Mikel Oyarzabal: Ikon Baru di Anoeta

La Liga Spanyol musim 2020/2021 terlihat berbeda dibanding biasanya. Pasalnya, dua tim langganan juara, Barcelona dan Real Madrid, sama-sama sedang dijangkiti inkonsistensi penampilan sehingga mereka keteteran buat nangkring di papan atas. Situasi demikian dimanfaatkan betul oleh Atletico Madrid dan Real Sociedad untuk merangsek dan meramaikan bursa juara.

Jika Atletico selama ini memang jadi salah satu penantang utama Barcelona dan Madrid, maka lain halnya dengan Sociedad. Kesebelasan yang berasal dari kawasan San Sebastian ini hanyalah klub yang lebih akrab dengan papan tengah.

Dalam rentang satu dasawarsa terakhir, capaian terbaik mereka di La Liga adalah posisi empat pada musim 2012/2013 lalu. Setelahnya, posisi akhir mereka di klasemen naik turun dan tak pernah lagi menjejak empat besar.

Walau statusnya bukan klub raksasa, Sociedad menawarkan sesuatu yang menarik di musim ini. Kedatangan David Silva sebagai penggawa anyar tentu mengubah kekuatan tim. Di luar itu, masih ada winger lincah Mikel Oyarzabal yang performanya kian mengilap dan selalu jadi tumpuan sang entrenador, Imanol Alguacil.

Pemuda kelahiran Eibar, 21 April 1997, tersebut menjelma sebagai bintang baru bagi publik Stadion Anoeta kendati usianya baru 23 tahun. Oyarzabal bahkan bertengger sebagai pencetak gol terbanyak La Real saat ini lewat gelontoran 7 gol. Ia unggul dari sejumlah langganan El Pichichi semisal Karim Benzema dan Lionel Messi.

Sebagai orang asli Basque, Oyarzabal mengawali karir juniornya bersama SD Eibar. Performa bagusnya lantas mendapat perhatian tim pemandu bakat klub kawasan Basque lainnya, Athletic Bilbao dan Real Sociedad. Namun keluarganya yang merupakan fans berat Sociedad, bikin dirinya memilih bergabung ke tim tersebut medio 2011 silam.

BACA JUGA:  Ego Messi, Sumber Keterpurukan Barcelona

Empat tahun mengasah kemampuannya di akademi, pada Oktober 2015 – Oyarzabal yang saat itu masih berusia 18 tahun – mendapatkan debut profesional pertamanya di La Liga saat masuk sebagai pemain pengganti dalam laga melawan Levante dengan menggantikan Carlos Vela. Pada musim tersebut, Oyarzabal bermain dalam 22 penampilan pertandingan seraya mengukir 6 gol dan 2 asis.

Perlahan namun pasti, Oyarzabal mulai menunjukkan talenta dan kematangannya dalam bermain. Ditambah dengan kepergian Vela serta pensiunnya legenda klub, Xabi Prieto, memberi ruang kepadanya untuk bermain secara kontinyu bersama tim utama. Keadaan ini pula yang bikin ia merasakan penampilan ke-100 bersama Sociedad pada Oktober 2018 lalu.

Kegemilangan Oyarzabal di musim ini merupakan lanjutan aksi ciamiknya pada musim kemarin. Bermain di 37 pertandingan, ia mengepak 10 gol dan 11 asis di ajang La Liga serta membantu Sociedad finis di peringkat keenam sekaligus mengunci satu tempat di kejuaraan Liga Europa.

Apiknya penampilan Sociedad membuat Oyarzabal kini didapuk sebagai ikon anyar klub. Ia bahkan sudah mewarisi nomor punggung keramat 10 dari Xabi Prieto yang pensiun di akhir musim 2018/2019 lalu. Tim nasional Spanyol pun memanfaatkan grafik bagus penampilan Oyarzabal dengan terus memanggilnya.

Pada tahun 2017 dan 2019 kemarin, ia sempat turun di ajang Piala Eropa U-21. Kegetiran dicecapnya saat tumbang dari Jerman di babak final pada edisi pertama. Namun hal itu melambungkan motivasinya agar sukses di gelaran kedua. Benar saja, Spanyol yang dimotori Oyarzabal berhasil melakukan revans dari Jerman di final 2019.

Tak cuma membela timnas junior, Oyarzabal juga sudah dipercaya membela timnas senior. Debutnya bahkan didapat pada 29 Mei 2016 lalu melawan Bosnia-Herzegovina pada laga persahabatan.

BACA JUGA:  Mereka yang Terlupakan dari Gemerlap La Liga

Sekarang, Oyarzabal masuk ke dalam proyek masa depan La Furia Roja bersama nama-nama penggawa muda potensial lain seperti Jose Gaya, Rodri, dan Fabian Ruiz.

Seiring dengan namanya yang naik daun, Oyarzabal semakin kerap dikaitkan dengan tim-tim besar. Atletico disebut-sebut sempat mengincarnya sebagai suksesor Antoine Griezmann yang hijrah ke Barcelona.

Pelatih Manchester City, Pep Guardiola, konon jatuh hati pada kemampuannya dan ingin memboyongnya ke Stadion Etihad (walau kemudian menjatuhkan pilihan kepada Ferran Torres). Di luar tim-tim tersebut, terselip juga nama Barcelona dan Bayern Munchen sebagai peminat.

Akan tetapi, Oyarzabal justru lebih senang bertahan di Sociedad (setidaknya untuk saat ini) setelah menerima pepranjangan kontrak sampai musim panas 2024 mendatang.

Gaji yang diterimanya, 36 ribu Euro per pekan, bahkan menjadikannya sosok dengan gaji termahal kedua di klub setelah Silva. Kepercayaan Sociedad terhadapnya tampak semakin besar usai menunjuk Oyarzabal sebagai wakil kapten tim.

Menjadi ikon dari sebuah klub papan tengah memang cukup eksepsional bagi pemain muda sekelas Oyarzabal. Namun godaan uang, popularitas, dan terutama prestasi, bakal terus menghantuinya andai hal-hal tersebut gagal ia rasakan bersama Sociedad.

Apalagi fans sepakbola masa kini punya tipikal yang amat penuntut. Hebat tidaknya Oyarzabal bakal ditentukan oleh keberaniannya bermain bagi kesebelasan raksasa di Spanyol maupun Eropa. Walau begitu, saya pribadi berharap jika Oyarzabal tak gegabah dalam mengambil keputusan sebab kariernya yang akan jadi pertaruhan.

Komentar
Seorang penggemar Real Madrid yang sedang menjalani masa kuliah di Universitas Negeri Surabaya. Dapat dihubungi di akun Twitter @RijalF19.