Seakan tidak puas dengan menyaksikan pertandingan, kita sebagai penggemar sepak bola juga terkadang mencari highlights atau cuplikan pertandingan di televisi. Hal ini biasanya dilakukan untuk mencari jawaban terkait bagaimana kesebelasan mereka dapat memenangi atau kalah dalam suatu pertandingan.
Potongan-potongan pertandingan tersebut juga ditambahkan dengan beberapa visualisasi terkait analisis pertandingan yang dikemas sedemikian rupa. Sayangnya di Indonesia belum ada program highlights sepak bola yang selain memutarkan cuplikan pertandingan, juga disertai dengan analisis berupa visual yang kreatif.
Di Britania Raya, salah satu acara program sepak bola yang bisa dikatakan terbaik adalah Match of the Day (MOTD). Acara yang ditayangkan oleh kanal BBC ini tidak hanya menayangkan cuplikan pertandingan liga Inggris saja tetapi juga disertai dengan analisis yang dilakukan para punditnya selepas pertandingan.
Acara yang dibawakan oleh mantan kapten Inggris Gary Lineker ini juga menambahkan beberapa fitur lain seperti On This Day, My Team (membahas kehidupan seorang suporter) serta 2 Good 2 Bad (seperti rubrik Extra Time dalam program sepak bola di televisi swasta Indonesia). Selain itu, mereka juga selalu mengadakan voting untuk memilih gol terbaik setiap bulannya.
Sebenarnya BBC bukanlah stasiun televisi resmi yang memegang hak siar pertandingan Barclays Premier League (BPL) melainkan Sky Sports dan BT Sports. Namun, seakan tidak kehabisan akal mereka pun menjadikan MOTD sebagai pemilik lisensi untuk highlights pertandingan Liga Inggris.
Musim ini sebenarnya musim terakhir MOTD sebagai pemilik lisensi sebelum akhirnya Barbara Slater selaku direktur sport BBC memperpanjang kontrak MOTD hingga musim 2018/2019.
Dengan diperpanjangnya kontrak MOTD maka pada 2019 nanti usia acara tersebut akan genap berusia 55 tahun. MOTD mengudara pertama kali pada 22 agustus 1964 dengan highlights pertamanya adalah pertandingan Liverpool melawan Arsenal. Sedangkan partai Liverpool melawan West Ham pada 1969 menjadi highlights pertama MOTD di televisi berwarna.
Pada musim 1971, MOTD menggunakan metode slow motion replay pada acaranya. Saking tuanya, program tersebut pun memperoleh penghargaan dari Guiness Book Of Record sebagai program acara sepak bola terlama yang pernah mengudara di dunia. Salah satu penghargaan tertinggi yang diperoleh oleh MOTD.
Selama pagelaran MOTD, salah satu momen yang paling diingat adalah kejadian di partai pembuka Premier League 1995/1996. Ketika itu Manchester United yang di pekan pembuka menghadapi Aston Villa memainkan Gary dan Phil Neville, Nicky Butt, serta Paul Scholes yang masih sangat muda.
United saat itu kalah dengan skor 3-1. Alan Hansen yang saat itu menjadi pandit MOTD pun mengucapkan kalimat “you can’t win anything with kids.” Legenda Liverpool itu kemudian menelan ludahnya sendiri karena pada akhir musim anak-anak muda asuhan Sir Alex Ferguson meraih double winners (liga dan FA Cup). Kalimat tersebut kemudian menjadi olok-olokan para pendukung United kepada legenda Liverpool tersebut.
Keunikan lain dari acara ini adalah adanya freelance commentators. Adanya komentator yang bekerja secara lepas ini cukup membantu bagi kinerja si komentator utama dan juga bagi BBC dan MOTD sendiri.
Beberapa komentator freelance antara lain adalah Dan O Hagan, Conor Mcnamara, John Roder, Martin Fisher, Allistair Main, dan masih banyak lagi. Mereka yang disebutkan tadi sudah berpengalaman membawakan beberapa pertandingan Liga Inggris.
Selain itu, MOTD juga pernah mengumumkan Jacqui Oatley sebagai komentator wanita pertama di MOTD pada 2007.
Salah satu komentator yang paling terkenal di MOTD adalah John Motson. Kakek bergelar OBE ini sudah menjadi komentator di MOTD sejak 1971. Suaranya yang serak menjadi ciri khas dari kakek 70 tahun ini. Dirinya pun menjadi satu dari sekian komentator tertua yang masih eksis hingga sekarang bersama John Helm dan Martyn Tyler.
Meskipun sudah memasuki usia setengah abad lebih, program ini pun tidak lepas dari kritik. Kritik yang pernah diberikan adalah para pandit MOTD merupakan mantan pemain yang justru hadir dari klub medioker.
Beberapa pundit yang bisa dikatakan memiliki nama besar saat ini di MOTD hanayalah Alan Shearer, Ian Wright, Martin Keown, serta Gary Lineker sebagai pembawa acara. Selain nama-nama tersebut, para pengamat sepak bola yang mengisi acara tersebut kebanyakan datang dari pemain medioker seperti Danny Murphy, Kevin Kilbane, Jermaine Jenas, bahkan Jason Roberts.
Sosok Phil Neville pun tidak lepas dari kritik. Dirinya menjadi pembicaraan banyak orang karena saat menjadi pundit MOTD musim lalu, dirinya menyejajarkan sosok Luke Shaw dengan Gareth Bale. Tak pelak mantan pemain Manchester United yang sekarang telah menjadi asisten pelatih di Valencia inipun menjadi sasaran olok-olokan para pemirsanya.
Meskipun sering mendapatkan kritik, MOTD membuktikan bahwa dirinya mampu berdiri tegak sebagai program highlights pertandingan terbaik di Inggris mengalahkan beberapa saingannya macam Monday Night Football. Kreativitas mereka dalam memberikan efek visual dalam menyampaikan analisis pertandingan serta kecakapan Gary Lineker dalam membawa acara menjadi nilai tersendiri bagi MOTD.
Selain itu, musik pembuka dari acara tersebut pun sangat easy listening dan mudah untuk diingat. Bukan tidak mungkin acara tersebut akan bertahan lama dan tidak akan berhenti sampai usia 55 tahun saja.