettel.